permintaan pesanan animasi juga banyak diminta dari berbagai rumah produksi luar negeri. (sumber gambara unsplash/Anshita Nair)

Tantangan Industri Animasi di Indonesia, Kreator Si Juki Sebut Tak Punya Grand Design

22 November 2023   |   21:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Gambar bergerak atau lebih populer dikenal dengan istilah animasi telah memberikan warna bagi industri kreatif dan hiburan di Indonesia. Saat ini, animasi bahkan telah digunakan untuk mengenalkan berbagai jenama produk hingga pengembangan video gim.

Sejumlah kemajuan juga telah diraih oleh industri ini dengan banyaknya karya-karya animator lokal yang mewarnai film animasi lokal dan mancanegara. Bahkan, permintaan pesanan animasi juga banyak diminta dari berbagai rumah produksi luar negeri. 

Baca juga: Animasi Terakhir Hayao Miyazaki, How Do You Live? Jadi Film Pertama Ghibli yang Dirilis di Imax

Animator Faza Ibnu Ubaidillah alias Faza Meonk mengatakan, seiring pandemi industri lokal Indonesia memang sempat mengalami penurunan. Namun, ada banyak animator Indonesia yang justru mendapat proyek untuk menggarap animasi dari luar negeri secara berkala.

Menurut kreator di balik karakter Si Juki itu dari segi kuantitas ada juga peningkatan jumlah para kreator animasi. Sebab, dengan munculnya tren media sosial memberi wadah baru bagi para animator untuk mengekspresikan gagasan-gagasan mereka, khususnya lewat YouTube hingga TikTok.
 
"Kalau saya lihat dari segi individu sebenarnya cukup meningkat. Jadi banyak kreator muda yang masih sekolah atau baru lulus kuliah membuat proyek-proyek animasi yang sederhana tapi viral, dan banyak-banyak yang nonton," terangnya.

 

(Sumber gambar Unsplash/ Hans Eiskonen)

(Sumber gambar Unsplash/ Hans Eiskonen)

Faza mengatakan, dengan melihat antusiasme para animator lokal tidak menutup kemungkinan bakal ada tren pertumbuhan animasi di Indonesia. Dari sinilah jika ekosistemnya dibentuk dengan baik maka mereka dapat berinovasi, dan terus berkontribusi terhadap industri animasi lokal.

Namun, peran pemerintah dalam membuat arah industri kreatif Indonesia khususnya di dunia animasi juga perlu dilihat ulang. Sebab menurut Faza, sejauh ini pemerintah hanya melakukan penyuluhan secara sporadis dan tidak menyasar industri dari hulu ke hilir.
 
Dia mencontohkan, Korea misalnya, industri kreatif di Negeri Ginseng itu menurutnya didukung penuh oleh negara lewat berbagai program yang masif dan terstruktur. Alhasil, budaya populer mereka menyebar ke berbagai negara lewat hegemoni K-Pop, musik, film, hingga drama, termasuk ke Indonesia.

"Tantangan lainnya adalah Indonesia tidak punya grand design jelas dan tepat sasaran. Selain itu, yang kerap jadi masalah adalah setiap pergantian pemimpin, program di sektor kreatifnya juga diubah sehingga berimbas pada kreator," katanya.

Faza menambahkan, tantangan industri animasi lokal juga tidak bisa dilepaskan dari intellectual property (IP) atau kekayaan intelektual. Hal ini dikarenakan tidak banyak animator yang sadar untuk melindungi IP character  mereka dengan mendaftarkannya ke pemerintah.

Padahal, ketika berbicara industri kreatif, para kreator juga harus melihat konten mereka dari segi bisnis. Oleh karena itu penting untuk membuka jaringan dengan ekosistem lain yang mengerti peluang dan ceruk bisnis di balik industri animasi lokal.

"Tantangannya adalah mempertemukan para kreator ini ke orang-orang bisnisnya. Bisa berupa licensing agency, IP manajemen, atau memang mereka ketemu partner yang cocok dan bisa mengembangkan kekayaan intelektual tersebut," katanya.

Sebagai tambahan informasi, pemetaan yang dilakukan Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI) menunjukkan, animasi Indonesia telah diekspor ke sekujur dunia termasuk Asia Timur, Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah.

Dari segi kuantitas, per 2020 AINAKI mencatat, ada 155 studio animasi di Indonesia yang tersebar di 23 kota. Sebagian besar studio animasi tersebut berada di provinsi Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Sumatera, Bali, serta Maluku.

Tak hanya itu, dalam kurun 2015-2019, industri animasi Indonesia tumbuh hingga 153 persen dengan rata-rata kenaikan 26 persen per tahun. Pendapatan dari industri animasi juga naik dari Rp 238 miliar pada 2015, menjadi Rp602 miliar pada 2019 meski sempat turut saat pandemi.

Baca juga: 7 Film Animasi yang Pas Ditonton Bersama Keluarga Saat Momen Lebaran

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Inspirasi Desain Meja Dapur Granit yang Estetik

BERIKUTNYA

Spotify Keluarkan Kebijakan Royalti Baru 2024, Bakal Untungkan Musisi?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: