Agate Luncurkan Vertx Break, Jasa 3D Stylized Art yang Targetkan Pasar Eropa
16 January 2024 |
19:35 WIB
Pengembang gim lokal asal Bandung, Agate, memperluas unit bisnisnya. Perusahaan yang dipimpin Shieny Aprilia ini meluncurkan Vertx Break yang ditarget mengambil ceruk pasar model tiga dimensi (3D) baik skala lokal maupun global.
Head of Vertx Break, Ar Cahyadi Indra menjelaskan unit bisnis terbaru dari Agate ini difokuskan untuk menghasilkan 3D Stylized Art seperti pembuatan karakter, fesyen, furnitur, senjata, hingga dekorasi lingkungan pada gim yang lebih detail dan imersif. Dikerjakan sesuai pesanan, pembuatan model tiga dimensi ini menggunakan perangkat lunak Unity dan Unreal Engine.
“Target utama kita adalah (gim developer skala) AA di wilayah Eropa,” ujarnya saat meluncurkan VertX Break di kantor Agate, Bandung, Jawa Barat, selasa (16/1/2024).
Baca juga: Project Dead, Gim Horor Hasil Kolaborasi Agate & PQube yang Bikin Merinding
Mengutip Eraspace, gim AA mengacu pada klasifikasi gim yang dibuat dengan bujet menengah. Kendati demikian, dari plot cerita, grafik visual, hingga gameplay yang dihadirkan pihak developer, mampu menyaingi judul-judul AAA atau yang dibuat dengan bujet sangat tinggi.
Gim AA biasanya dapat dimainkan di berbagai platform gaming seperti PC, konsol Xbox, PlayStation, hingga Nintendo. Beberapa nama developer ternama untuk kelas gim AA di antaranya adalah Asobo Studio, Artificial Mind, Ember Lab, Ninja Theory, Project Aces, hingga Remedy Entertainment.
Vertx Break berisi para talenta berpengalaman yang pernah terlibat dalam pengembangan gim seperti Street Fighter V, Marvel Vs. Capcom Infinite, Bioshock Infinite, World of Tanks, Final Fantasy XIV Online, World of Warcraft, The Last of Us Part I, dan Diablo II Resurrected. Sejauh ini ada 8 3D artist yang siap mengerjakan beragam proyek pemodelan tiga dimensi ini.
Chief Strategy Officer Agate, Cipto, menyampaikan permintaan 3D Stylized Art terbilang meningkat di pasar gim global. Sementara itu, pemain di sektor ini terbilang masih sangat terbatas.
Dia berharap Vertx Break dari Agate bisa menguasai pasar 3D Stylized Art di Indonesia. Dari skala global, setidaknya Agate mengambil 5% persen dari 10% persen pemodelan tiga dimensi yang realistis ini.
Bukan hanya pasar developer AA, Cipto menyebut Vertx Break juga fokus kepada pasar single game di Eropa. Pengembang gim kelas ini biasanya tidak memiliki struktur kerja yang rigid tetapi membutuhkan talenta yang multitasking. “Agate yang punya pengalaman membangun gim dari nol sampai komersil punya kelebihan (di bidang ini),” tuturnya.
Cipto menyebut target pasar single dan AA di Eropa sudah sesuai dengan portofolio perusahaan yang fokus pada pengembangan gim PC dan konsol. Meskipun baru diluncurkan, Dia mengungkapkan bahwa Vertx Break sudah menarik sejumlah pengembang gim terutama di wilayah Eropa dan Asia Tenggara. Unit bisnis Agate ini menawarkan model business to business (B2B) dengan sistem beli putus untuk karya 3D yang dihasilkan.
Produk buatan Vertx Break yang dipesan bisa digunakan langsung pada gim yang dikembangkan bersama partner. Untuk pengerjaan 3D ini, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sementara, untuk pembuatan satu karakter utama saja butuh waktu 1-2 bulan.
CEO Agate Shieny Aprilia menegaskan bahwa pada 2024 pihaknya tetap fokus menjadi partner dalam pengembangan game skala global. Agate ingin membangun jaringan yang kuat agar industri gim Tanah Air semakin berkembang. Adanya Vertx Break ini setidaknya menjadi cerminan bahwa banyak talenta gim Indonesia yang mumpuni dalam pembuatan gim, terutama 3D Stylized Art.
Baca juga: 7 Daftar Game Mobile Rilis Tahun 2024, dari Godzilla x Kong Hingga Call of Duty
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Head of Vertx Break, Ar Cahyadi Indra menjelaskan unit bisnis terbaru dari Agate ini difokuskan untuk menghasilkan 3D Stylized Art seperti pembuatan karakter, fesyen, furnitur, senjata, hingga dekorasi lingkungan pada gim yang lebih detail dan imersif. Dikerjakan sesuai pesanan, pembuatan model tiga dimensi ini menggunakan perangkat lunak Unity dan Unreal Engine.
“Target utama kita adalah (gim developer skala) AA di wilayah Eropa,” ujarnya saat meluncurkan VertX Break di kantor Agate, Bandung, Jawa Barat, selasa (16/1/2024).
Baca juga: Project Dead, Gim Horor Hasil Kolaborasi Agate & PQube yang Bikin Merinding
Mengutip Eraspace, gim AA mengacu pada klasifikasi gim yang dibuat dengan bujet menengah. Kendati demikian, dari plot cerita, grafik visual, hingga gameplay yang dihadirkan pihak developer, mampu menyaingi judul-judul AAA atau yang dibuat dengan bujet sangat tinggi.
Gim AA biasanya dapat dimainkan di berbagai platform gaming seperti PC, konsol Xbox, PlayStation, hingga Nintendo. Beberapa nama developer ternama untuk kelas gim AA di antaranya adalah Asobo Studio, Artificial Mind, Ember Lab, Ninja Theory, Project Aces, hingga Remedy Entertainment.
Vertx Break berisi para talenta berpengalaman yang pernah terlibat dalam pengembangan gim seperti Street Fighter V, Marvel Vs. Capcom Infinite, Bioshock Infinite, World of Tanks, Final Fantasy XIV Online, World of Warcraft, The Last of Us Part I, dan Diablo II Resurrected. Sejauh ini ada 8 3D artist yang siap mengerjakan beragam proyek pemodelan tiga dimensi ini.
Chief Strategy Officer Agate, Cipto, menyampaikan permintaan 3D Stylized Art terbilang meningkat di pasar gim global. Sementara itu, pemain di sektor ini terbilang masih sangat terbatas.
Dia berharap Vertx Break dari Agate bisa menguasai pasar 3D Stylized Art di Indonesia. Dari skala global, setidaknya Agate mengambil 5% persen dari 10% persen pemodelan tiga dimensi yang realistis ini.
Bukan hanya pasar developer AA, Cipto menyebut Vertx Break juga fokus kepada pasar single game di Eropa. Pengembang gim kelas ini biasanya tidak memiliki struktur kerja yang rigid tetapi membutuhkan talenta yang multitasking. “Agate yang punya pengalaman membangun gim dari nol sampai komersil punya kelebihan (di bidang ini),” tuturnya.
Cipto menyebut target pasar single dan AA di Eropa sudah sesuai dengan portofolio perusahaan yang fokus pada pengembangan gim PC dan konsol. Meskipun baru diluncurkan, Dia mengungkapkan bahwa Vertx Break sudah menarik sejumlah pengembang gim terutama di wilayah Eropa dan Asia Tenggara. Unit bisnis Agate ini menawarkan model business to business (B2B) dengan sistem beli putus untuk karya 3D yang dihasilkan.
Produk buatan Vertx Break yang dipesan bisa digunakan langsung pada gim yang dikembangkan bersama partner. Untuk pengerjaan 3D ini, membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sementara, untuk pembuatan satu karakter utama saja butuh waktu 1-2 bulan.
CEO Agate Shieny Aprilia menegaskan bahwa pada 2024 pihaknya tetap fokus menjadi partner dalam pengembangan game skala global. Agate ingin membangun jaringan yang kuat agar industri gim Tanah Air semakin berkembang. Adanya Vertx Break ini setidaknya menjadi cerminan bahwa banyak talenta gim Indonesia yang mumpuni dalam pembuatan gim, terutama 3D Stylized Art.
Baca juga: 7 Daftar Game Mobile Rilis Tahun 2024, dari Godzilla x Kong Hingga Call of Duty
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.