Ilustrasi digitalisasi (dok: Unsplash/Glenn Carstens)

Digitalisasi Jadi Kunci Pelaku Usaha Masa Kini, Simak Contoh Suksesnya

16 August 2021   |   09:09 WIB
Image
Rezha Hadyan Hypeabis.id

Mesin kopi berbasis kecerdasan buatan (Artificial Inteligence/AI) dari JumpStart (dok: JumpStart Coffee)
CEO JumpStart Brian Imawan menjelaskan pihaknya sejak 2020 mulai membuka pemesanan melalui tiga marketplace, yakni BliBli, Tokopedia, dan Shoppee. Pembukaan itu diikuti dengan peluncuran produk terbaru yang menyesuaikan dengan kebiasaan baru konsumen selama pandemi Covid-19, yakni biji kopi dan kopi siap seduh.

“Tujuannya untuk mempermudah para penikmat kopi untuk dapat menikmati kopi sesuai dengan selera mereka tanpa harus keluar rumah.  Peluncuran kedua produk kopi ini menjadi semakin relevan dengan kondisi saat ini,” ungkapnya.

Inovasi lain yang juga dihadirkan oleh JumpStart adalah pemesanan melalui metode nirsentuh di mesin penjualan otomatis. Pemesanan dan waktu pengambilan pesanan dapat dikontrol melalui perangkat milik konsumen yang terhubung dengan jaringan internet.

Konsumen tak perlu menunggu terlalu lama di depan mesin penjualan otomatis, karena ketika mereka datang, kopi sudah selesai dibuat dan tinggal diambil saja.

Sebagai catatan, pemesanan minuman dilakukan oleh konsumen melalui situs JumpStart tanpa perlu mengunduh aplikasi. Adapun, untuk metode pembayaran sepenuhnya menggunakan metode pembayaran non-tunai, baik uang elektronik maupun kartu debit atau kredit.

Brian mengungkapkan selain peningkatan permintaan produk-produk JumpStart dari konsumen secara langsung, inovasi yang pihaknya hadirkan juga ikut mendongkrak permintaan pemasangan mesin penjualan otomatis dari pemilik properti.

“Kami melihat adanya kenaikan permintaan pemasangan mesin penjualan otomatis sebesar 1025% atau lebih dari 10 kali lipat jika dibandingkan pada awal masa pandemi terutama di gedung perkantoran,” ungkapnya.

Saat ini, jumlah mesin penjualan otomatis JumpStart sudah mencapai 600 unit yang sebagian besar tersebar di Jabodetabek. Mulai awal tahun ini, perusahaan rintisan itu diketahui telah berekspansi hingga Bandung dan Surabaya.

 
Produk sepatu dan sandal Pollenzo yang diproduksi di Ciomas, Bogor (dok: Pollenzo)
Berbicara mengenai pemanfaatan marketplace, pemilik jenama sepatu lokal Pollenzo Uda Irman mengaku sangat terbantu dengan adanya beragam fitur yang dihadirkan oleh platform tersebut.

Fitur itu mempermudah dirinya menarik perhatian konsumen dan menjual produk-produk andalannya dengan cepat. Tentunya ini akan sangat membantu, terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19 yang mana stok sempat menumpuk karena sulit tersalurkan ke toko atau ritel konvensional.

Usaha milik pria yang bermukim di Ciomas, Bogor, itu berkembang bersama salah satu marketplace besar di kawasan Asia Tenggara. Produk Pollenzo sendiri saat ini sudah berhasil menembus pasar ekspor hingga Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

“Jauh sekali perbedaannya, sebelumnya hanya 10-20 [pasang] sepatu sekarang dengan marketplace ini bisa 20 kali lipatnya. Saya masih perlu belajar lagi dengan sistem [marketplace] ini agar bisa memanfaatkan fiturnya secara maksimal untuk meningkatkan penjualan,” katanya.

Fitur-fitur yang dimanfaatkan oleh Irman antara lain voucher diskon, flash sale, hadiah atau gift, hingga gabungan di antara ketiganya untuk menarik perhatian konsumen, terutama pada masa pandemi Covid-19 yang mana daya beli sedang turun.


Editor: Avicenna
1
2


SEBELUMNYA

Apa Itu Pompom Saham? Buat Investor Pemula, Jangan Sampai Terjebak!

BERIKUTNYA

Yuk Intip Perjuangan Minke Melawan Penindasan dalam Film Bumi Manusia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: