Limbah Tekstil Jadi Sorotan, Fesyen Berkonsep Sustainable Makin Dilirik
05 December 2023 |
22:30 WIB
Brand fesyen makin getol menanggapi isu keberlanjutan (sustainability) dalam dunia mode. Tidak hanya terbatas pada kreativitas dalam hal desain dan gaya yang dihasilkan, kini para pelaku industrinya mulai menyentuh inovasi dan aspek baru dari sisi lingkungan.
Saat ini, limbah tekstil dari tren fast fashion menyumbang sampah terbesar di dunia. Untuk menyelesaikannya, brand mode dituntut memperhatikan isu lingkungan dalam hal pengolahan limbah tekstil ini. Begitu pula desainer di seluruh dunia yang makin gencar mengedepankan eco-friendly dengan konsep berkelanjutan dalam busana.
Desainer Tuty Cholid dari jenama Fashion Halal merupakan salah satu pelaku mode yang melirik isu lingkungan ini. Bagi Tuty, isu sentral ini sudah mengemuka sehingga dibutuhkan kepedulian serius dari dunia mode Indonesia terhadap keberlangsungan ekosistem lingkungan tersebut. Dia menegaskan, keberlanjutan dalam industri mode saat ini sudah tak bisa ditawar lagi.
“Untuk itu perlu inisiatif cepat dan tepat. Dan sebagai masyarakat muslim terbesar seantero dunia, Indonesia seyogianya berada di barisan depan dalam industri mode,” jelas Tuty.
Baca juga: Minimalisir Limbah, Intip 5 Jenama Fesyen yang Usung Keberlanjutan Ini
Melalui lini koleksi terbarunya, Tuty memperkenalkan konsep sustainably stylish dengan tema pakaian cantik, modis, dan bersahabat bagi lingkungan hidup. Dalam koleksinya kali ini, dia juga menyematkan konsep smart casual dan semi formal dengan paduan warna merah antara putih emas, dan hitam yang menggambarkan kesan perempuan profesional.
Tuty juga mengangkat wastra asli Indonesia. Wastra yang diusung dalam koleksinya kali ini menggunakan kain tenun dan kain ATBM dari Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Bali. Peluncuran koleksi ini juga telah melalui proses panjang yang dilakukan Tuty dalam mencari inspirasi dan menjelajah pelosok sentra tenun yang diyakini Tuty berpotensi luar biasa di masa mendatang.
“Kain-kain pilihan ini sebagian diproses finishing dengan batik dan bordir, untuk memperkuat aksen kekhasan tiap-tiap wastra,” imbuh Tuty.
Lini produk bertema keberlanjutan ini juga diangkat oleh jenama Usi Modist. Dengan konsep ecoprint, Owner Usi Modist Susi Marliana membawakan koleksinya yang terinspirasi dari kekayaan alam di negeri Jambi. Warna-warna dan pola koleksinya membawa tema “Hutan Harapan Jambi” yang merupakan hutan penyumbang oksigen bagi dunia.
Untuk diketahui, Hutan Harapan merupakan kawasan konsesi restorasi ekosistem pertama di Indonesia yang dikelola untuk pemulihan habitat dan fungsi ekosistem dengan memulihkan tanah dan perairan tempat tumbuhan dan hewan bergantung.
“Pada koleksi kali ini, kami mengangkat tema Hutan Harapan Evergreen Forest Greens and Earth Tones Folage, atau hijau tetumbuhan dan dedaunan berwarna tanah pewarnaan dari alam berpadu dengan putih kuning langsat,” jelas Susi.
Susi menyambung, tema itu diambil dari filosofi cerita masyarakat Jambi yang memiliki putri pinang masak yang berkulit putih halus dan menawan, lalu dipadukan dengan Batik Jambi berwarna merah merupakan representasi watak dan karakter masyarakat melayu Jambi. Ini juga sesuai tipikal masyarakatnya dengan karakter berani, sederhana, egaliter dan terbuka terhadap hal-hal baru di luarnya.
Bagian motif yang hadir pada koleksi ecoprint ini diambil dari dedaunan khas yang tumbuh di tanah Jambi, seperti daun jarak,daun jambu, tabebuya, kiara payung, tanaman pagar teh-tehan, murbei dan lainnya. Sementara desain busananya lebih menonjolkan kesan anggun dalam paduan warna-warna lembut seperti krem dan hijau. Sementara sentuhan berani tercermin lewat warna merah di bagian bahu, pinggang, hingga lengan dalam beberapa koleksi busananya ini.
“Diharapkan dengan dikeluarkannya produk baru ini dapat menumbuhkan kecintaan kita kepada kelestarian alam serta menjadi alternatif pilihan masyarakat tentang sustainable fashion yang berasal dari pewarnaan alam,” ujarnya.
Baca juga: Berpeluang Besar, Ini Tantangan Industri Fashion Indonesia untuk Dikenal Secara Global
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Saat ini, limbah tekstil dari tren fast fashion menyumbang sampah terbesar di dunia. Untuk menyelesaikannya, brand mode dituntut memperhatikan isu lingkungan dalam hal pengolahan limbah tekstil ini. Begitu pula desainer di seluruh dunia yang makin gencar mengedepankan eco-friendly dengan konsep berkelanjutan dalam busana.
Desainer Tuty Cholid dari jenama Fashion Halal merupakan salah satu pelaku mode yang melirik isu lingkungan ini. Bagi Tuty, isu sentral ini sudah mengemuka sehingga dibutuhkan kepedulian serius dari dunia mode Indonesia terhadap keberlangsungan ekosistem lingkungan tersebut. Dia menegaskan, keberlanjutan dalam industri mode saat ini sudah tak bisa ditawar lagi.
“Untuk itu perlu inisiatif cepat dan tepat. Dan sebagai masyarakat muslim terbesar seantero dunia, Indonesia seyogianya berada di barisan depan dalam industri mode,” jelas Tuty.
Baca juga: Minimalisir Limbah, Intip 5 Jenama Fesyen yang Usung Keberlanjutan Ini
Koleksi busana Fashion Halal by Tuty Cholid (Sumber gambar: Dok. IN2MF)
Tuty juga mengangkat wastra asli Indonesia. Wastra yang diusung dalam koleksinya kali ini menggunakan kain tenun dan kain ATBM dari Sumatra, Jawa, Sulawesi, hingga Bali. Peluncuran koleksi ini juga telah melalui proses panjang yang dilakukan Tuty dalam mencari inspirasi dan menjelajah pelosok sentra tenun yang diyakini Tuty berpotensi luar biasa di masa mendatang.
“Kain-kain pilihan ini sebagian diproses finishing dengan batik dan bordir, untuk memperkuat aksen kekhasan tiap-tiap wastra,” imbuh Tuty.
Lini produk bertema keberlanjutan ini juga diangkat oleh jenama Usi Modist. Dengan konsep ecoprint, Owner Usi Modist Susi Marliana membawakan koleksinya yang terinspirasi dari kekayaan alam di negeri Jambi. Warna-warna dan pola koleksinya membawa tema “Hutan Harapan Jambi” yang merupakan hutan penyumbang oksigen bagi dunia.
Untuk diketahui, Hutan Harapan merupakan kawasan konsesi restorasi ekosistem pertama di Indonesia yang dikelola untuk pemulihan habitat dan fungsi ekosistem dengan memulihkan tanah dan perairan tempat tumbuhan dan hewan bergantung.
“Pada koleksi kali ini, kami mengangkat tema Hutan Harapan Evergreen Forest Greens and Earth Tones Folage, atau hijau tetumbuhan dan dedaunan berwarna tanah pewarnaan dari alam berpadu dengan putih kuning langsat,” jelas Susi.
Koleksi busana dari Usi.Modist (Sumber gambar: Dok. IN2MF)
Bagian motif yang hadir pada koleksi ecoprint ini diambil dari dedaunan khas yang tumbuh di tanah Jambi, seperti daun jarak,daun jambu, tabebuya, kiara payung, tanaman pagar teh-tehan, murbei dan lainnya. Sementara desain busananya lebih menonjolkan kesan anggun dalam paduan warna-warna lembut seperti krem dan hijau. Sementara sentuhan berani tercermin lewat warna merah di bagian bahu, pinggang, hingga lengan dalam beberapa koleksi busananya ini.
“Diharapkan dengan dikeluarkannya produk baru ini dapat menumbuhkan kecintaan kita kepada kelestarian alam serta menjadi alternatif pilihan masyarakat tentang sustainable fashion yang berasal dari pewarnaan alam,” ujarnya.
Baca juga: Berpeluang Besar, Ini Tantangan Industri Fashion Indonesia untuk Dikenal Secara Global
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.