Ilustrasi pengelolaan keuangan. (Sumber gambar: Karolina Grabowska/Pexels)

Begini Cara Atur Gaji UMP DKI Jakarta Menurut Perencana Keuangan

22 November 2023   |   16:49 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Para pekerja di Jakarta mungkin sedikit senang lantaran gajinya akan naik. Pasalnya, pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta baru saja menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024 menjadi Rp5.067.381. naik 3,38 persen dari tahun ini Rp4.901.798, dan menjadi UMP tertinggi di Indonesia.

Meski gaji kalian naik, pengelolaan keuangan yang baik tetap menjadi hal yang penting. Perencanaan finansial yang matang tentunya akan memastikan semua kebutuhan kalian terpenuhi. Jangan sampai sebaliknya. Keuangan menjadi minus dan harus menutupinya dengan utang.

Baca juga: 3 Kebiasaan ‘Bapak Miskin’ Ini Bikin Gaji Cuma Numpang Lewat Terus

Lantas, bagaimana mengatur keuangan dengan skema UMP Rp5 juta? yuk simak rekomendasinya menurut Perencana keuangan dari OneShildt Financial Independence Ully Safitri.


1. Amankan kebutuhan dasar

Ully Safitri mengatakan dengan skema UMP Rp5 juta, pastikan 60 persen dari gaji atau sekitar Rp3 juta, sudah mampu menutup kebutuhan sehari-hari setiap bulannya, mulai dari biaya sewa tempat tinggal (kost/kontrakan), makan, listrik, internet, dan transportasi.

"Di Jakarta itu hidup dengan Rp3 juta sebulan sudah sangat minimum," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id melalui sambungan telepon, Rabu (22/11/2023).


2.  Alokasikan untuk asuransi kesehatan & dana pensiun

Ketika kebutuhan sehari-hari sudah terpenuhi, kalian juga perlu cermat dalam mengelola sisa gaji yang didapatkan. Misalnya, dari total Rp5 juta lalu dikurangi Rp3 juta, kalian masih memiliki sisa gaji senilai Rp2 juta. Ully mengatakan alokasi utama dari sisa gaji tersebut sebaiknya digunakan untuk membayar asuransi kesehatan.

Agar masih terjangkau, kalian bisa memilih untuk menggunakan BPJS Kesehatan untuk melindungi diri dan keluarga, jika belum memiliki fasilitas itu dari perusahaan. Ully menuturkan asuransi kesehatan adalah jaminan perlindungan diri yang sangat penting, ketika seseorang jatuh sakit. Dengan begitu, tidak perlu lagi mengeluarkan uang yang banyak ketika menghadapi keadaan darurat tersebut.

"Kalau tidak begitu, yang ada nanti ambil pinjol [pinjaman online]. Kalau dilihat orang-orang itu rata-rata kelilit pinjol karena mereka tidak punya jaring pengaman salah satunya asuransi kesehatan. Ketika mereka sakit, mesti jual-jual dan pinjam kanan kiri," ungkapnya.
 

Ilustrasi uang. (Sumber gambar: Mufid Majnun/Unsplash

Ilustrasi uang. (Sumber gambar: Mufid Majnun/Unsplash

Setelah mengamankan asuransi kesehatan, Ully menuturkan perlindungan lainnya yang harus dijaga ialah dana pensiun seperti dengan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan (jika belum dicover perusahaan). Dana pensiun penting untuk dipersiapkan khususnya bagi kalian yang sudah berumah tangga, agar tidak membebani anak kalian nantinya.

"Penyakitnya orang Indonesia itu [dana pensiun] suka diputus tengah jalan. Padahal tidak boleh, karena itu benar-benar akan menjadi bekal ketika sudah tua dan enggak kerja. Dana itupun sebetulnya masih kurang," katanya.


3. Siapkan dana darurat & lunasi utang

Asumsikan bahwa biaya untuk asuransi kesehatan dan dana pensiun sebesar Rp500.000 tiap bulannya. Dengan begitu, kalian masih memegang sisa uang senilai Rp1,5 juta. Ully mengatakan sebaiknya alokasikan minimal Rp500.000 untuk tabungan dana darurat. Uang tersebut bisa bermanfaat untuk menutupi kebutuhan mendadak di luar perencanaan pengeluaran.

Nah, sisa uang senilai Rp1 juta atau uang lebih yang didapatkan dari pemasukan tambahan lain, sebaiknya digunakan untuk melunasi utang konsumtif terlebih dahulu jika memiliki tunggakan, seperti paylater, kartu kredit, pinjol, ataupun cicilan lainnya. "Selama masih punya utang konsumtif, akan percuma melakukan investasi apapun," kata Ully.

Sebaliknya, jika telah dipastikan terbebas dari utang konsumtif, kalian bisa mengalokasikan sisa gaji tersebut untuk kebutuhan lain mulai dari hiburan, utang jangka panjang seperti kredit rumah untuk aset, ataupun investasi lainnya. 

Meski demikian, bukan berarti ketika kalian memiliki utang, tidak bisa mengeluarkan uang untuk hiburan dan kebutuhan lainnya. Mau tidak mau, kalian harus memiliki penghasilan tambahan untuk tetap melunasi utang tersebut.

Baca juga: Tips Atur Gaji Bulanan, Ini 5 Pos Keuangan Prioritas

Namun, Ully mengatakan jangan sampai gaya hidup konsumtif yang kurang sehat seperti itu terus belanjut. "Lebih baik hidup dengan sangat humble yang penting kebutuhan terpenuhi, mulai dari sandang, pangan, papan, hingga pengaman pertama seperti asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan, serta pengaman kedua dana darurat," katanya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Beda dengan Baby Blues, Kenali Gejala Depresi Pasca Melahirkan yang Bisa Berakibat Fatal

BERIKUTNYA

Reverse Uno Card Sam Altman, Bos ChatGPT Kembali Jadi CEO OpenAI

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: