Waspada Kolesterol Saat Libur Nataru, Hindari Faktor Risikonya
25 December 2023 |
21:11 WIB
Desyinta Nuraini
Jurnalis Hypeabis.id
Pola makan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kerap kali berantakan. Makanan berlemak seperti daging bakar atau bersantan selalu hadir untuk menggoyang lidah, entah ketika berkunjung ke rumah sanak saudara atau berwisata kuliner ria.
Jangan makan berlebihan ketika mengonsumsinya ya, Genhype. Pasalnya, kolesterol siap mengintai. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kadar kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit pembuluh darah jantung dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian di dunia.
Baca juga: Risiko Strok Mengintai Usia Lebih Muda, Yuk Disiplin Menjaga Kadar Kolesterol
Di Indonesia prevalensi gangguan kolesterol sendiri juga cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dirlis Kementerian Kesehatan pada 2018, proporsi penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun yang mengalami gangguan kolesterol sekitar 21,2 persen. Mereka memiliki kadar kolesterol total 200-239 mg/dL.
Dr. Wirawan Hambali, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Puri Indah menyebut angka tesebut menunjukkan bahwa banyak orang di Indonesia berisiko terkena penyakit jantung dan stroke akibat gangguan kolesterol. Dia menerangkan pola makan yang tidak sehat sering kali dianggap sebagai faktor utama seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Oleh karena itu, dalam menyambut libur akhir tahun, ada baiknya masyarakat tetap sadar dalam memilih jenis makanan maupun minuman yang akan dikonsumsi. “Waspadalah terhadap makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh dan gula karena dapat meningkatkan kadar kolesterol,” kata Wirawan, dikutip Hypeabis.id, Senin (25/11/2023).
Selain pola makan yang tidak sehat, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan kamu mengalami gangguan kolesterol. Kurangnya aktivitas fisik atau sedentary lifestyle dapat berkontribusi pada munculnya gangguan kolesterol.
Kemudian, kolesterol juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Riwayat keluarga dengan gangguan kolesterol dapat meningkatkan risiko kamu mengalami gangguan kolesterol. Risiko gangguan kolesterol cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, kebiasaan merokok dapat mengurangi kadar HDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Diketahui, lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) atau kolesterol baik berfungsi untuk membantu mengangkut kolesterol (membersihkan/scavenger) dari pembuluh darah arteri untuk kembali ke dalam hati. Sementara itu, peningkatan kadar LDL atau kolesterol jahat di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko pembentukan plak dalam pembuluh darah arteri yang dapat menimbulkan penyempitan aliran darah dan menyebabkan masalah pada jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
Wiarawan mengimbau agar masyarakat berhati-hati lantaran kadar kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, gejala baru terasa saat kondisi ini mengarah pada pembentukan plak di dalam pembuluh arteri.
Dia menerangkan, plak dapat mempersempit arteri sehingga hanya sedikit darah yang dapat melewatinya. Pembentukan plak mengubah susunan lapisan arteri. Nah, saat terjadi pengendapan pada dinding arteri, terjadi penurunan aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
“Kadar kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke, sampai serangan jantung,” tuturnya.
Jadi, menurutnya penting untuk tetap menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang selama liburan. Supaya kondisi tubuh tetap fit dan bugar, sempatkan juga berolahraga, serta istirahat yang cukup.
Baca juga: 4 Tip Pangkas Kolesterol saat Konsumsi Daging Kambing
Editor: Dika Irawan
Jangan makan berlebihan ketika mengonsumsinya ya, Genhype. Pasalnya, kolesterol siap mengintai. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kadar kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit pembuluh darah jantung dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian di dunia.
Baca juga: Risiko Strok Mengintai Usia Lebih Muda, Yuk Disiplin Menjaga Kadar Kolesterol
Di Indonesia prevalensi gangguan kolesterol sendiri juga cukup tinggi. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dirlis Kementerian Kesehatan pada 2018, proporsi penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun yang mengalami gangguan kolesterol sekitar 21,2 persen. Mereka memiliki kadar kolesterol total 200-239 mg/dL.
Dr. Wirawan Hambali, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Pondok Indah – Puri Indah menyebut angka tesebut menunjukkan bahwa banyak orang di Indonesia berisiko terkena penyakit jantung dan stroke akibat gangguan kolesterol. Dia menerangkan pola makan yang tidak sehat sering kali dianggap sebagai faktor utama seseorang memiliki kadar kolesterol yang tinggi.
Oleh karena itu, dalam menyambut libur akhir tahun, ada baiknya masyarakat tetap sadar dalam memilih jenis makanan maupun minuman yang akan dikonsumsi. “Waspadalah terhadap makanan yang mengandung tinggi lemak jenuh dan gula karena dapat meningkatkan kadar kolesterol,” kata Wirawan, dikutip Hypeabis.id, Senin (25/11/2023).
Selain pola makan yang tidak sehat, ada beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kemungkinan kamu mengalami gangguan kolesterol. Kurangnya aktivitas fisik atau sedentary lifestyle dapat berkontribusi pada munculnya gangguan kolesterol.
Kemudian, kolesterol juga bisa disebabkan oleh faktor genetik. Riwayat keluarga dengan gangguan kolesterol dapat meningkatkan risiko kamu mengalami gangguan kolesterol. Risiko gangguan kolesterol cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu, kebiasaan merokok dapat mengurangi kadar HDL dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Diketahui, lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) atau kolesterol baik berfungsi untuk membantu mengangkut kolesterol (membersihkan/scavenger) dari pembuluh darah arteri untuk kembali ke dalam hati. Sementara itu, peningkatan kadar LDL atau kolesterol jahat di dalam tubuh dapat meningkatkan risiko pembentukan plak dalam pembuluh darah arteri yang dapat menimbulkan penyempitan aliran darah dan menyebabkan masalah pada jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
Wiarawan mengimbau agar masyarakat berhati-hati lantaran kadar kolesterol tinggi biasanya tidak menimbulkan gejala apapun. Dalam kebanyakan kasus, gejala baru terasa saat kondisi ini mengarah pada pembentukan plak di dalam pembuluh arteri.
Dia menerangkan, plak dapat mempersempit arteri sehingga hanya sedikit darah yang dapat melewatinya. Pembentukan plak mengubah susunan lapisan arteri. Nah, saat terjadi pengendapan pada dinding arteri, terjadi penurunan aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.
“Kadar kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke, sampai serangan jantung,” tuturnya.
Jadi, menurutnya penting untuk tetap menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi seimbang selama liburan. Supaya kondisi tubuh tetap fit dan bugar, sempatkan juga berolahraga, serta istirahat yang cukup.
Baca juga: 4 Tip Pangkas Kolesterol saat Konsumsi Daging Kambing
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.