Menilik Kebutuhan Talenta Industri MICE Indonesia, Masih Banyak Pekerjaan Rumah
20 January 2024 |
12:00 WIB
Bagi Genhype yang hendak berkecimpung dalam bisnis di industri MICE (meeting, incentive, conventions, exhibition), saat ini peluangnya masih sangat besar dan akan terus berkembang. Terlebih sejak berakhirnya pandemi Covid-19, yang membuat penyelenggaraan event di dalam negeri sangat dibatasi dan mati suri.
Founder Indonesia Professional Organizer Society (IPOS), Harry D Nugraha, mengatakan Industri di bidang event membutuhkan sumber daya manusia atau tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan mumpuni, baik di bidang teknis maupun nonteknis untuk mendukung terlaksananya berbagai kegiatan dengan lancar.
Baca juga: Mulai Menggeliat, Penyedia Jasa MICE Sasar Konser
Misalnya, untuk hal teknis berupa kemampuan mengelola dan mengoperasikan semua alat-alat produksi di bidang event dari hulu ke hilir. penguasaan digitalisasi, teknologi informasi dan komunikasi, sampai teknologi AI. Sementara itu, dalam hal non-teknis dibutuhkan kemampuan berkomunikasi intra dan interpersonal, tata kelola keuangan, sampai leadership.
Dia menuturkan ada beberapa kategori pekerjaan yang paling dibutuhkan di bidang MICE saat ini. Pertama adalah pihak penyelenggara atau manajemen. Kedua, talenta yang akan mengisi acaranya. Ketiga, event professional seperti event consultant, project manager, dan lainnya.
“Dukungan moril pemerintah turut menjadi katalis perkembangan ini. Namun secara bersamaan pelaku industri event menghadapi tantangan SDM yang terampil dan berkualitas,” tuturnya.
Hal ini sejalan dengan hasil survei Ivendo tentang 5 kendala terbesar yang dihadapi industri penyelenggara kegiatan pasca pandemi, kebutuhan tenaga kerja terampil menjadi salah satu kendala terbesar yang berada di posisi ketiga (16,06%) setelah permodalan dan kesempatan memperoleh pekerjaan.
Menurutnya, salah satu hal yang menyebabkan masih besarnya tantangan di bidang SDM karena hingga kini pengetahuan dan keterampilan event masih masuk dalam keilmuan terapan (applied science) dan belum berdiri sendiri.
Belum ada kampus atau event academy yang secara khusus dibuat untuk industri event. Keterampilan bidang ini umumnya masih masuk sebagai salah satu mata kuliah, misalnya di bidang usaha perjalanan. “Padahal di masa depan keilmuan bidang event perlu dikembangkan menjadi spesialisasi keilmuan seperti [bidang] sport, entertainment, bisnis dan festival,” tuturnya.
Untuk itu, diperlukan sejumlah terobosan yang harus dipersiapkan pemerintah untuk memastikan generasi muda Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasar SDM pada masa mendatang, yang berkaitan dengan bisnis event dan sport.
Misalnya, kata Harry, dengan membangun Politeknik Industri Event Indonesia, serta menjembatani dunia usaha dan pendidikan dalam mengakselerasi kebutuhan SDM terampil pada masa mendatang.
Meski demikian, dia juga melihat bahwa para pelaku industri event di Indonesia sudah cukup baik dan tidak kalah bersaing dengan SDM Asing. Hal ini dibuktikan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia mampu menyelenggarakan event-event berskala internasional dan melibatkan teknologi tinggi dalam penerapannya.
Baca juga: Penyelenggaraan MICE dan Event Kembali Semarak, Startup Ini Siap Pasok Tenaga Kerja Berbasis Teknologi
Mulkan Kamaludin, Ketua Umum Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) mengatakan secara umum, sumber daya manusia industri event di Indonesia sudah cukup terampil dalam hal teknis, terutama yang didapatkan dari pengalaman di lapangan.
Namun, di tengah ketatnya persaingan pengembangan industri dan peningkatan kualitas penyelenggaraan acara, pengalaman di lapangan saja masih belum cukup bagi seorang pekerja di bidang event management untuk dapat dikatakan berkompeten.
Sebab, dibutuhkan pengetahuan yang komprehensif secara fundamental untuk mendukung pengembangan keterampilan. Tak terkecuali perihal sikap kerja atau dukungan soft skills yang mumpuni untuk mencegah kesalahan berulang pada implementasi kerja di lapangan.
Terkait kompetensi, Mulkan mengatakan ada banyak kompetensi atau kemampuan yang harus dikembangkan oleh SDM di bidang event management sehingga dapat memiliki daya saing yang kuat.
Hal ini penting sebab kompetensi yang dimiliki pekerja event tidak semata diperoleh dari lapangan, tetapi mencakup aspek keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi kerja yang berlaku regional dan internasional. Dengan begitu, harapannya sumber daya di bidang ini bisa diakui oleh negara lain.
“Pada umumnya para pelaku event di Indonesia lemah dalam hal administrasi dokumen, sehingga menjadi kendala dalam menilai seorang asesi yang mengajukan diri untuk uji kompetensi telah kompeten atau belum kompeten,” tuturnya.
Selain itu, SDM di bidang event juga dituntut untuk selalu dapat mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat memudahkan pekerjaan, meningkatkan kualitas dan nilai tambah hasil pekerjaan, hingga mendukung kelestarian lingkungan dengan mensubstitusi pemakaian bahan baku yang bersumber dari alam dengan bahan lain berbasis teknologi.
“Industri event termasuk bidang yang menggunakan teknologi untuk menunjang pengembangan kreativitas dan aktivitas operasionalnya sehingga penguasaan teknologi menjadi sesuatu yang mutlak untuk dapat terus bersaing,” ujarnya.
Namun, perkembangan teknologi ini juga menjadi sebuah tantangan sebab masih banyak SDM di bidang event di Indonesia yang penguasaan dan pemahaman bahasa asing nya masih kurang. Padahal, umumnya teknologi yang diakses tersebut berasal dari luar negeri dan seringkali belum ada referensinya dalam bahasa Indonesia.
Baca juga: Kaleidoskop 2023: Berbagai Event Internasional Meramaikan Pariwisata 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Founder Indonesia Professional Organizer Society (IPOS), Harry D Nugraha, mengatakan Industri di bidang event membutuhkan sumber daya manusia atau tenaga kerja terampil yang memiliki kemampuan mumpuni, baik di bidang teknis maupun nonteknis untuk mendukung terlaksananya berbagai kegiatan dengan lancar.
Baca juga: Mulai Menggeliat, Penyedia Jasa MICE Sasar Konser
Misalnya, untuk hal teknis berupa kemampuan mengelola dan mengoperasikan semua alat-alat produksi di bidang event dari hulu ke hilir. penguasaan digitalisasi, teknologi informasi dan komunikasi, sampai teknologi AI. Sementara itu, dalam hal non-teknis dibutuhkan kemampuan berkomunikasi intra dan interpersonal, tata kelola keuangan, sampai leadership.
Dia menuturkan ada beberapa kategori pekerjaan yang paling dibutuhkan di bidang MICE saat ini. Pertama adalah pihak penyelenggara atau manajemen. Kedua, talenta yang akan mengisi acaranya. Ketiga, event professional seperti event consultant, project manager, dan lainnya.
“Dukungan moril pemerintah turut menjadi katalis perkembangan ini. Namun secara bersamaan pelaku industri event menghadapi tantangan SDM yang terampil dan berkualitas,” tuturnya.
Hal ini sejalan dengan hasil survei Ivendo tentang 5 kendala terbesar yang dihadapi industri penyelenggara kegiatan pasca pandemi, kebutuhan tenaga kerja terampil menjadi salah satu kendala terbesar yang berada di posisi ketiga (16,06%) setelah permodalan dan kesempatan memperoleh pekerjaan.
Menurutnya, salah satu hal yang menyebabkan masih besarnya tantangan di bidang SDM karena hingga kini pengetahuan dan keterampilan event masih masuk dalam keilmuan terapan (applied science) dan belum berdiri sendiri.
Belum ada kampus atau event academy yang secara khusus dibuat untuk industri event. Keterampilan bidang ini umumnya masih masuk sebagai salah satu mata kuliah, misalnya di bidang usaha perjalanan. “Padahal di masa depan keilmuan bidang event perlu dikembangkan menjadi spesialisasi keilmuan seperti [bidang] sport, entertainment, bisnis dan festival,” tuturnya.
Untuk itu, diperlukan sejumlah terobosan yang harus dipersiapkan pemerintah untuk memastikan generasi muda Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pasar SDM pada masa mendatang, yang berkaitan dengan bisnis event dan sport.
Misalnya, kata Harry, dengan membangun Politeknik Industri Event Indonesia, serta menjembatani dunia usaha dan pendidikan dalam mengakselerasi kebutuhan SDM terampil pada masa mendatang.
Meski demikian, dia juga melihat bahwa para pelaku industri event di Indonesia sudah cukup baik dan tidak kalah bersaing dengan SDM Asing. Hal ini dibuktikan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia mampu menyelenggarakan event-event berskala internasional dan melibatkan teknologi tinggi dalam penerapannya.
Baca juga: Penyelenggaraan MICE dan Event Kembali Semarak, Startup Ini Siap Pasok Tenaga Kerja Berbasis Teknologi
Ilustrasi kegiatan convention (Sumber gambar: Unsplash/Laura Heimann)
Namun, di tengah ketatnya persaingan pengembangan industri dan peningkatan kualitas penyelenggaraan acara, pengalaman di lapangan saja masih belum cukup bagi seorang pekerja di bidang event management untuk dapat dikatakan berkompeten.
Sebab, dibutuhkan pengetahuan yang komprehensif secara fundamental untuk mendukung pengembangan keterampilan. Tak terkecuali perihal sikap kerja atau dukungan soft skills yang mumpuni untuk mencegah kesalahan berulang pada implementasi kerja di lapangan.
Terkait kompetensi, Mulkan mengatakan ada banyak kompetensi atau kemampuan yang harus dikembangkan oleh SDM di bidang event management sehingga dapat memiliki daya saing yang kuat.
Hal ini penting sebab kompetensi yang dimiliki pekerja event tidak semata diperoleh dari lapangan, tetapi mencakup aspek keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi kerja yang berlaku regional dan internasional. Dengan begitu, harapannya sumber daya di bidang ini bisa diakui oleh negara lain.
“Pada umumnya para pelaku event di Indonesia lemah dalam hal administrasi dokumen, sehingga menjadi kendala dalam menilai seorang asesi yang mengajukan diri untuk uji kompetensi telah kompeten atau belum kompeten,” tuturnya.
Selain itu, SDM di bidang event juga dituntut untuk selalu dapat mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat memudahkan pekerjaan, meningkatkan kualitas dan nilai tambah hasil pekerjaan, hingga mendukung kelestarian lingkungan dengan mensubstitusi pemakaian bahan baku yang bersumber dari alam dengan bahan lain berbasis teknologi.
“Industri event termasuk bidang yang menggunakan teknologi untuk menunjang pengembangan kreativitas dan aktivitas operasionalnya sehingga penguasaan teknologi menjadi sesuatu yang mutlak untuk dapat terus bersaing,” ujarnya.
Namun, perkembangan teknologi ini juga menjadi sebuah tantangan sebab masih banyak SDM di bidang event di Indonesia yang penguasaan dan pemahaman bahasa asing nya masih kurang. Padahal, umumnya teknologi yang diakses tersebut berasal dari luar negeri dan seringkali belum ada referensinya dalam bahasa Indonesia.
Baca juga: Kaleidoskop 2023: Berbagai Event Internasional Meramaikan Pariwisata 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.