Takut tertinggal oleh sebuah tren di media sosial

Awas, 4 Dampak Psikologis FOMO Medsos pada Generasi Z

24 December 2023   |   15:07 WIB

Era digital dan perkembangan media sosial membuat banyak hal menjadi mudah untuk dilihat dan diakses melalui gawai. Kehadiran media sosial seperti Instagram, Twitter, dan TikTok turut berpengaruh terhadap psikologis penggunanya, termasuk muncul fenomena FOMO alias takut ketinggalan.

Postingan gambar atau video dengan momen-momen yang menarik dapat menciptakan ekspektasi dan keinginan untuk selalu terlibat dalam aktivitas serupa. Terutama pada Gen Z yang sering mengalami FOMO karena terus menerus terpapar pada kehidupan yang terdokumentasi secara visual oleh teman-teman mereka. 

Baca juga: Resensi Buku Fomo Marketing for Fomo Sapience, Dongkrak Penjualan Lewat Rasa Penasaran

Tren, acara, dan pencapaian dipamerkan secara luas, menciptakan tekanan untuk ikut serta dalam pengalaman serupa atau bahkan melampaui itu. Hal tersebut bila dilakukan secara terus menerus juga dapat berdampak pada psikologis seseorang. Lalu bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang?
 
FOMO atau Fear of Missing Out adalah kecemasan atau ketakutan seseorang bahwa mereka akan melewatkan pengalaman atau kejadian yang sedang menjadi tren. Pada generasi Z, FOMO sering kali terkait dengan penggunaan media sosial. Mereka mungkin merasa tertekan untuk terus terhubung dengan perkembangan terbaru, aktivitas teman-teman, atau tren populer agar tidak merasa ketinggalan.

Media sosial menjadi platform utama bagi generasi Z untuk berbagi momen dan mendapatkan informasi. Karena itu, ketika melihat teman-teman mereka berpartisipasi dalam kegiatan atau acara tertentu, ada tekanan tambahan bagi individu untuk ikut serta guna menghindari perasaan ketinggalan atau eksklusi sosial.
 
Menurut Mandas & Silfiyah (2022) media sosial mempunyai dampak buruk pada perasaan, dengan memberikan platform untuk memamerkan berbagai aspek kehidupan seseorang. Fenomena ini menciptakan dorongan untuk tetap terhubung dan tanpa disadari dapat menimbulkan perasaan iri.

Dalam Teori Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow, kehadiran FOMO diasumsikan terkait dengan pemenuhan kebutuhan psikologis, seperti rasa keterhubungan, kebutuhan untuk merasa termasuk, dan harga diri. 

FOMO bukanlah sebuah fenomena baru, namun hal ini semakin marak terjadi karena adanya media sosial (Mandas & Silfiyah 2022). FOMO cenderung mempunyai dampak negatif kepada diri sendiri terutama untuk generasi milenial yang mudah terpengaruh dengan apa yang dilihat.

Hal tersebut dapat memicu diri menjadi impulsif seperti contoh membeli suatu barang dengan harga yang mahal hanya karena tidak mau ketinggalan tren. Hal itu jika dibiarkan akan semakin berdampak kepada kesehatan mental yang mengalaminya. 
 
Lalu, bagaimana cara untuk menghilangkan perasaan FOMO? Pada dasarnya itu semua kembali kepada diri masing-masing dengan menyadari bahwa apa yang kita lihat melaui media sosial tidak selalu mencerminkan kehidupan sebenarnya. Pada kenyataannya, banyak yang memilih hanya membagikan momen-momen terbaik mereka.

Pemahaman ini dapat membantu mengurangi tekanan yang dirasakan oleh individu yang mungkin merasa terpukul oleh tren, acara, atau prestasi yang diposting secara luas. Karena jika kita terus berpatokan dengan apa yang kita lihat melalui media sosial hal tersebut akan sangat berdampak pada kesehatan mental kita. 
 
Dampak psikologis FOMO meliputi perasaan tidak tenang dan gelisah, dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang lebih serius, seperti kecemasan atau depresi. Penting bagi individu, terutama generasi Z, untuk mengelola waktu yang dihabiskan di media sosial, mendefinisikan batasan pribadi, dan fokus pada pencapaian dan kebahagiaan pribadi, bukan hanya respons terhadap apa yang diposting oleh orang lain. 
 
Menurut Kementerian Kesehatan (2023) fenomena FOMO ini dapat membawa dampak negatif pada kesehatan mental seseorang, seperti:


1. Turunnya rasa percaya diri

Seseorang yang mengalami FOMO ini akan semakin turun kepercayaan dirinya karena dia selalu merasa tidak puas dengan apa yang diperoleh oleh dirinya sendiri.


2. Mengganggu produktivitas

Hal ini disebabkan seseorang selalu berpatokan dengan apa yang dilihat dari media sosial sehingga pada aktivitas di kehidupan pribadinya menjadi tersampingkan.


3. Memengaruhi jam tidur

Fokus bermain media sosial hanya karena takut terlewatkan sesuatu juga akan berdampak pada jam tidur. Hal ini juga akan menyebakan kurangnya konsentrasi dan mengganggu kesehatan fisik.


4. Menjadi impulsif

FOMO juga menyebabkan seseorang menjadi impulsif, seperti membeli barang hanya karena suatu tren. Hal ini cenderung memaksakan dan akan berdampak parah jika terus dilakukan.
 
Semua hal tersebut akan berdampak serius pada kesehatan dan kesejahteraan mental seseorang hanya karena FOMO. Untuk itu, dalam menghadapi FOMO di media sosial, gen Z dapat mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesejahteraan mental, seperti membangun literasi digital, mengelola ekspektasi, dan fokus pada perkembangan diri yang positif.

Lalu, menciptakan lingkungan sosial yang mendukung di luar dunia maya juga dapat membantu mengurangi dampak negatif FOMO pada generasi ini. Menciptakan lingkungan di realita kehidupan yang mendukung juga merupakan kunci dalam mengatasi dampak negatif FOMO dan mempromosikan kesehatan mental yang sehat.

Baca juga: Simak Tip Meredam FOMO, Biar Tidak Berpengaruh terhadap Kesehatan Mental


Daftar Pustaka
Yulia, D., SKM, MARS - RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah. (2023). "Waspada! Sindrom FOMO dapat Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental." Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan.

 
Mandas, A. L., & Silfiyah, K. (2022). "Social Self-Esteem dan Fear of Missing Out Pada Generasi Z Pengguna Media Sosial."Jurnal Sinestesia, 12(1), 19-26.


Disclaimer: seluruh informasi dan kutipan dalam artikel ini menjadi tanggung jawab penulis yang bersangkutan.

SEBELUMNYA

7 Ide Hadiah Tukar Kado Low Budget untuk Perayaan Natal dan Tahun Baru

BERIKUTNYA

Hypereport: Suara Lantang Musisi Respons Isu Perubahan Iklim

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: