Genhype, Begini Cara Mengatur Isi Piring Agar Nutrisi Seimbang
23 January 2024 |
06:00 WIB
Selain beristirahat dan berolahraga, memastikan tubuh menerima asupan sehat juga tak kalah penting. Sebab, asupan menjadi sumber gizi dan nutrisi bagi tubuh untuk menjaga kondisi organ berjalan baik. Oleh karena itu, asupan yang sehat menjadi gerbang utama yang mengawal tubuh agar tetap fit.
Namun sayangnya, data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan hanya sekitar 20% saja dari masyarakat Indonesia yang mengerti bagaimana menjaga gaya hidup sehat. Padahal, asupan gizi yang baik berpengaruh besar terhadap kesehatan jangka panjang. Konsep diet dan pilah-pilih asupan merebak seiring tren resolusi tahunan. Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kesehatan, termasuk dalam hal menjaga pola makan.
Baca juga: 6 dari 10 Orang Indonesia Mulai Jalani Pola Makan Sehat, Tetapi Mereka Sulit Menjaga Konsistensi
Untuk tetap pada gerbang pola hidup sehat, masyarakat perlu menyusun pola makan dengan gizi yang seimbang. Kementerian Kesehatan RI telah menggalakkan program Isi Piringku yang menjelaskan pentingnya memperhatikan isi piring dalam sekali makan.
Masyarakat direkomendasikan mengonsumsi 50% buah dan sayur serta 50% karbohidrat dan protein dalam sekali makan. Contohnya untuk sekali makan, orang dewasa bisa mengonsumsi sekitar 150 gram makanan pokok berupa karbohidrat seperti nasi atau kentang, 150 gram sayur, 150 gram buah-buahan, 75 gram lauk hewani dan 100 gram lauk nabati.
Pola makan yang sehat akan sangat bergantung pada berat badan. Pada masa modern seperti sekarang, berat badan menjadi permasalahan yang cukup serius. Data Kementerian Kesehatan RI juga mencatat kenaikan kasus obesitas mencapai 28,7% di kalangan orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Dokter Spesialis Gizi Klinik Bamed Maryam melihat adanya fenomena kesadaran akan pentingnya memiliki berat badan yang ideal kini mendorong gaya hidup sehat kian promotif.
“Saat ini masyarakat mulai sadar tentang pentingnya berat badan ideal, tentunya dengan berbagai motivasi. Mereka yang obesitas juga berupaya melakukan perubahan gaya hidup lewat aktivitas fisik, termasuk diet,” katanya.
Selain diakibatkan oleh faktor penampilan, faktor kesehatan menjadi pendorong lain yang meningkatnya kesadaran ini. Masalah kesehatan dengan risiko penyakit kardiometabolik seperti serangan jantung, diabetes, hipertensi yang kian naik juga dinilai membuat peningkatan kesadaran akan menjaga aktivitas dan asupan yang lebih sehat.
Maryam memberikan contoh susunan pola makan yang tepat dan sederhana untuk diterapkan oleh orang dewasa. Masyarakat bisa kembali ke pola makan 3 kali sehari, dimulai dari sarapan, makan siang, dan makan malam.
“Untuk menyiasati rasa cepat lapar, boleh disisipkan 2-3 kali snack. Pilih snack yang kandungan serat dan proteinnya tinggi supaya lebih kenyang,” kata Maryam.
Saat membeli makanan kemasan, Maryam juga menyarankan agar masyarakat teliti dalam melihat label nutrisi sebagai upaya bijak dalam memilih asupan yang akan diproses di dalam tubuh.
Baca juga: Ingin Lebih Sehat? Yuk Coba Terapkan Pola Makan 3J
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Namun sayangnya, data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan hanya sekitar 20% saja dari masyarakat Indonesia yang mengerti bagaimana menjaga gaya hidup sehat. Padahal, asupan gizi yang baik berpengaruh besar terhadap kesehatan jangka panjang. Konsep diet dan pilah-pilih asupan merebak seiring tren resolusi tahunan. Momentum ini dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki kesehatan, termasuk dalam hal menjaga pola makan.
Baca juga: 6 dari 10 Orang Indonesia Mulai Jalani Pola Makan Sehat, Tetapi Mereka Sulit Menjaga Konsistensi
Untuk tetap pada gerbang pola hidup sehat, masyarakat perlu menyusun pola makan dengan gizi yang seimbang. Kementerian Kesehatan RI telah menggalakkan program Isi Piringku yang menjelaskan pentingnya memperhatikan isi piring dalam sekali makan.
Masyarakat direkomendasikan mengonsumsi 50% buah dan sayur serta 50% karbohidrat dan protein dalam sekali makan. Contohnya untuk sekali makan, orang dewasa bisa mengonsumsi sekitar 150 gram makanan pokok berupa karbohidrat seperti nasi atau kentang, 150 gram sayur, 150 gram buah-buahan, 75 gram lauk hewani dan 100 gram lauk nabati.
Pola makan yang sehat akan sangat bergantung pada berat badan. Pada masa modern seperti sekarang, berat badan menjadi permasalahan yang cukup serius. Data Kementerian Kesehatan RI juga mencatat kenaikan kasus obesitas mencapai 28,7% di kalangan orang dewasa berusia 18 tahun ke atas.
Peduli Kesehatan & Penampilan
Ilustrasi konsumsi makanan sehat (Sumber gambar: Pablo Merchán Montes/Unsplash)
“Saat ini masyarakat mulai sadar tentang pentingnya berat badan ideal, tentunya dengan berbagai motivasi. Mereka yang obesitas juga berupaya melakukan perubahan gaya hidup lewat aktivitas fisik, termasuk diet,” katanya.
Selain diakibatkan oleh faktor penampilan, faktor kesehatan menjadi pendorong lain yang meningkatnya kesadaran ini. Masalah kesehatan dengan risiko penyakit kardiometabolik seperti serangan jantung, diabetes, hipertensi yang kian naik juga dinilai membuat peningkatan kesadaran akan menjaga aktivitas dan asupan yang lebih sehat.
Maryam memberikan contoh susunan pola makan yang tepat dan sederhana untuk diterapkan oleh orang dewasa. Masyarakat bisa kembali ke pola makan 3 kali sehari, dimulai dari sarapan, makan siang, dan makan malam.
“Untuk menyiasati rasa cepat lapar, boleh disisipkan 2-3 kali snack. Pilih snack yang kandungan serat dan proteinnya tinggi supaya lebih kenyang,” kata Maryam.
Saat membeli makanan kemasan, Maryam juga menyarankan agar masyarakat teliti dalam melihat label nutrisi sebagai upaya bijak dalam memilih asupan yang akan diproses di dalam tubuh.
Baca juga: Ingin Lebih Sehat? Yuk Coba Terapkan Pola Makan 3J
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.