Adu Kreasi Modest Wear Berkonsep Wastra Modern
20 November 2023 |
20:53 WIB
Merayakan keindahan wastra Indonesia selalu menjadi bagian dari misi industri fesyen lokal. Mulai dari batik, ikat, lurik, hingga songket kini menyatu dengan pakaian-pakaian modern. Tak ada ruang lagi yang menganggap wastra merupakan pakaian tradisional yang kuno.
Pasalnya, saat ini busana dengan motif unik berbahan wastra dihadirkan dalam pakaian-pakaian kasual seperti modest wear. Tak hanya bagi wanita, kini tren modest juga makin akrab dengan busana comfy untuk pria.
Baca juga: Jenama Modest Fashion naPocut Bawa Koleksi Self Revelation di Runway JFW 2024
Desainer & Founder Apikmen Elva Fahrima misalnya, yang telah membangun DNA Apikmen dengan paduan wastra Indonesia berbalut cuttingan modern. Brand Apikmen dibuatnya bersama dengan mitranya yaitu Agus Tri Santosa sejak 2011. Hampir 13 tahun, Apikmen masih konsisten dengan pasar busana modest pria. Artinya, kebutuhan pakaian sopan dan nyaman untuk pria pun jafi sasaran empuk para pebisnis dan desainer.
“Kami konsisten mengkreasikan batik dan lurik yang berfokus pada fesyen pria dewasa yang modern dan berjiwa muda," ujar Elva. Dia ingin memperkenalkan segmentasi modest wear pria ke kalangan yang lebih luas dengan menerjunkan koleksi-koleksi terbaiknya dalam ajang modest & muslim wear tahunan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024.
Dalam koleksinya yang akan ditampilkan di JMFW 2024 nanti, Elva tetap membawakan motif wastra Indonesia dalam warna-warna bernuansa muda. Elva mengatakan, inspirasinya diambil dari keindahan wastra di Lombok.
“Waktu kami kurasi pertama di Lombok, kami terkagum-kagum dengan Tikalnya Lombok,” jelas Elva. Menurutnya, motif keindahan wastra Lombok ini memiliki variasi yang cukup banyak mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit.
Mendasari inspirasi tersebut, Apikmen akan menuangkan ide-idenya ke dalam motif batik modern yang akan ditampilkan di gelaran JMFW 2024 nanti. Paduan unsur wastra dalam pakaian sopan ini juga sejalan dengan misi utama JMFW 2024 yang bertujuan mengeksplorasi kemegahan modest fesyen ala Indonesia, baik melalui karya desainer atau visi menguatkan ekosistem modest fesyen nasional.
Sementara Apikmen membawakan wastra untuk pria, brand Opie Ovie dari Dwi Novie juga tak kalah unjuk gigi dengan koleksinya yang super filosofis. Dwi Novie mengatakan, Opie Ovie memang lebih fokus pada pakaian ready to wear berkonsep sustainable yang menyasar segmentasi wanita dewasa.
Dalam busana-busananya, wanita yang akrab disapa Opie ini mengedepankan konsep versatile yang dapat diadaptasikan dengan ragam aktivitas sehari-hari wanita. Untuk mendapatkan hasil terbaik, Opie mengeksplorasi teknik dan pattern pengolahan yang terus diperbaharui dari segi material, detail hingga cutting-nya.
Untuk JMFW 2024, Opie bekerja sama dengan Caren Deleno dan UBS Gold berangkat dengan inspirasi seorang pionir matematika modern bernama Al Khwarizmi. Dia dikenal di Uzbekistan dengan keahlian matematikanya. Sementara matematika dianggap sebagai komponen besar yang sangat berperan dalam peradaban Islam. Kejayaan matematika pada masa peradaban Muslim ini sering terlihat dalam karya arsitektural yang kompleks.
Berangkat dari ide tersebut, Opie mengaku ingin menerjemahkan kehebatan matematika dalam elemen estetika fesyen. Sehingga dalam koleksi ini, unsur seperti kalkulasi, geometri, penuh struktur, futuristik, hingga kesan earthy lebih ditonjolkan dalam karya Opie.
Warna dengan tone earthy juga mampu memancarkan kesan mewah, tenang, dan cerdas. “Kemewahan bukan hanya diperlihatkan oleh suatu yang megah, namun desain yang penuh makna berpikir dengan kebaruan,” jelas Opie.
Justru dengan kolaborasinya bersama UBS Gold, Opie menganggap jenis modest wear ini mewakili quit luxury. Bahwa jenis quit luxury pun bisa diterapkan oleh brand-brand lokal. Dalam busananya, Opie tampak melakukan teknik layer beberapa potongan untuk membuat tekstur dan tampilan yang versatile.
Baca juga: Jakarta Muslim Fashion Week 2024 Fokus pada Penguatan Ekosistem Modest Fesyen Nasional
Misalnya, koleksi busana berwarna krem dengan bagian tangan puffy, atau beberapa detail moden dan spesifik di bagian depan busana. Untuk membuat koleksinya di JMFW 2024 nanti, Opie menggunakan beragam jenis tekstil seperti kaos, rajut, poly, denim, drill, hingga linen. Sementara wastranya akan didominasi dengan penggunaan jenis tenun.
Editor: Fajar Sidik
Pasalnya, saat ini busana dengan motif unik berbahan wastra dihadirkan dalam pakaian-pakaian kasual seperti modest wear. Tak hanya bagi wanita, kini tren modest juga makin akrab dengan busana comfy untuk pria.
Baca juga: Jenama Modest Fashion naPocut Bawa Koleksi Self Revelation di Runway JFW 2024
Desainer & Founder Apikmen Elva Fahrima misalnya, yang telah membangun DNA Apikmen dengan paduan wastra Indonesia berbalut cuttingan modern. Brand Apikmen dibuatnya bersama dengan mitranya yaitu Agus Tri Santosa sejak 2011. Hampir 13 tahun, Apikmen masih konsisten dengan pasar busana modest pria. Artinya, kebutuhan pakaian sopan dan nyaman untuk pria pun jafi sasaran empuk para pebisnis dan desainer.
“Kami konsisten mengkreasikan batik dan lurik yang berfokus pada fesyen pria dewasa yang modern dan berjiwa muda," ujar Elva. Dia ingin memperkenalkan segmentasi modest wear pria ke kalangan yang lebih luas dengan menerjunkan koleksi-koleksi terbaiknya dalam ajang modest & muslim wear tahunan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024.
Apikmen (Sumber gambar: Dok. JMFW 2024)
“Waktu kami kurasi pertama di Lombok, kami terkagum-kagum dengan Tikalnya Lombok,” jelas Elva. Menurutnya, motif keindahan wastra Lombok ini memiliki variasi yang cukup banyak mulai dari yang sederhana hingga yang paling rumit.
Mendasari inspirasi tersebut, Apikmen akan menuangkan ide-idenya ke dalam motif batik modern yang akan ditampilkan di gelaran JMFW 2024 nanti. Paduan unsur wastra dalam pakaian sopan ini juga sejalan dengan misi utama JMFW 2024 yang bertujuan mengeksplorasi kemegahan modest fesyen ala Indonesia, baik melalui karya desainer atau visi menguatkan ekosistem modest fesyen nasional.
Sementara Apikmen membawakan wastra untuk pria, brand Opie Ovie dari Dwi Novie juga tak kalah unjuk gigi dengan koleksinya yang super filosofis. Dwi Novie mengatakan, Opie Ovie memang lebih fokus pada pakaian ready to wear berkonsep sustainable yang menyasar segmentasi wanita dewasa.
Dalam busana-busananya, wanita yang akrab disapa Opie ini mengedepankan konsep versatile yang dapat diadaptasikan dengan ragam aktivitas sehari-hari wanita. Untuk mendapatkan hasil terbaik, Opie mengeksplorasi teknik dan pattern pengolahan yang terus diperbaharui dari segi material, detail hingga cutting-nya.
Opie Ovie (Sumber gambar: Dok/ JMFW 2024)
Berangkat dari ide tersebut, Opie mengaku ingin menerjemahkan kehebatan matematika dalam elemen estetika fesyen. Sehingga dalam koleksi ini, unsur seperti kalkulasi, geometri, penuh struktur, futuristik, hingga kesan earthy lebih ditonjolkan dalam karya Opie.
Warna dengan tone earthy juga mampu memancarkan kesan mewah, tenang, dan cerdas. “Kemewahan bukan hanya diperlihatkan oleh suatu yang megah, namun desain yang penuh makna berpikir dengan kebaruan,” jelas Opie.
Justru dengan kolaborasinya bersama UBS Gold, Opie menganggap jenis modest wear ini mewakili quit luxury. Bahwa jenis quit luxury pun bisa diterapkan oleh brand-brand lokal. Dalam busananya, Opie tampak melakukan teknik layer beberapa potongan untuk membuat tekstur dan tampilan yang versatile.
Baca juga: Jakarta Muslim Fashion Week 2024 Fokus pada Penguatan Ekosistem Modest Fesyen Nasional
Misalnya, koleksi busana berwarna krem dengan bagian tangan puffy, atau beberapa detail moden dan spesifik di bagian depan busana. Untuk membuat koleksinya di JMFW 2024 nanti, Opie menggunakan beragam jenis tekstil seperti kaos, rajut, poly, denim, drill, hingga linen. Sementara wastranya akan didominasi dengan penggunaan jenis tenun.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.