Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Berisiko Malanutrisi
30 September 2021 |
00:05 WIB
Anak dengan penyakit jantung bawaan (PJB) memiliki risiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malanutrisi. Adapun 39,8 persen anak dengan penyakit jantung bawaan mengalami malanutrisi berat, 24,1 persen sedang, dan 16,3 persen ringan.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, dr. I Gusti Lanang Sidhiarta, menerangkan terdapat sejumlah faktor anak dengan penyakit jantung bawaan mengalami malanutrisi.
Pertama, asupan nutrisi tidak adekuat. Anak dengan penyakit jantung bawaan mudah lelah, sering terhenti saat makan atau minum bahkan sejak bayi sehingga asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhannya. Kedua, kebutuhan nutrisi meningkat.
Anak dengan penyakit jantung bawaan memiliki metabolisme basal lebih tinggi terutama pada saat aktif atau menangis sehingga kebutuhan nutrisi meningkat. Mereka juga sering mengalami inflamasi atau infeksi yang menyebabkan kebutuhan nutrisinya meningkat.
Ketiga, penyerapan nutrisi pada usus mereka terganggu. “Anak dengan penyakit jantung bawaan seringkali mengalami gangguan penyerapan nutrisi pada usus terutama anak dengan penyakit jantung bawaan tipe sianosis (jari tangan, kuku, dan bibir tampak kebiruan),” ujar Lanang dalam diskusi virtual yang digelar Danone Indonesia, Rabu (29/9/2021).
Tentu malanutrisi ini dapat menyebabkan mereka menderita gizi buruk atau stunting. Dampak lainnnya, anak dengan penyakit jantung bawaan akan mengalami gangguan kognitif, daya tahan tubuh rendah atau mudah sakit, dan perburukan kondisi seperti memperparah kerusakan otot jantung, komplikasi lebih tinggi bila dilakukan operasi jantung, dan penyembuhan luka lebih lama.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mencegah malanutrisi pada anak dengan penyakit jantung bawaan dengan memperhatikan asupan nutrisi mereka. Lanang menyebut pada usia 6 bulan pertama, ibu wajib memberikan ASI dalam keadaan tenang. Kemudian, sebisa mungkin hindari bayi sering menangis karena saat aktif kebutuhan kalori akan meningkat.
Kemudian pada usia lebih besar, pertimbangkan pemberian formula khusus dengan densitas kalori lebih tingi sesuai petunjuk dokter anak. “BIla ada tanda gagal tumbuh yaitu kenaikan berat badan di bawah persentil 5 sesuai tabel WHO, segera konsultasi ke dokter anak,” imbau Lanang
Lebih lanjut dia menerangkan, perbaikan gizi anak dengan penyakit jantung bawaan dapat mencegah atau menurunkan angka kesakitan dan kematian, mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.
Editor: Avicenna
Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, dr. I Gusti Lanang Sidhiarta, menerangkan terdapat sejumlah faktor anak dengan penyakit jantung bawaan mengalami malanutrisi.
Pertama, asupan nutrisi tidak adekuat. Anak dengan penyakit jantung bawaan mudah lelah, sering terhenti saat makan atau minum bahkan sejak bayi sehingga asupan nutrisi tidak sesuai dengan kebutuhannya. Kedua, kebutuhan nutrisi meningkat.
Anak dengan penyakit jantung bawaan memiliki metabolisme basal lebih tinggi terutama pada saat aktif atau menangis sehingga kebutuhan nutrisi meningkat. Mereka juga sering mengalami inflamasi atau infeksi yang menyebabkan kebutuhan nutrisinya meningkat.
Ketiga, penyerapan nutrisi pada usus mereka terganggu. “Anak dengan penyakit jantung bawaan seringkali mengalami gangguan penyerapan nutrisi pada usus terutama anak dengan penyakit jantung bawaan tipe sianosis (jari tangan, kuku, dan bibir tampak kebiruan),” ujar Lanang dalam diskusi virtual yang digelar Danone Indonesia, Rabu (29/9/2021).
Tentu malanutrisi ini dapat menyebabkan mereka menderita gizi buruk atau stunting. Dampak lainnnya, anak dengan penyakit jantung bawaan akan mengalami gangguan kognitif, daya tahan tubuh rendah atau mudah sakit, dan perburukan kondisi seperti memperparah kerusakan otot jantung, komplikasi lebih tinggi bila dilakukan operasi jantung, dan penyembuhan luka lebih lama.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mencegah malanutrisi pada anak dengan penyakit jantung bawaan dengan memperhatikan asupan nutrisi mereka. Lanang menyebut pada usia 6 bulan pertama, ibu wajib memberikan ASI dalam keadaan tenang. Kemudian, sebisa mungkin hindari bayi sering menangis karena saat aktif kebutuhan kalori akan meningkat.
Kemudian pada usia lebih besar, pertimbangkan pemberian formula khusus dengan densitas kalori lebih tingi sesuai petunjuk dokter anak. “BIla ada tanda gagal tumbuh yaitu kenaikan berat badan di bawah persentil 5 sesuai tabel WHO, segera konsultasi ke dokter anak,” imbau Lanang
Lebih lanjut dia menerangkan, perbaikan gizi anak dengan penyakit jantung bawaan dapat mencegah atau menurunkan angka kesakitan dan kematian, mendukung tumbuh kembang yang optimal, dan memberikan angka keberhasilan operasi koreksi jantung dengan hasil yang lebih baik, serta kualitas fisik dan mental yang optimal di masa depan.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.