Penjualan sepeda motor dengan bahan bakar fosil masih lebih banyak (Sumber gambar ilustrasi: unsplash/ marwan ahmed)

Banyak Insentif Pemerintah, Minat Terhadap Motor Listrik Masih Rendah

12 December 2023   |   15:36 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Langkah pemerintah memberikan insentif kepada masyarakat untuk mendorong peningkatan penggunaan sepeda motor listrik tampaknya belum memberikan dampak maksimal. Minat publik untuk membeli kendaraan roda dua tanpa bahan bakar fosil itu masih minim. 

Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Budi Setiyadi mengatakan bahwa jumlah penjualan sepeda motor listrik berdasarkan Sistem Informasi Pemberian Bantuan Pembelian Kendaraan Listrik Roda Dua (SISAPIRa) sudah mencapai 15.000 unit beberapa minggu lalu.

“[Penjualan 15.000] Memang dari target 200.000 masih belum tercapai,” katanya kepada Hypeabis.id

Baca juga: Cek Syarat dan Daftar Motor Listrik yang Disubsidi Pemerintah

Dia menjelaskan bahwa ada sejumlah faktor yang membuat penjualan kendaraan listrik masih belum sesuai harapan. Salah satunya adalah revisi regulasi yang terjadi di dalam negeri pada tahun ini. 

Perubahan regulasi yang ada membuat proses yang diperlukan juga harus mengalami penyesuaian. Dengan begitu, masyarakat yang hendak melakukan pembelian dan sudah mendaftar tidak bisa diproses.

“Waktu itu tidak efektif beberapa bulan karena ada perubahan aturan, aplikasi denagn peraturan, dan sebagainya. Jadi, efektif pada 2023 hanya beberapa bulan yang bisa digunakan untuk bisa berproses dengan baik,” katanya.

Selain itu, jumlah masyarakat yang mendaftar untuk melakukan pembelian sepeda motor listrik di dalam negeri juga masih belum maksimal. Kondisi itu dapat terjadi lantaran di antara mereka yang belum mengetahui program insentif sebesar Rp7 juta yang diberikan oleh pemerintah.

Di sisi lain, masyarakat yang sudah tahu dengan program itu juga belum tentu mau melakukan pembelian. “Kenapa demikian? karena ini perubahan teknologi yang pastinya membuat banyak masyarakat bertanya. Kalau nanti motor ini di beli, rusak, dan sebagainya,” ujarnya. 

Sampai saat ini, kemampuan agen pemegang merek terkait dengan infrastruktur penjualan atau bengkel untuk melakukan perbaikan, perawatan, untuk sepeda motor listrik juga masih belum cepat.

Menurutnya, tidak banyak merek sepeda motor listrik yang menggunakan bengkel APM kendaraan non listrik hadir di daerah-daerah. Sejumlah brand harus membangun sendiri atau menjalin kemitraan dengan pihak lain jumlahnya masih minim. 
 

Motor listrik (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)

Motor listrik (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Abdurachman)

Harapan & Tantangan 2024 

Meskipun begitu, secara tren, minat penggunaan sepeda motor listrik dari 2019 sampai 2023 mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Secara bulanan, dia mengeklaim bahwa angka penjualannya juga naik. Namun, pertumbuhan yang terjadi tidak signifikan. 

Padahal, langkah pemerintah memberikan bantuan bertujuan agar penjualan kendaraan tanpa mesin dengan pembakaran internal itu dapat melonjak tinggi.

Pada tahun depan, asosiasi berharap pemerintah tetap menjalankan program bantuan yang telah diberikan pada tahun ini. Tidak hanya itu, pada 2024, potensi yang belum terserap juga tidak menutup kemungkinan bisa terakumulasi. Dia menuturkan bahwa semua pihak perlu melakukan kerja sama guna mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan roda dua di dalam negeri.

“Pemerintah sudah cukup banyak memberikan kemudahan kepada kami. Tinggal industri yang harus memanfaatkan momentum yang baik ini,” ujarnya.

Pada 2024, sejumlah hambatan juga tidak menutup kemungkinan akan ditemui oleh para pelaku industri sepeda motor listrik di dalam negeri, seperti sumber daya manusia, kemampuan keuangan, strategi bisnis, produksi, dan sebagainya.

Pelaku industri yang masih baru di industri ini kerap memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus dikerjakan, sehingga pemasarannya tidak maksimal. “Kami terbantu merek besar yang melakukan penetrasi ke pasar,” ujarnya.

Sementara mengenai infrastruktur, sepeda motor listrik sebenarnya tidak butuh fasilitas pengisian daya seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan pengisian daya cepat karena cukup di rumah. 

Meskipun begitu, dia tetap berharap ada fasilitas pengisian daya di beberapa titik seperti pusat perbelanjaan, pertokoan, dan perkantoran untuk sejumlah pihak yang beraktivitas dengan sepeda motor seperti ojek. “[Fasilitas pengisian daya] Itu memang belum terbentuk,” paparnya.

Baca juga: Daftar Motor Listrik Termahal di Dunia, Harganya Miliaran Rupiah

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Kejutan-kejutan Unik di Pameran All The Small Things 4

BERIKUTNYA

Review The Boy and the Heron, Kisah Semi Autobiografi Berbalut Petualangan Fantasi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: