FOMO Marketing for FOMO Sapiens. (Sumber foto: consumeri.id)

Resensi Buku Fomo Marketing for Fomo Sapience, Dongkrak Penjualan Lewat Rasa Penasaran

27 April 2023   |   17:56 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Istilah Fear of Missing Out (FOMO) selama ini sering dikaitkan dengan kesehatan mental, kecemasan, depresi, dan dampak negatif lainnya. Padahal, fenomena Fomo berkaitan dengan strategi marketing. Ketika suatu brand mampu menciptakan fenomena FOMO bagi para konsumennya, di situlah dia akan mendapat keuntungan.

Pasalnya, secara otomatis, konsumen yang sudah menjadi fomsumers atau FOMO consumers akan rela mengeluarkan berapapun uangnya, mengorbankan tenaga dan waktu untuk mendapatkan produk, layanan, ataupun pengalaman yang diinginkan.

Baca juga: Resensi Buku Lantak La, Sebuah Petualangan Seru Penuh Imajinasi

Karena itulah, penting bagi suatu brand atau marketers untuk menciptakan Fomo Marketing yakni  rasa penasaran bagi para konsumennya atau fomsumers untuk mendongkrak sukses pemasaran. Fenomena mengenai fomsumerisme dan Fomo marketing diulas secara lengkap oleh Yuswohady bersama rekan-rekannya di dalam buku berjudul FOMO Marketing for FOMO Sapiens.
 

Ilustrasi cover buku (sumber : Dewi Andriani)

Ilustrasi cover buku (sumber : Dewi Andriani)


Menariknya, di dalam buku setebal 296 halaman ini, penulis tidak hanya menjelaskan tentang fenomena Fomo atau fomsumer saja tetapi juga merumuskan berbagai strategi yang dapat digunakan oleh brand atau marketer untuk meluluhkan hati para fomsumers-nya.

Sebagai suatu fenomena baru di dunia marketing, Yuswohady juga memberikan kerangka konseptual yang komprehensif tetapi mudah dipahami oleh pembaca dengan membuat pointers dan disertai berbagai ilustrasi sehingga mudah dipahami oleh para pembaca. Penulis menyertakan contoh-contoh konkret mengenai fenomena FOMO Marketing yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Secara umum, buku ini dibagi dalam tujuh bab. Pada bab pertama, penulis memulainya dengan sebuah tesis bahwa ‘At the end of the day, every Homo sapiens will be Fomo sapiens’ dan karenanya ‘Every consumer will be a Fomsumer’.

Baca juga: Simak Tip Meredam FOMO, Biar Tidak Berpengaruh terhadap Kesehatan Mental

Fenomena Fomo ini pun tidak lepas dari luapan informasi yang ada di dalam genggaman sehingga pada akhirnya kita akan menjadi ‘manusia Fomo’, bahkan keputusan membeli produk, layanan, atau pengalaman banyak dipengaruhi Fomo.

Inilah yang kemudian membawa penulis pada tesis bahwa ‘At the end of the day, every Marketing will be a Fomo Marketing’. Brand yang tidak menjalankan Fomo Marketing akan dilibas oleh pesaing yang masif menjalankannya.

Setelah menjabarkan mengenai pentingnya Fomo Marketing, selanjutnya di Bab 2 penulis mengurai kekuatan psikologis atau bias kognitif yang menjadi penggerak di balik Fomo yakni scarcity error atau bias kelangkaan, social proof atau naluri kelompok, dan loss aversion atau bias keengganan. Dengan memahami tiga bias tersebut maka para brand atau marketers dapat menyiasatinya untuk mendongkrak penjualan.

Dan bagian terpenting dari buku ini ada pada lima bab terakhir yakni bagaimana menjalankan Fomo Marketing dengan menerapkan lima prinsip yakni Authenticity, Immediacy, Relevancy, Validity, dan Virality yang masing-masing dibahas secara komprehensif pada setiap bab dengan bahasa sehari-hari dan contoh-contoh yang mudah dipahami sehingga dapat langsung dipraktikkan oleh para pembaca.

Judul Buku: Fomo Marketing for Fomo Sapiens
  • Penulis : Yuswohady, Farid Fatahillah, Fachreza D.P, Bagus Zidni
  • Desain sampul : Muhammad Ikbal
  • Desain isi : Muhammad Ikbal, Muhammad Abdul Sholeh
  • Penerbit : Self Publishing, Inventure
  • Tebal Buku : 296 halaman


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto
 

SEBELUMNYA

Tiga Langkah Mudah Turunkan Berat Badan Usai Lebaran

BERIKUTNYA

Trailer Distopia Black Knight Ungkap Kehidupan Dunia Pascakiamat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: