Garap B2B, Startup Pintap Dorong Digitalisasi Komunitas Pasar Tradisional
14 April 2022 |
10:20 WIB
Genhype, tahukah kalian bahwa pasar tradisional masih menjadi tempat dengan aktivitas transaksi terbesar di tengah masyarakat. Salah satu tantangan dalam memaksimalkan potensi ini adalah upaya digitalisasi dan membangun konektivitas antara pelaku pasar tradisional dan para pelaku usaha besar atau principle.
Sejumlah platform mencoba berupaya menjembatani isu ini. Salah satunya adalah Pintap, platform digital business to business (B2B) yang menghubungkan usaha mikro, kecil, dan menengah termasuk pasar tradisional dengan perusahaan consumer goods.
Director & Founder Pintap, Yunosuke Shigesato, mengatakan bahwa pihaknya menawarkan dua jenis layanan. Pertama, membantu klien untuk menjalankan berbagai aktivitas di pasar tradisional berdasarkan analisis data dari komunitas yang dimiliki.
Menurutnya, untuk para pelaku usaha besar, bisnis pasar tradisional masih sulit disentuh. Padahal, memiliki banyak peluang untuk dikolaborasikan. Untuk itu, Pintap berupaya menjembatani kedua belah pihak menggunakan teknologi.
Kedua, aplikasi untuk para pelaku pasar tradisional. Upaya ini akan menjadikan pelaku ekonomi kecil lebih melek digital sehingga memiliki data yang bisa dimanfaatkan sendiri maupun dijadikan bahan untuk pertimbangan korporasi melakukan aksi dan kolaborasi.
Melalui platform aplikasi juga nantinya klien bisa mencoba aktivitas mereka langsung kepada para mitra ekosistem yang terdiri dari pelaku usaha pasar tradisional hingga kelompok ibu rumah tangga, serta langsung bisa mendapatkan feedback.
Adapun secara teperinci, komunitas utama pasar tradisional Pintap mencakup komunitas pedagang kecil, motorist, warung, grosir, tenaga penjual lapangan, hingga kelompok ibu rumah tangga.
“Kami ingin menciptakan jalur monetisasi berbagai peluang dari klien untuk disalurkan ke pelaku ekonomi kecil di berbagai daerah, untuk menciptakan pertumbuhan yang sustainable,” katanya dalam virtual media visit, Rabu (13/04/2022)..
Head of Sales Pintap, Ronald Gani, mengatakan bahwa perusahaan telah berjalan sekitar 8 bulan sejak pertama kali didirikan pada tahun lalu. Saat ini, lanjutnya, Pintap telah memiliki jangkauan mitra dan ekosistem yang makin luas.
Tersebar di mulai dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sumatra. Sepanjang tahun ini, paparnya, Pintap berkomitmen untuk lebih memperluas jangkauan mitra hingga ke seluruh wilayah di Indonesia.
Menurut Ronald, platform Pintap tidak terbatas fokus pada kota utama. Justru, kota pendukung atau kota penyanggah menjadi target utama untuk bisa dikolaborasikan dengan perusahaan yang lebih besar. Dengan demikian, akan tercipta roda ekonomi yang lebih baik untuk seluruh pihak terkait.
“Untuk sekarang kami fokus pada bagaimana membawa pelaku ekonomi kecil untuk onboarding. Selain itu, kita juga berupaya mengajak lebih banyak sponsor dan klien untuk memberikan peluang dan dampak nyata bagi mereka,” katanya.
Editor: Roni Yunianto
Sejumlah platform mencoba berupaya menjembatani isu ini. Salah satunya adalah Pintap, platform digital business to business (B2B) yang menghubungkan usaha mikro, kecil, dan menengah termasuk pasar tradisional dengan perusahaan consumer goods.
Director & Founder Pintap, Yunosuke Shigesato, mengatakan bahwa pihaknya menawarkan dua jenis layanan. Pertama, membantu klien untuk menjalankan berbagai aktivitas di pasar tradisional berdasarkan analisis data dari komunitas yang dimiliki.
Menurutnya, untuk para pelaku usaha besar, bisnis pasar tradisional masih sulit disentuh. Padahal, memiliki banyak peluang untuk dikolaborasikan. Untuk itu, Pintap berupaya menjembatani kedua belah pihak menggunakan teknologi.
Kedua, aplikasi untuk para pelaku pasar tradisional. Upaya ini akan menjadikan pelaku ekonomi kecil lebih melek digital sehingga memiliki data yang bisa dimanfaatkan sendiri maupun dijadikan bahan untuk pertimbangan korporasi melakukan aksi dan kolaborasi.
Melalui platform aplikasi juga nantinya klien bisa mencoba aktivitas mereka langsung kepada para mitra ekosistem yang terdiri dari pelaku usaha pasar tradisional hingga kelompok ibu rumah tangga, serta langsung bisa mendapatkan feedback.
Adapun secara teperinci, komunitas utama pasar tradisional Pintap mencakup komunitas pedagang kecil, motorist, warung, grosir, tenaga penjual lapangan, hingga kelompok ibu rumah tangga.
“Kami ingin menciptakan jalur monetisasi berbagai peluang dari klien untuk disalurkan ke pelaku ekonomi kecil di berbagai daerah, untuk menciptakan pertumbuhan yang sustainable,” katanya dalam virtual media visit, Rabu (13/04/2022)..
Head of Sales Pintap, Ronald Gani, mengatakan bahwa perusahaan telah berjalan sekitar 8 bulan sejak pertama kali didirikan pada tahun lalu. Saat ini, lanjutnya, Pintap telah memiliki jangkauan mitra dan ekosistem yang makin luas.
Tersebar di mulai dari wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga Sumatra. Sepanjang tahun ini, paparnya, Pintap berkomitmen untuk lebih memperluas jangkauan mitra hingga ke seluruh wilayah di Indonesia.
Menurut Ronald, platform Pintap tidak terbatas fokus pada kota utama. Justru, kota pendukung atau kota penyanggah menjadi target utama untuk bisa dikolaborasikan dengan perusahaan yang lebih besar. Dengan demikian, akan tercipta roda ekonomi yang lebih baik untuk seluruh pihak terkait.
“Untuk sekarang kami fokus pada bagaimana membawa pelaku ekonomi kecil untuk onboarding. Selain itu, kita juga berupaya mengajak lebih banyak sponsor dan klien untuk memberikan peluang dan dampak nyata bagi mereka,” katanya.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.