Lukisan Mona Lisa karya dari Leonardo da Vinci (Sumber gambar: pexels/ Gantas Vaičiulėnas)

Aktivis Melempar Sup ke Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre

29 January 2024   |   09:18 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Pelemparan terhadap karya seniman maestro dunia kembali terjadi. Kali ini, lukisan yang sangat terkenal dari Leonardo da Vinci di Louvre Museum, yakni Mona Lisa yang menjadi sasaran. Pengunjung melempar sup ke lukisan tersebut untuk menyuarakan protesnya tentang isu pangan.

Video aksi pelemparan itu menyebar luas di media sosial, salah satunya adalah Twitter. Dalam video tersebut terlihat dua orang wanita menyiramkan sup ke lukisan Mona Lisa. Lantas, mereka menunjukkan tulisan Riposte Alimentaire di kaos yang digunakan dan berorasi. 

Baca juga: Cerita di Balik Lukisan Claude Monet yang Dilempar Kentang Tumbuk oleh Aktivis

Tidak lama kemudian, petugas datang untuk menutupi aksi kedua wanita tersebut di dalam Museum Louvre. Dikutip dari unggahan akun Riposte Alimentaire, yakni @riposte_alim, tindakan penyiraman itu dilakukan pada Minggu, 28 Januari 2024 pukul 10.00 waktu setempat.

“2 Warga yang terlibat dalam kampanye Riposte Alimentaire baru, menyiram lukisan Mona Lisa yang terkenal di dunia, yang dipamerkan di Museum Louvre, dengan sup,” demikian tertulis.

Akun itu juga menuliskan bahwa kedua wanita itu adalah Sasha yang berusia 24 tahun dan Marie Juliette yang telah berumur 63 tahun. Mereka berdua menuntut pembentukan jaminan sosial pangan berkelanjutan lewat aksi non-kekerasan tersebut.

Riposte menjelaskan bahwa di Prancis, satu dari tiga orang harus melewatkan makan karena kekurangan uang. Namun, pada saat yang sama, ada 20 persen makanan yang terbuang.

“Para petani terhimpit oleh tekanan distribusi massal, sehingga membuat mereka menjual rugi,” tulisnya.

Di sisi lain, industri pertanian pangan meningatkan marjin menjadi 48 persen pada tahun lalu. Keuntungan berlebihan itu dituding menjadi penyebab inflasi naik sebesar dua pertiga.

Pada saat yang sama, perjanjian perdagangan bebas Eropa menciptakan kondisi persaingan tidak sehat antara pertanian dalam negeri dan produk luar negeri yang tidak memenuhi standar minimum ekologi dan sosial.

Aksi Serupa
Dalam catatan Hypeabis.id, aksi aktivis yang menyerang Mona Lisa bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, karya dari Leonardo da Vinci ini juga dilempar kue oleh salah seorang pengunjung.

Pada saat itu, seorang pria di kursi roda yang menggunakan wig atau rambut palsu. Para tamu di dalam museum terkejut lantaran pelaku yang duduk di kursi roda tiba-tiba berdiri dan melemparkan kue ke arah lukisan Mona Lisa.

Serangan terhadap Mona Lisa, baik yang baru atau pernah terjadi tidak berpengaruh karena karya tersebut mendapatkan perlindungan kaca anti peluru.

Dikutip dari laman Museum Louvre, penyelenggara telah memamerkan Mona Lisa dalam kotak kaca pelindung sejak 2005. Ada beberapa alasan museum memberikan perlakuan khusus terhadap karya tersebut.

Pertama adalah untuk menjamin keamanannya. Kedua, sebagai bentuk konservasi mengingat Mona Lisa dilukis oleh Leonardo da Vinci di atas kayu poplar yang telah melengkung selama bertahun-tahun, sehingga muncul retakan. Penggunaan wadah kaca merupakan bentuk untuk mencegah kerusakan lebih lanjut lantaran suhu dan kelembapannya dapat diatur.

Meseum Louvre memamerkan lukisan berjudul Mona Lisa di Salle des Etats yang merupakan ruang terbesar. Senyuman dalam karya tersebut sangat terkanal lantaran penuh teka-teki dan telah memikat penikmat karya selama berabad-abad.

Raja Francois I adalah salah satu pengagum karya tersebut. Pada 1518, sang raja mengundang Lenoardo da Vinci ke Prancis dan membeli lukisan tersebut. Mona Lisa menjadi salah satu koleksi kerajaan yang dipamerkan di Louvre sejak revolusi Prancis.

Mona Lisa adalah lukisan potret paling terkenal di dunia. Karya ini memperlihatkan seorang wanita bernama Lisa Gherardini, yakni istri seorang pedagang sutra Florentine Francesco del Giocondo.

Lukisan itu memiliki latar belakang pemandangan dari jarak jauh. Sementara sang wanita yang menjadi objek menatap ke arah para pengunjung dengan senyuman yang penuh teka-teki bagi penikmatnya.

Salah satu keistimewaan lukisan ini adalah teknik sfumato Leonardo da Vinci, yakni penggunaan kaca untuk menciptakan efek 'berasap'. Lukisan itu juga memiliki kontur dan kontras yang halus.

Baca juga: Duh Lukisan Van Gogh Dilempar Sup Tomat, Ada Apa Ya?

Leonardo juga berhasil memotret pengasuh yang menoleh ke arah penikmat seni dengan gerakan alami yang membuat lukisan itu terlihat menjadi hidup.


Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Spy x Family Code: White Tayang di Indonesia 7 Februari 2024, Cek Sinopsisnya

BERIKUTNYA

Rangkuman Laga Indonesia vs Australia, Tampil Prima Meski Telan Kekalahan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: