Begini Kata CEO Soal Gojek 10 Tahun Mendatang
28 October 2021 |
09:24 WIB
Layanan on-demand Gojek telah menginjak usia ke-11 pada tahun ini. Platform super-app tersebut awalnya berfokus pada transportasi dan telah berkembang menyentuh banyak sektor termasuk kuliner hingga finansial, dan berbagai layanan yang lainnya.
Dengan pertumbuhan dan perkembangan usaha yang luar biasa, menjadi pertanyaan menarik tentang bagaimana bentuk Gojek 10 tahun atau 1 dekade mendatang. Dalam sebuah acara daring, CEO & Co-founder Gojek Kevin Aluwi menyampaikan gambaran besarnya.
Kevin menyatakan bahwa visi perusahaan 1 dekade ke depan adalah untuk menggerakkan apa pun (transportasi manusia, pengiriman barang dan makanan, dll) dengan moda kendaraan apa pun di semua kota Indonesia yang memiliki layanan Gojek.
Dengan pertumbuhan dan perkembangan usaha yang luar biasa, menjadi pertanyaan menarik tentang bagaimana bentuk Gojek 10 tahun atau 1 dekade mendatang. Dalam sebuah acara daring, CEO & Co-founder Gojek Kevin Aluwi menyampaikan gambaran besarnya.
Kevin menyatakan bahwa visi perusahaan 1 dekade ke depan adalah untuk menggerakkan apa pun (transportasi manusia, pengiriman barang dan makanan, dll) dengan moda kendaraan apa pun di semua kota Indonesia yang memiliki layanan Gojek.
"Bayangan kami dalam 10 tahun ke depan, Gojek, entah itu di aplikasi atau di sistem bisa menggerakkan apa pun sehingga makin banyak mitra usaha pengemudi dan UMKM," katanya.
Sebagaimana diketahui, Gojek memiliki layanan angkutan orang dan barang dengan roda dua dan empat melalui GoRide, GoCar, dan GoSend. Perusahaan juga tengah bersiap melakukan integrasi dengan transportasi massal.
Kevin menyatakan Gojek berkolaborasi dengan PT KCI untuk mengintegrasikan tiket KRL dengan layanan transportasi on-demand yang ada di dalam aplikasinya. Hal ini didasarkan pada riset internal perusahaan yang menunjukkan pengguna layanan Gojek sebagian besar juga memakai layanan transportasi umum.
Oleh sebab itu, kolaborasi ini dihadirkan dan fiturnya bakal segera dirilis. Perusahaan berharap dengan adanya integrasi tersebut, layanan bisa makin efektif untuk para pengguna. "Kita sudah final testing dan akan segera diluncurkan," katanya.
Kevin menyatakan Gojek berkolaborasi dengan PT KCI untuk mengintegrasikan tiket KRL dengan layanan transportasi on-demand yang ada di dalam aplikasinya. Hal ini didasarkan pada riset internal perusahaan yang menunjukkan pengguna layanan Gojek sebagian besar juga memakai layanan transportasi umum.
Oleh sebab itu, kolaborasi ini dihadirkan dan fiturnya bakal segera dirilis. Perusahaan berharap dengan adanya integrasi tersebut, layanan bisa makin efektif untuk para pengguna. "Kita sudah final testing dan akan segera diluncurkan," katanya.
Zero Carbon
Selain itu, visi Gojek pada masa mendatang adalah menjadi perusahaan carbon neutral atau zero carbon emission tepatnya ditargetkan pada 2030. Kevin menyatakan bahwa berbagai upaya untuk menuju visi tersebut mulai dilakukan saat ini.
Salah satu upaya yang paling dekat ialah dari sisi layanan transportasi. Gojek dalam beberapa waktu terakhir tengah fokus mengembangkan transportasi berbasis kendaraan listrik, dan telah melakukan uji coba pertama layanan motor listrik untuk pengantaran orang, makanan, dan barang.
Chief Transport Officer Gojek Raditya Wibowo mengatakan bahwa saat ini perusahaan juga tengah bersiap menjalankan uji coba kedua yang melibatkan 500 motor listrik di wilayah Jakarta Selatan untuk berbagai layanan.
Dalam uji coba tersebut, perusahaan menggandeng Pertamina, di mana beberapa SPUB bakal menjadi lokasi untuk pengemudi melakukan pertukaran baterai (swap battery) sebagai ganti pengisian daya lewat metode pengecasan (charging).
Raditya menyebut bahwa skala uji coba awalnya memang melibatkan jumlah yang relatif kecil, tetapi perusahaan memiliki target untuk memperluas layanan hingga 5.000 motor listrik dan 1 juta kilometer jarak tempuh dari kendaraan non-bensin tersebut.
Salah satu upaya yang paling dekat ialah dari sisi layanan transportasi. Gojek dalam beberapa waktu terakhir tengah fokus mengembangkan transportasi berbasis kendaraan listrik, dan telah melakukan uji coba pertama layanan motor listrik untuk pengantaran orang, makanan, dan barang.
Chief Transport Officer Gojek Raditya Wibowo mengatakan bahwa saat ini perusahaan juga tengah bersiap menjalankan uji coba kedua yang melibatkan 500 motor listrik di wilayah Jakarta Selatan untuk berbagai layanan.
Dalam uji coba tersebut, perusahaan menggandeng Pertamina, di mana beberapa SPUB bakal menjadi lokasi untuk pengemudi melakukan pertukaran baterai (swap battery) sebagai ganti pengisian daya lewat metode pengecasan (charging).
Raditya menyebut bahwa skala uji coba awalnya memang melibatkan jumlah yang relatif kecil, tetapi perusahaan memiliki target untuk memperluas layanan hingga 5.000 motor listrik dan 1 juta kilometer jarak tempuh dari kendaraan non-bensin tersebut.
"Roadmap besarnya adalah mengkonversi seluruh Indonesia menjadi kendaraan listrik, ini kita mulai dari Gojek," tuturnya.
Selain transportasi, layanan pengiriman makanan perusahaan yakni GoFood juga tengah melakukan berbagai inovasi untuk mewujudkan visi Gojek menjadi perusahaan bebas karbon dalam 1 dekade mendatang.
Chief Food Officer Gojek Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan bahwa perusahaan memang tengah bergerak dan fokus pada isu sustainability. Hal tersebut, lanjutnya, juga dilakukan pada layanan GoFood.
Catherine tak memungkiri bahwa layanan pengantaran makanan itu menghasilkan tidak sedikit sampah dan limbah. Oleh karenanya, perusahaan terus melakukan riset untuk mengatasi risiko dan masalah yang bisa ditimbulkan.
Ini termasuk dengan penggunaan plastik ramah lingkungan yang bahannya mudah terurai. Dia menyatakan untuk sekarang, format tersebut masih merupakan yang paling praktis dengan tetap berorientasi pada lingkungan.
Pasalnya, hal berbahaya dari plastik bukan terletak pada pemakaiannya, tetapi kesulitannya terurai sehingga inovasi diarahkan pada menemukan bahan yang lebih gampang terurai sehingga tidak menjadi limbah berbahaya.
Selain itu, dia menyatakan inovasi lainnya yang dihadirkan termasuk driver bag atau tas GoFood dengan tujuan menjaga kondisi dan kualitas makanan yang diantar oleh para mitra pengemudi kepada konsumen.
Catherine juga menyinggung isu zero waste makanan yang perlu diperhatikan yakni bahan makanan sisa para mitra pedagang. Untuk menanggulanginya, perusahaan menawarkan mitra UMKM untuk menentukan diskon atau flash sale sendiri produk makanan dan minumannya agar bisa terjual habis.
Chief Food Officer Gojek Catherine Hindra Sutjahyo mengatakan bahwa perusahaan memang tengah bergerak dan fokus pada isu sustainability. Hal tersebut, lanjutnya, juga dilakukan pada layanan GoFood.
Catherine tak memungkiri bahwa layanan pengantaran makanan itu menghasilkan tidak sedikit sampah dan limbah. Oleh karenanya, perusahaan terus melakukan riset untuk mengatasi risiko dan masalah yang bisa ditimbulkan.
Ini termasuk dengan penggunaan plastik ramah lingkungan yang bahannya mudah terurai. Dia menyatakan untuk sekarang, format tersebut masih merupakan yang paling praktis dengan tetap berorientasi pada lingkungan.
Pasalnya, hal berbahaya dari plastik bukan terletak pada pemakaiannya, tetapi kesulitannya terurai sehingga inovasi diarahkan pada menemukan bahan yang lebih gampang terurai sehingga tidak menjadi limbah berbahaya.
Selain itu, dia menyatakan inovasi lainnya yang dihadirkan termasuk driver bag atau tas GoFood dengan tujuan menjaga kondisi dan kualitas makanan yang diantar oleh para mitra pengemudi kepada konsumen.
Catherine juga menyinggung isu zero waste makanan yang perlu diperhatikan yakni bahan makanan sisa para mitra pedagang. Untuk menanggulanginya, perusahaan menawarkan mitra UMKM untuk menentukan diskon atau flash sale sendiri produk makanan dan minumannya agar bisa terjual habis.
"Jadi selain kita ngomong soal penggunaan bungkus plastik, juga soal sisa makanan. Gimana kami membantu mitra untuk meminimalisir hal itu," ujarnya.
Editor : Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.