Kala Tren BookTok di TikTok Dorong Minat Baca & Gairahkan Penjualan Buku
28 January 2024 |
13:10 WIB
TikTok memberikan pengaruh besar pada kebiasaan gaya hidup masyarakat hari ini. Platform video pendek itu diakses oleh banyak pengguna di dunia untuk beragam tujuan, mulai dari sekadar mencari hiburan, berkomunikasi, berbisnis, hingga menjadi tempat berkembangnya komunitas baca atau yang populer dengan istilah BookTok.
Tak dipungkiri, TikTok merupakan salah satu platform media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Business of Apps, pengguna TikTok pada April 2023 mencapai 1,5 miliar pengguna. Jika dihitung berdasarkan unduhan kumulatifnya, produk besutan ByteDance ini diunduh hingga 3,3 miliar kali pada 2022.
Baca juga: Keajaiban TikTok, Novel Thriller yang Terbit 11 Tahun Lalu Jadi Buku Terlaris di Amazon
Pengguna TikTok didominasi oleh kalangan anak muda. Data Business of Apps menyebut, pengguna paling banyak yakni usia 18-24 tahun yang mencapai 34,9?ri total pengguna pada 2022. Kemudian disusul usia 25-34 tahun yang tercatat sebesar 28,2 persen. Ada juga usia remaja, yakni 13-17 tahun dengan proporsi 14,4 persen.
Sementara pengguna paling sedikit yakni kelompok di atas 55 tahun, dengan proporsi 3,4?n 45-54 tahun yang sebesar 6,3 persen. Adapun, berdasarkan gendernya, pengguna perempuan tercatat lebih banyak, yakni 55?ri total pengguna pada 2022. Laki-laki tercatat sebanyak 43 persen, sedangkan gender lainnya sebesar 2 persen.
Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan pengguna TikTok terbanyak kedua di dunia, yang mencapai 113 juta pengguna pada April 2023. Sementara urutan pertama ditempati oleh Amerika Serikat, yang tercatat sebanyak 116,5 juta pengguna.
Salah satu ciri khas TikTok adalah banyaknya tren yang selalu bermunculan, dari video joget dan ocehan ala meme hingga tren yang lebih 'serius' seperti BookTok. Dengan total lebih dari 220 miliar tontonan, BookTok merupakan sebuah tren yang mampu menciptakan ruang 'sudut baca' virtual untuk penggemar buku atau mereka yang sekadar tertarik untuk membaca buku.
Melalui tren BookTok, pengguna TikTok dapat saling berbagi informasi maupun rekomendasi terkait penulis dan buku yang menarik untuk dibaca melalui video singkat dengan menggunakan teks lucu dan menarik, termasuk ulasan buku dengan penyampaian yang sederhana namun menarik.
Hal menarik lainnya tentang BookTok adalah alih-alih mengulas buku melalui perspektif akademis seperti pada umumnya, ulasan buku yang dibuat oleh pengguna TikTok malah cenderung emosional. Oleh karena itu, video-video yang dibuat memuat “reaksi mendalam” pengguna terhadap suatu buku. Entah itu menangis, menjerit, atau tertawa, para pengguna menunjukkan berbagai emosi untuk mengungkapkan kekaguman maupun mengecewakannya terhadap seorang penulis atau buku.
Ulasan buku yang ekspresif melalui TikTok tidak hanya menarik perhatian pengguna yang berlokasi di halaman For You Page, tetapi juga memberikan pengguna lain kesempatan mencari dan mendapatkan rekomendasi buku dengan lebih mudah. Dibandingkan dengan Goodreads atau pencarian sederhana melalui Google, algoritma di BookTok menampilkan berbagai genre melalui slogan unik dan menarik.
Tak hanya komunitasnya yang terus tumbuh, tren BookTok pun rupanya terbukti memainkan peran penting dalam meningkatkan minat anak muda khususnya Generasi Z untuk membaca. Penelitian yang dilakukan oleh Publisher Association pada November 2022 menemukan bahwa 59 persen dari 2.000 anak berusia 16-25 tahun mengatakan bahwa BookTok telah membantu mereka menemukan minat membaca.
Penelitian yang dilakukan di Inggris itu juga menemukan bahwa BookTok atau influencer buku secara signifikan mempengaruhi audiens terhadap pilihan buku bacaan. Sebanyak lebih dari setengah atau 55 persen responden mengaku mereka mengandalkan platform TikTok untuk mencari rekomendasi buku bacaan.
Selain itu, tujuh dari 10 atau sebanyak 68 persen responden mengatakan bahwa BookTok telah mendorong mereka untuk membaca buku yang akan mereka miliki, serta 38 persen lainnya mengaku memberikan rekomendasi bacaan kepada keluarga dan teman berdasarkan BookTok.
Di samping itu, pengaruh BookTok juga memungkinkan Gen Z untuk terhubung dengan rekan-rekan mereka dan menciptakan komunitas berbasis tentang apa yang mereka baca. Hampir satu dari lima atau 19 persen responden mengatakan mengikuti tagar BookTok yang membantu mereka menemukan komunitas baca, dan 16 persen lainnya melaporkan bahwa mereka mendapatkan teman baru melalui BookTok.
Kepala Eksekutif Publisher Association Dan Conway mengatakan pihaknya senang dan antusias melihat fenomena BookTok yang menyulut kecintaan membaca pada generasi muda. Membaca, lanjutnya, bisa sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebahagiaan serta merupakan cara bagi segala usia untuk terhubung dengan minat yang sama.
"Penerbit sepenuhnya menerima tren ini dan sungguh menarik bahwa ini adalah fenomena digital yang dirasakan langsung di kalangan masyarakat," katanya.
Tak hanya mendorong minat baca, tren BookTok juga rupanya menggairahkan kembali penjualan buku di toko fisik. Laporan survei itu menyebutkan bahwa hampir setengah atau 49 persen responden mengaku mengunjungi toko buku fisik untuk membeli buku yang telah mereka lihat di BookTok.
Pada laporan yang lain dari Barnes & Noble misalnya, menyebutkan bahwa terjadi kenaikan penjualan buku sebesar 14 persen pada 2020, tahun yang disebut dimulainya tren BookTok menurut The New York Times. Hal serupa juga terjadi pada raksasa penerbitan Penguin Random House, yang menjalin kemitraan promosi dengan platform TikTok #BookTok pada bulan September 2022.
Secara tidak langsung, kehadiran BookTok membantu penerbit dan penulis untuk mempromosikan bukunya kepada masyarakat. Tidak hanya dengan cara pemasaran yang kreatif, unggahan video juga merupakan metode yang singkat namun efektif. Misalnya, novel dewasa muda They Both Die at the End yang ditulis oleh Adam Silvera pada 2017, diuntungkan dari tren ini.
Buku tersebut naik daun dan meraih puncak daftar buku fiksi remaja dengan lebih dari 4.000 cetakan terjual dalam seminggu. Di dalam aplikasi, #adamsilvera telah dilihat 10,8 juta kali. Selain itu, buku-buku yang tren sebelumnya juga telah muncul lagi karena BookTok, seperti karya Rick Riordan yakni Percy Jackson and the Olympians dan Victoria Aveyard Red Queen.
Tren ini pun disambut antusias oleh toko-toko buku, salah satunya dengan menyediakan lebih banyak buku-buku bacaan kontemporer yang melayani demografis pembaca yang lebih luas. Pemilik Book Bar Chrissy Ryan mengatakan penjualan buku di masa pandemi kala itu sangat menantang, tapi BookTok menurutnya sangat membantu untuk mengarahkan pelanggan datang ke toko buku.
"Semakin banyak yang kita lihat orang -orang muda datang ke toko meminta buku yang mereka temukan di TikTok. Di Book Bar, kami benar-benar ingin memfasilitasi koneksi yang mereka temukan [secara] online untuk membuat pengalaman asli secara pribadi," ujarnya.
Sebagai penjual buku, dia pun mengatakan akan terus mengikuti perkembangan tren BookTok untuk membantunya menentukan stok buku bacaan termasuk memprediksi kemungkinan permintaan. "Sangat menyenangkan melihat bahwa BookTok telah membantu membuat membaca menjadi tren yang keren lagi," kata Ryan.
Baca juga: Kiat Memulai Kebiasaan Membaca Buku dari Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Tak dipungkiri, TikTok merupakan salah satu platform media sosial dengan jumlah pengguna terbanyak. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Business of Apps, pengguna TikTok pada April 2023 mencapai 1,5 miliar pengguna. Jika dihitung berdasarkan unduhan kumulatifnya, produk besutan ByteDance ini diunduh hingga 3,3 miliar kali pada 2022.
Baca juga: Keajaiban TikTok, Novel Thriller yang Terbit 11 Tahun Lalu Jadi Buku Terlaris di Amazon
Pengguna TikTok didominasi oleh kalangan anak muda. Data Business of Apps menyebut, pengguna paling banyak yakni usia 18-24 tahun yang mencapai 34,9?ri total pengguna pada 2022. Kemudian disusul usia 25-34 tahun yang tercatat sebesar 28,2 persen. Ada juga usia remaja, yakni 13-17 tahun dengan proporsi 14,4 persen.
Sementara pengguna paling sedikit yakni kelompok di atas 55 tahun, dengan proporsi 3,4?n 45-54 tahun yang sebesar 6,3 persen. Adapun, berdasarkan gendernya, pengguna perempuan tercatat lebih banyak, yakni 55?ri total pengguna pada 2022. Laki-laki tercatat sebanyak 43 persen, sedangkan gender lainnya sebesar 2 persen.
Indonesia sendiri tercatat sebagai negara dengan pengguna TikTok terbanyak kedua di dunia, yang mencapai 113 juta pengguna pada April 2023. Sementara urutan pertama ditempati oleh Amerika Serikat, yang tercatat sebanyak 116,5 juta pengguna.
Salah satu ciri khas TikTok adalah banyaknya tren yang selalu bermunculan, dari video joget dan ocehan ala meme hingga tren yang lebih 'serius' seperti BookTok. Dengan total lebih dari 220 miliar tontonan, BookTok merupakan sebuah tren yang mampu menciptakan ruang 'sudut baca' virtual untuk penggemar buku atau mereka yang sekadar tertarik untuk membaca buku.
Melalui tren BookTok, pengguna TikTok dapat saling berbagi informasi maupun rekomendasi terkait penulis dan buku yang menarik untuk dibaca melalui video singkat dengan menggunakan teks lucu dan menarik, termasuk ulasan buku dengan penyampaian yang sederhana namun menarik.
Hal menarik lainnya tentang BookTok adalah alih-alih mengulas buku melalui perspektif akademis seperti pada umumnya, ulasan buku yang dibuat oleh pengguna TikTok malah cenderung emosional. Oleh karena itu, video-video yang dibuat memuat “reaksi mendalam” pengguna terhadap suatu buku. Entah itu menangis, menjerit, atau tertawa, para pengguna menunjukkan berbagai emosi untuk mengungkapkan kekaguman maupun mengecewakannya terhadap seorang penulis atau buku.
Ulasan buku yang ekspresif melalui TikTok tidak hanya menarik perhatian pengguna yang berlokasi di halaman For You Page, tetapi juga memberikan pengguna lain kesempatan mencari dan mendapatkan rekomendasi buku dengan lebih mudah. Dibandingkan dengan Goodreads atau pencarian sederhana melalui Google, algoritma di BookTok menampilkan berbagai genre melalui slogan unik dan menarik.
Ilustrasi seseorang tengah membaca buku. (Sumber gambar: Cottonbro Studio/Pexels)
Dorong Minat Baca Anak Muda
Tak hanya komunitasnya yang terus tumbuh, tren BookTok pun rupanya terbukti memainkan peran penting dalam meningkatkan minat anak muda khususnya Generasi Z untuk membaca. Penelitian yang dilakukan oleh Publisher Association pada November 2022 menemukan bahwa 59 persen dari 2.000 anak berusia 16-25 tahun mengatakan bahwa BookTok telah membantu mereka menemukan minat membaca.Penelitian yang dilakukan di Inggris itu juga menemukan bahwa BookTok atau influencer buku secara signifikan mempengaruhi audiens terhadap pilihan buku bacaan. Sebanyak lebih dari setengah atau 55 persen responden mengaku mereka mengandalkan platform TikTok untuk mencari rekomendasi buku bacaan.
Selain itu, tujuh dari 10 atau sebanyak 68 persen responden mengatakan bahwa BookTok telah mendorong mereka untuk membaca buku yang akan mereka miliki, serta 38 persen lainnya mengaku memberikan rekomendasi bacaan kepada keluarga dan teman berdasarkan BookTok.
Di samping itu, pengaruh BookTok juga memungkinkan Gen Z untuk terhubung dengan rekan-rekan mereka dan menciptakan komunitas berbasis tentang apa yang mereka baca. Hampir satu dari lima atau 19 persen responden mengatakan mengikuti tagar BookTok yang membantu mereka menemukan komunitas baca, dan 16 persen lainnya melaporkan bahwa mereka mendapatkan teman baru melalui BookTok.
Kepala Eksekutif Publisher Association Dan Conway mengatakan pihaknya senang dan antusias melihat fenomena BookTok yang menyulut kecintaan membaca pada generasi muda. Membaca, lanjutnya, bisa sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kebahagiaan serta merupakan cara bagi segala usia untuk terhubung dengan minat yang sama.
"Penerbit sepenuhnya menerima tren ini dan sungguh menarik bahwa ini adalah fenomena digital yang dirasakan langsung di kalangan masyarakat," katanya.
Ilustrasi toko buku. (Sumber gambar: Tuur Tisseghem/Pexels)
Gairahkan Penjualan Buku
Tak hanya mendorong minat baca, tren BookTok juga rupanya menggairahkan kembali penjualan buku di toko fisik. Laporan survei itu menyebutkan bahwa hampir setengah atau 49 persen responden mengaku mengunjungi toko buku fisik untuk membeli buku yang telah mereka lihat di BookTok.Pada laporan yang lain dari Barnes & Noble misalnya, menyebutkan bahwa terjadi kenaikan penjualan buku sebesar 14 persen pada 2020, tahun yang disebut dimulainya tren BookTok menurut The New York Times. Hal serupa juga terjadi pada raksasa penerbitan Penguin Random House, yang menjalin kemitraan promosi dengan platform TikTok #BookTok pada bulan September 2022.
Secara tidak langsung, kehadiran BookTok membantu penerbit dan penulis untuk mempromosikan bukunya kepada masyarakat. Tidak hanya dengan cara pemasaran yang kreatif, unggahan video juga merupakan metode yang singkat namun efektif. Misalnya, novel dewasa muda They Both Die at the End yang ditulis oleh Adam Silvera pada 2017, diuntungkan dari tren ini.
Buku tersebut naik daun dan meraih puncak daftar buku fiksi remaja dengan lebih dari 4.000 cetakan terjual dalam seminggu. Di dalam aplikasi, #adamsilvera telah dilihat 10,8 juta kali. Selain itu, buku-buku yang tren sebelumnya juga telah muncul lagi karena BookTok, seperti karya Rick Riordan yakni Percy Jackson and the Olympians dan Victoria Aveyard Red Queen.
Tren ini pun disambut antusias oleh toko-toko buku, salah satunya dengan menyediakan lebih banyak buku-buku bacaan kontemporer yang melayani demografis pembaca yang lebih luas. Pemilik Book Bar Chrissy Ryan mengatakan penjualan buku di masa pandemi kala itu sangat menantang, tapi BookTok menurutnya sangat membantu untuk mengarahkan pelanggan datang ke toko buku.
"Semakin banyak yang kita lihat orang -orang muda datang ke toko meminta buku yang mereka temukan di TikTok. Di Book Bar, kami benar-benar ingin memfasilitasi koneksi yang mereka temukan [secara] online untuk membuat pengalaman asli secara pribadi," ujarnya.
Sebagai penjual buku, dia pun mengatakan akan terus mengikuti perkembangan tren BookTok untuk membantunya menentukan stok buku bacaan termasuk memprediksi kemungkinan permintaan. "Sangat menyenangkan melihat bahwa BookTok telah membantu membuat membaca menjadi tren yang keren lagi," kata Ryan.
Baca juga: Kiat Memulai Kebiasaan Membaca Buku dari Rumah
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.