Resensi Yellowface, Cerita Kebohongan Lewat Fiksi Penuh Satir
19 December 2023 |
16:47 WIB
Fenomena rampas-merampas kekayaan intelektual membuat pekerja kreatif gamang. Banyak cerita pencurian ide yang terkubur dalam, tapi beberapanya muncul ke permukaan. Bagi R.F Kuang, lebih masuk akal menjelaskan semuanya lewat karya fiksi.
Tentu saja, R.F Kuang yang cukup akrab membawa nuansa gelap itu tetap menyampaikan cerita-cerita yang dikemas satir. Kuang menggambarkan kesatiran lewat dua penulis fenomenal yang terlahir kembar yaitu June Hayward dan Athena Liu.
Namun, June Hayward tak seharusnya disebut sebagai penulis handal. Kepiawaian buruknya dalam membohongi publik mencoreng apa yang disebut sebagai penulis. June melakukan cara-cara yang tidak semestinya dalam dunia kreatif. Boleh dibilang, dia menjalankan cara terlarang dalam industri kepenulisan.
Baca juga: Mengarsipkan Perkembangan Seni Rupa Lewat Buku Illuminations: Selected Media Publications By Carla Bianpoen
Alih-alih membeberkan kebohongan June secara gamblang, Kuang justru merepresentasikan kecurangan ini dalam kebohongan putih. June yang gelap mata dengan pencapaian dan haus pujian memanfaatkan kembarannya, Athena Liu yang dikisahkan sebagai 'kesayangan' dalam dunia sastra.
Kelihaiannya meramu kata membuat June menemukan celah di tengah rasa frustasinya sebagai gadis kulit putih biasa. Bagi June, tak ada yang menarik dari cerita hidup bahkan ide-idenya.
Seperti biasanya, Kuang menabrakan karakter protagonis dengan sebuah kemalangan. Sang kecintaan sastra itu mengalami kecelakaan aneh. Otak June berputar memanfaatkan keadaan ini. Dia mencuri mahakarya Athena yang baru saja selesai, sebuah novel eksperimental bertema kontribusi tanpa tanda jasa dari buruh China selama Perang Dunia I.
Rupanya June memiliki ide picik dengan mengeklaim mahakarya Athena, mengeditnya sedemikian rupa, lalu mengirimnya ke agen penerbit. Demi melancarkan aksinya, June nekat memasang nama penulisnya sebagai Juniper Song.
Ceritanya dieksekusi dengan cepat, intens, dan mencekam. Banyak sindiran satir yang menohok tentang bagaimana budaya dan kekayaan intelektual seperti bola liar di era modern, tetapi dikemas menyenangkan dengan cerita kejahatan perampasan ide lewat fiksi satir.
Tidak sampai di situ, sebagai penulis fiksi super intens, Kuang membawa konflik tegang melalui ketergantungan June pada Athena. Bagaimana June berupaya lepas dari bayang-bayang Athena yang merupakan otak di balik karya yang diklaimnya, dikemas dalam cerita yang menegangkan sekaligus lucu.
Apalagi, setelah banyak bukti-bukti dari publik bermunculan dan mengancam popularitasnya sebagai sang penulis gadungan. Pembaca akan diajak melihat perspektif unik tentang cara bertahan dan bersiasat June dalam melindungi rahasianya dengan cara yang tak terbayangkan.
Menariknya, Yellowface juga dibalut dengan gaya cerita satir khas Kuang, dengan banyak sentilan tajam mengenai keragaman, rasisme, perampasan ide, hingga cara media sosial menghancurkan mimpi dan harapan seseorang.
Baca juga: Review Buku Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan, Sebuah Upaya Menyusuri Masa Lalu
Secara umum, buku ini menyatukan banyak perspektif sosial dan psikologi penuh kejahatan yang menarik untuk dibaca. Pembaca dapat menarik moral tentang kehati-hatian dalam mengambil langkah dan buah simalakama dari perilaku licik.
Editor: Fajar Sidik
Tentu saja, R.F Kuang yang cukup akrab membawa nuansa gelap itu tetap menyampaikan cerita-cerita yang dikemas satir. Kuang menggambarkan kesatiran lewat dua penulis fenomenal yang terlahir kembar yaitu June Hayward dan Athena Liu.
Namun, June Hayward tak seharusnya disebut sebagai penulis handal. Kepiawaian buruknya dalam membohongi publik mencoreng apa yang disebut sebagai penulis. June melakukan cara-cara yang tidak semestinya dalam dunia kreatif. Boleh dibilang, dia menjalankan cara terlarang dalam industri kepenulisan.
Baca juga: Mengarsipkan Perkembangan Seni Rupa Lewat Buku Illuminations: Selected Media Publications By Carla Bianpoen
Alih-alih membeberkan kebohongan June secara gamblang, Kuang justru merepresentasikan kecurangan ini dalam kebohongan putih. June yang gelap mata dengan pencapaian dan haus pujian memanfaatkan kembarannya, Athena Liu yang dikisahkan sebagai 'kesayangan' dalam dunia sastra.
Kelihaiannya meramu kata membuat June menemukan celah di tengah rasa frustasinya sebagai gadis kulit putih biasa. Bagi June, tak ada yang menarik dari cerita hidup bahkan ide-idenya.
Seperti biasanya, Kuang menabrakan karakter protagonis dengan sebuah kemalangan. Sang kecintaan sastra itu mengalami kecelakaan aneh. Otak June berputar memanfaatkan keadaan ini. Dia mencuri mahakarya Athena yang baru saja selesai, sebuah novel eksperimental bertema kontribusi tanpa tanda jasa dari buruh China selama Perang Dunia I.
Rupanya June memiliki ide picik dengan mengeklaim mahakarya Athena, mengeditnya sedemikian rupa, lalu mengirimnya ke agen penerbit. Demi melancarkan aksinya, June nekat memasang nama penulisnya sebagai Juniper Song.
Ceritanya dieksekusi dengan cepat, intens, dan mencekam. Banyak sindiran satir yang menohok tentang bagaimana budaya dan kekayaan intelektual seperti bola liar di era modern, tetapi dikemas menyenangkan dengan cerita kejahatan perampasan ide lewat fiksi satir.
Tidak sampai di situ, sebagai penulis fiksi super intens, Kuang membawa konflik tegang melalui ketergantungan June pada Athena. Bagaimana June berupaya lepas dari bayang-bayang Athena yang merupakan otak di balik karya yang diklaimnya, dikemas dalam cerita yang menegangkan sekaligus lucu.
Apalagi, setelah banyak bukti-bukti dari publik bermunculan dan mengancam popularitasnya sebagai sang penulis gadungan. Pembaca akan diajak melihat perspektif unik tentang cara bertahan dan bersiasat June dalam melindungi rahasianya dengan cara yang tak terbayangkan.
Menariknya, Yellowface juga dibalut dengan gaya cerita satir khas Kuang, dengan banyak sentilan tajam mengenai keragaman, rasisme, perampasan ide, hingga cara media sosial menghancurkan mimpi dan harapan seseorang.
Baca juga: Review Buku Pulang-Pergi: Yang Dibawa dan Ditinggalkan, Sebuah Upaya Menyusuri Masa Lalu
Secara umum, buku ini menyatukan banyak perspektif sosial dan psikologi penuh kejahatan yang menarik untuk dibaca. Pembaca dapat menarik moral tentang kehati-hatian dalam mengambil langkah dan buah simalakama dari perilaku licik.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.