Busana yang dikenakan pengantin saat pahargyan hari pertama ini sama dengan busana panggih yaitu dodot atau kampuh batik motif Indra Widagda (sumber gambar : humasjogja/ instagram)

Ini Makna Filosofis 11 Motif Batik Saat Dhaup Ageng Putra Bungsu Paku Alam X

11 January 2024   |   17:00 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Gelaran pernikahan agung atau dhaup agung putra bungsu Adipati Pakualaman KGPAA Paku Alam X, BPH Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusumastuti telah berlangsung sejak 7 Januari dengan prosesi ijab kabul pada Rabu (10/1/2024).

Adapun batik yang dikenakan dalam rangkaian proses pernikahan tersebut diciptakan sendiri oleh istri Wakil Gubernur DIY sekaligus Permaisuri Adipati Paku Alam X, Gusti Kanjeng Bendoro Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam.

Terdapat sekitar 11 varian motif batik Indra Widagda yang secara khusus dipersiapkan oleh sang bunda sebagai busana pernikahan sang putra bungsu yang digelar di  Kagungan Dalem (KD) Bangsal Sewatama Kadipaten Pakualaman pada 7 hingga 11 Januari 2024.

Baca Juga: Prosesi Pernikahan Putra Bungsu Paku Alam X, Harmonisasi Tradisi Jawa nan Adiluhung

Gusti Putri yang memang seorang pembatik ini mengatakan bahwa batik-batik tersebut telah dipersiapkan sejak lama setelah anak pertamanya menikah, diawali dengan membuat kampuh yakni teknik menjahit untuk menyambungkan lembaran kain agar menjadi busana.

"Saya waktu itu berpikir karena saya memang pembatik, jadi setelah anak pertama menikah pasti anak saya nomor dua juga akan menikah, terlepas siapa pun calon istrinya. Sehingga saya punya keinginan membuat kampuhnya, karena waktunya cukup lama," dikutip dari website resmi Pemerintah Daerah DIY, Kamis (11/1/2024).

Dalam mempersiapkan kampuh dia mengawali dengan membuat goresan pada kain sepanjang 6 meter dan lebar 2,8 meter untuk kakung serta panjang 5,5 meter untuk putri.

Hal istimewa dari batik ageman Dhaup Agung ini adalah, Gustri Putri membuat prada berupa hiasan berwarna emas pada kain batik menggunakan lembaran emas murni 24 karat khusus untuk busana Dhaup Ageng putra bungsunya.

Baca Juga: Gelar Akad Hari ini, Cek Prosesi Pernikahan Pangeran Brunai Abdul Mateen yang Mewah

Sebelum proses membatik, Gusti Putri juga menggelar prosesi wilujengan atau berdoa dan meminta izin kepada para leluhur. Selain itu, Gusti Putri ingin mensosialisasikan filosofi atau ajaran yang ada di dalam naskah kuno tersebut melalui media batik

"Motif batik Indra Widagda atau Indra yang pandai diciptakan berdasarkan iluminasi Bathara Indra dalam naskah Sestradisuhul dan Sestra Ageng Adidarma. Wastra batik tersebut merupakan representasi dari tema Dhaup Ageng 'Manifestasi Kecerdasan Bathara Indra' yang pembuatannya memakan waktu setidaknya dua tahun," terangnya.

Menurut Gusti Putri, karakter Bathara Indra memiliki kecocokan dengan BPH Kusumo Kuntonugroho. Sebab, anak bungsu Wagub DIY itu juga suka belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan serta lulus dari program sarjana di Departemen Mikrobiologi Pertanian Fakultas Pertanian UGM dan pendidikan master di Departemen Bioteknologi Osaka University, Jepang. Pria dengan nama kecil Raden Mas Bhismo Srenggoro Kunto Nugroho ini tengah menempuh program doktoral di Departemen Bioteknologi Osaka University saat ini.

”Padahal, anak saya itu dari kecil sampai kuliah adalah anak band, rambutnya gondrong. Tapi, di balik kesukaan dia ngeband, ternyata dia senang belajar. Sekarang Mas Bhismo masih belajar di Osaka University untuk S-3. Itulah kenapa saya memakai tema Bathara Indra pada dhaup ageng pernikahan anak saya yang kedua,” jelas Gusti Putri.

Adapun 11 varian motif batik yang dipakai dalam Dhaup Ageng yaitu Indra Widagdo, Indra Widagda Jatmika, Indra Widagda Trajutresna, Indra Widagda Wariga Adi, Parang Indra Widagda, Parang Indra Palupi, Indra Widagda Dipta Sentana, Indra Widagda Mitra Rumpaka, Indra Widagda Abdya Rumpaka, Indra Widagda Sentana Puraksa, dan Indra Widagda Kusumastuti.
 

Sarat Makna dan Khas 

 

Rangkaian Dhaup Ageng atau Pernikahan Agung Kadipaten Pakualaman yakni BPH Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusumastuti (Sumber Gambar: Instagram.com/HumasJogja

Rangkaian Dhaup Ageng atau Pernikahan Agung Kadipaten Pakualaman yakni BPH Kusumo Kuntonugroho dengan Laily Annisa Kusumastuti (Sumber Gambar: Instagram.com/HumasJogja


Pengiat Batik Afif Syakur menyatakan orang yang menikahkan anaknya cenderung membuat batik sesuai dengan tema dari leluhur. Namun berbeda dengan Gusti Putri yang menciptakan batik-batik sarat makna dengan gaya klasik Yogyakarta sebagai upaya melestarikan nilai-nilai leluhur, termasuk dalam Dhaup Ageng ini.


"Gusti Putri dalam menciptakan batik tidak hanya sesuai dengan naskah kuno, tetapi juga disesuaikan dengan konsep motif-motif lama yang bisa menjadi satu. Ini semua bagian daripada empu batik yang menciptakan batik baru yang akan tercatat dalam sejarah sejarah, " katanya.

Afif mengakui batik-batik yang di ciptakan Gusti Putri sarat makna dan memiliki kekhasan tersendiri. Mengingat dalam menciptakan suatu motif batik, semua proses dilakukan dengan penuh perencanaan dan tetap mengedepankan kekhasan yang dimiliki oleh Kadipaten Pakualaman.

"Jadi tidak sekadar asal cepat selesai. Tapi melalui laku lampah yang sesuai aslinya semua. Sehingga bisa menghasilkan karya yang monumental. Tidak semua orang bisa memiliki ide atau pemikiran seperti beliau," terang Afif.

Abdi Dalem Widya Pustaka Kadipaten Pakualaman, Nyi Mas Lurah Radyo Adi Putri mengatakan pengerjaan motif batik Indra Widagda ini dilakukan secara bertahap oleh Tim Pembatik Kadipaten Pakualaman. " Motif batik ini dari idenya dari Gusti Putri. Kami hanya mengikuti arahan beliau dalam pengerjaannya," pungkasnya.

Baca Juga: 8 Gaun Cantik Pernikahan Mewah Gwen Ashley dengan Ryan Harris Anak Bos AirAsia

Editor: M. Taufikul Basari
 

SEBELUMNYA

Genap Berusia 95 Tahun, Begini Kisah Awal Proses Penciptaan Komik Tintin yang Legendaris

BERIKUTNYA

Tren Makeup dan Skincare Favorit Perempuan Indonesia, dari yang Simple hingga Jenama Lokal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: