Goodle Doodle Mengenang Aminah Cendrakasih, Aktris Senior Pemeran Mak Nyak di Film Si Doel

Google merayakan hari lahir mendiang aktris senior, Aminah Cendrakasih hari ini, Senin (29/1/2024). Melalui Google Doodle, ilustrasi pemeran Lela dalam film Si Doel Anak Sekolahan tersebut menghiasi tampilan beranda. Sosoknya ditampilkan seolah muncul dari tv jadul bersama karangan bunga di sisinya.  

Mengutip dari laman resminya, Google memberikan apresiasi tertinggi untuk Aminah Cendrakasih sebagai entertainer Asia Tenggara paling produktif dan populer pada masanya. Sepanjang kariernya selama 5 dekade di industri perfilman tanah air, wanita kelahiran Magelang tersebut muncul hampir di 120 film.

"Selamat ulang tahun, Aminah Cendrakasih! Semoga film dan acara yang dibintangi anda terus menyenangkan pemirsa di seluruh dunia,” tulis Google. 

Baca juga: Aminah Cendrakasih Pemeran Mak Nyak di Si Doel Anak Sekolahan Tutup Usia

Sebagai informasi, Google Doodle merupakan event khusus dari Google untuk memperingati sesuatu, seperti hari peringatan nasional dan internasional, prestasi dan ulang tahun tokoh berpengaruh, dan lainnya. Google Doodle ditandai dengan perubahan tampilan pada laman depan mesin pencariannya. Hari ini Google merayakan Aminah Cendrakasih, yuk simak profil lengkapnya!
 

1. Sosok Aminah Cendrakasih

Aminah Cendrakasih lahir di Magelang, Jawa Tengah, pada 29 Januari 1938 dan telah berpulang pada 21 Desember 2022 di usia ke 84. Ayahnya adalah Husin Nagib seorang komedian, sementara ibunya Wolly Sutinah adalah seorang aktris. Pada 1959 dia menikah dengan Idris Permana dan dikaruniai tujuh anak, lima laki-laki dan dua perempuan. Setelah beberapa tahun menjalani pernikahan, suaminya berpulang pada 1986.
 

2. Awal Karier di Industri Perfilman

Aminah Cendrakasih mengikuti jejak orang tuanya berkarir di dunia hiburan. Dia membuat penampilan debutnya lewat Oh, Ibuku (Oh, Ibuku) pada 1955, yang merupakan bagian I dari film Gadis Tiga Djaman yang bersambung ke Puteri Revolusi) produksi Garuda Film dan Semeru Film di bawah pengarahan sutradara Ali Yugo.

Di tahun yang sama, Aminah berakting bersama ibunya sendiri di Gambang dari Semarang. Sampai akhirnya dia dipercaya melakoni peran utama pertamanya bersama dengan Lies Noor dalam Ibu dan Putri (Ibu dan Putri) yang disutradari Ha van Wu. 
 

3. Film Terbaik yang Mendongkrak Kariernya

Film terbaik yang dibintangi Aminah Cendrakasih adalah Serampang 12 (1956), sebuah film tentang tari yang dibalut kisah cinta. Kariernya langsung meroket setelah berperan sebagai Mawan dalam film tersebut. Selanjutnya dia banyak membintangi karya-karya film lainnya seperti Konsepsi Ajah, Anakku Sajang, Pak Prawiro, Tjambuk Api, dan lainnya. 

Namanya pernah menghilang setelah membintangi film Habis Gelap Terbitlah Terang, diketahui saat itu Aminah menikah dengan suaminya. Barulah pada 1970 sosoknya muncul kembali dengan membintangi berbagai judul film dan sinetron seperti Rumah Masa Depan 1984—1985 dan Si Doel Anak Sekolahan 1994—1997 yang disutradarai Rano Karno.
 

4. Peran Mak Nyak dalam Film Si Doel Anak Sekolahan

Karakter Mak Nyak yang dilakoni Aminah Cendrakasih sangat ikonik di hati penonton. Mak Nyak sebetulnya bernama Nurlela atau Lela panggilannya. Tetangganya, Karyo (Basuki), biasa memanggilnya Mak Nyak akhirnya semua orang turut memanggilnya dengan julukan itu.

Lela adalah Ibu dari Doel dan Atun sekaligus istri Babe Sabeni. Sehari-harinya, dia menjadi ibu rumah tangga yang juga mengelola sebuah warung kecil di halaman rumahnya. Lela adalah anak pertama dari empat bersaudara, Mandra merupakan adiknya yang paling bungsu. 

Baca juga: Profil & Film Populer yang Dibintangi Aminah Cendrakasih Semasa Hidupnya
 

5. Penghargaan Tertinggi untuk Aminah Cendrakasih

Sejak 1955 sampai 1989, Aminah Cendrakasih sudah membintangi sekitar 101 film, baik sebagai pemeran utama maupun peran pembantu. Atas pengabdiannya yang begitu lama di dunia film, Aminah Cendrakasih mendapat Penghargaan Kesetiaan Profesi Keartisan dari Dewan Film Nasional pada 1992. Aktingnya yang memukau juga membuatnya memenangkan dua Lifetime Achievement Awards dari Festival Film Bandung dan Penghargaan Film Indonesia. 

Editor: Fajar Sidik