Pura-pura Jadi Lansia, Lukisan Mona Lisa Dilempar Kue oleh Pengunjung
30 May 2022 |
18:04 WIB
Yudi Supriyanto
Jurnalis Hypeabis.id
Lukisan Mona Lisa di Museum Louvre, Paris, Prancis kembali mendapatkan serangan. Kali ini, lukisan tersebut diserang oleh seseorang dengan kue meskipun tidak sampai kena lukisan lantaran karya Leonardo da Vinci tersebut telah dilengkapi kaca pelindung.
Dilansir dari Marca, para saksi menuturkan pelaku serangan adalah seorang pria di kursi roda yang menggunakan wig atau rambut palsu. Para tamu di dalam museum terkejut lantaran pelaku yang duduk di kursi roda tiba-tiba berdiri dan melemparkan kue ke arah lukisan Mona Lisa.
Mengetahui ada serangan terhadap lukisan tersebut, masih dalam Marca, para petugas keamanan museum pun segera bertindak untuk mengeluarkan pria tersebut dari ruangan. Adapun tamu-tamu lain yang harus terus-menerus mengabadikan kejadian tersebut tanpa henti.
Lukisan yang dibuat oleh Lenoardo da Vinci pada 1503 dan 1519 tersebut tidak terpengaruh apa pun meskipun dilempari kue. Kondisi ini dapat terjadi lantaran terdapat kaca pengaman yang melindungi lukisan Mona Lisa.
Serangan terhadap lukisan Mona Lisa bukan merupakan serangan yang baru pertama kali terjadi dalam keberadaannya. Upaya untuk merusak atau mencuri lukisan di atas kanvas berukuran 77 x 53 sentimeter (cm) telah dilakukan oleh sejumlah pihak.
Pada 1950an, seorang pria pernah menyerang lukisan itu dengan asam sulfat. Tidak hanya itu, seorang siswa bahkan pernah memukul lukisan wanita yang tengah tersenyum tersebut dengan sebuah batu.
Sementara pada 1974, seorang wanita di kursi roda bahkan menyerang lukisan itu dengan menyemprotkan cat merah di kursi rodanya. Saat itu, lukisan Mona Lisa tengah berada di sebuah pameran di Tokyo, Jepang.
Alasan sang wanita menyerang lantaran merasa tidak puas dengan akses untuk menggapai lukisan tersebut. Kemudian pada 2009, seorang turis asal Rusia melemparkan secangkir teh terhadap lukisan Mona Lisa pada musim panas.
Karya itu bahkan pernah hilang akibat dicuri oleh seseorang pada 1911 atau lebih dari satu abad lalu. Akibat pencurian tersebut, lukisan Mona Lisa hilang selama hampir 3 tahun.
Tidak hanya mendapatkan serangan, lukisan Mona Lisa juga kerap ditiru atau dipalsukan. Dilansir dari laman balai lelang Christies, salah satu tiruan Mona Lisa bernama The Hekking Mona Lisa – yang terjual dengan harga cukup fantastis.
Masih dalam laman Christies, The Hekking Mona Lisa di lelang yang berlangsung pada 11-18 Juni 2021 bahkan terjual berpuluh-puluh kali lipat dari perkiraaan. Lukisan tiruan tersebut mampu terjual seharga 2,9 juta euro, sementara perkiraannya hanya 200.000 – 300.000 euro.
Balai lelang Christie menyebutkan karya The Hekking Mona Lisa dan sejarahnya menggambarkan daya tarik yang selalu dimiliki Mona Lisa dan aura Leonardo da Vinci. Karya seni seni ini adalah karya yang spektakuler dengan sejarah dan kualitas eksekusi yang luar biasa.
Pierre Etienne, International Director of Old Master Paintings, berkata bahwa seni itu menantang, mempesona, dan terkadang mengobsesi.
“Dia [lukisan Mona Lisa] adalah impian seorang pria dengan passion seni. Dia adalah idealnya. Raymond Hekking adalah pembela setianya di antara sejarawan seni dan media dunia pada 1960-an. Dia akan menjadi Muse-nya, dia akan menjadi penyairnya,” tambahnya.
Lukisan tersebut dinamai The Hekking Mona Lisa sesuai dengan pemiliknya pada sekitar 1950, yakni Raymond Hekking. Hekking mendapatkan lukisan replika Mona Lisa dari pedagang barang antik di sebuah desa kecil di daerah Nice. Raymond Hekking memesona dunia dengan mencoba meragukan keaslian dokumen asli, pada panel, yang disimpan di Museum Louvre demi karyanya.
Dia mencurahkan energinya untuk mempertahankan versinya, menjadi komunikator yang tidak tertandingi, mengundang pers, televisi, dan semua media dari seluruh dunia ke desanya di Nice. Dia bahkan tidak segan-segan menantang Louvre untuk membuktikan keaslian versi Mona Lisa yang ada.
Editor: Gita Carla
Dilansir dari Marca, para saksi menuturkan pelaku serangan adalah seorang pria di kursi roda yang menggunakan wig atau rambut palsu. Para tamu di dalam museum terkejut lantaran pelaku yang duduk di kursi roda tiba-tiba berdiri dan melemparkan kue ke arah lukisan Mona Lisa.
Mengetahui ada serangan terhadap lukisan tersebut, masih dalam Marca, para petugas keamanan museum pun segera bertindak untuk mengeluarkan pria tersebut dari ruangan. Adapun tamu-tamu lain yang harus terus-menerus mengabadikan kejadian tersebut tanpa henti.
Lukisan yang dibuat oleh Lenoardo da Vinci pada 1503 dan 1519 tersebut tidak terpengaruh apa pun meskipun dilempari kue. Kondisi ini dapat terjadi lantaran terdapat kaca pengaman yang melindungi lukisan Mona Lisa.
Serangan terhadap lukisan Mona Lisa bukan merupakan serangan yang baru pertama kali terjadi dalam keberadaannya. Upaya untuk merusak atau mencuri lukisan di atas kanvas berukuran 77 x 53 sentimeter (cm) telah dilakukan oleh sejumlah pihak.
Pada 1950an, seorang pria pernah menyerang lukisan itu dengan asam sulfat. Tidak hanya itu, seorang siswa bahkan pernah memukul lukisan wanita yang tengah tersenyum tersebut dengan sebuah batu.
Sementara pada 1974, seorang wanita di kursi roda bahkan menyerang lukisan itu dengan menyemprotkan cat merah di kursi rodanya. Saat itu, lukisan Mona Lisa tengah berada di sebuah pameran di Tokyo, Jepang.
Alasan sang wanita menyerang lantaran merasa tidak puas dengan akses untuk menggapai lukisan tersebut. Kemudian pada 2009, seorang turis asal Rusia melemparkan secangkir teh terhadap lukisan Mona Lisa pada musim panas.
Karya itu bahkan pernah hilang akibat dicuri oleh seseorang pada 1911 atau lebih dari satu abad lalu. Akibat pencurian tersebut, lukisan Mona Lisa hilang selama hampir 3 tahun.
Tidak hanya mendapatkan serangan, lukisan Mona Lisa juga kerap ditiru atau dipalsukan. Dilansir dari laman balai lelang Christies, salah satu tiruan Mona Lisa bernama The Hekking Mona Lisa – yang terjual dengan harga cukup fantastis.
Masih dalam laman Christies, The Hekking Mona Lisa di lelang yang berlangsung pada 11-18 Juni 2021 bahkan terjual berpuluh-puluh kali lipat dari perkiraaan. Lukisan tiruan tersebut mampu terjual seharga 2,9 juta euro, sementara perkiraannya hanya 200.000 – 300.000 euro.
Balai lelang Christie menyebutkan karya The Hekking Mona Lisa dan sejarahnya menggambarkan daya tarik yang selalu dimiliki Mona Lisa dan aura Leonardo da Vinci. Karya seni seni ini adalah karya yang spektakuler dengan sejarah dan kualitas eksekusi yang luar biasa.
Pierre Etienne, International Director of Old Master Paintings, berkata bahwa seni itu menantang, mempesona, dan terkadang mengobsesi.
“Dia [lukisan Mona Lisa] adalah impian seorang pria dengan passion seni. Dia adalah idealnya. Raymond Hekking adalah pembela setianya di antara sejarawan seni dan media dunia pada 1960-an. Dia akan menjadi Muse-nya, dia akan menjadi penyairnya,” tambahnya.
Lukisan tersebut dinamai The Hekking Mona Lisa sesuai dengan pemiliknya pada sekitar 1950, yakni Raymond Hekking. Hekking mendapatkan lukisan replika Mona Lisa dari pedagang barang antik di sebuah desa kecil di daerah Nice. Raymond Hekking memesona dunia dengan mencoba meragukan keaslian dokumen asli, pada panel, yang disimpan di Museum Louvre demi karyanya.
Dia mencurahkan energinya untuk mempertahankan versinya, menjadi komunikator yang tidak tertandingi, mengundang pers, televisi, dan semua media dari seluruh dunia ke desanya di Nice. Dia bahkan tidak segan-segan menantang Louvre untuk membuktikan keaslian versi Mona Lisa yang ada.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.