Eksplorasi Produk Heritage Daerah di Panggung Age of Archipelago IFW 2023
24 February 2023 |
20:35 WIB
1
Like
Like
Like
Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 sudah memasuki hari ke-3. Setelah menampilkan ratusan karya dari desainer berbagai daerah, gelaran IFW 2023 memasuki sesi Age of Archipelago, sebuah sesi yang lebih khusus menampilkan produk heritage dari masing-masing daerah yang berpartisipasi di ajang IFW ke-10 ini.
Secara umum, IFW tahun ini memang mengangkat fashion dengan tema sulam Karawo yang merupakan kesenian asli dari Gorontalo. Namun, desainer daerah lain juga dibebaskan membawa kreasi dari produk heritage masing-masing daerahnya untuk diperkenalkan di atas panggung.
IFW 2023 membuat sesi khusus bertajuk Age of Archipelago untuk menghadirkan koleksi desainer dengan berbagai eksplorasi wastra nusantara. Panggung Age of Archipelago dapat menjadi momen penting bagi setiap desainernya dalam memperkenalkan motif tradisional. Pasalnya, terdapat beberapa perwakilan Kedutaan Besar yang hadir, antara lain Venezuela, Rusia, Estonia, Filipina, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2023 Ajak Desainer Daerah Populerkan Wastra Nusantara
Semarak panggung dibuka dengan tarian Lewai Gemut diikuti dengan penampilan koleksi dari desainer pertama yakni Lia Afif yang berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kutai Timur. Koleksi Lia Afif membawa banyak warna netral seperti cokelat dan putih dengan permainan pola potongan kain yang unik.
Kemudian selanjutnya, giliran kolaborasi koleksi Poppy Dharsono x Pemerintah Daerah Garut yang mengusung material kulit atau leather dalam busana modern. “Saya ingin melakukan rebranding leather ala Garut dengan ekspertis ala Italia. Tentu masih banyak yang harus ditingkatkan supaya leather Garut ini naik kelas,” ungkap Poppy di panggung IFW 2023.
Busana Poppy Dharsono dengan material kulit pun melenggang diperagakan oleh para model. Leather yang dibawa Poppy masih didominasi oleh pakaian berupa jaket kulit dengan warna cokelat.
Penampilan ketiga diisi oleh Pendopo Indonesia yang membawakan banyak busana kasual dan lebih santai. Direktur Pendopo, Tasya Widya Krisnadi mengatakan, Pendopo memang berfokus membuat pakaian yang nyaman dan bisa dipakai dalam mode kasual dan formal.
Berhubung IFW 2023 ini mengangkat tema Sagara dari Timur, koleksi yang dibawakan hari ini membawa banyak pola dan motif yang terinspirasi dari kekayaan bahari Indonesia. “Kerahnya dibuat seperti gelombang laut dengan tenun Sikka yang khas, dipadukan dengan sulam yang membuat pakaian ini cocok dipakai saat nyantai atau formal,” ungkap Tasya dalam Konferensi Pers IFW 2023.
Penampilan berlanjut dengan koleksi Kekean Wastra Gallery yang berkolaborasi dengan SMKN 1 Buduran Sidoarjo. Dapat dikatakan, penampilan ini cukup dinantikan mengingat sesi ini menggaet desainer pelajar dari sekolah kejuruan. Koleksi ini membawa beberapa outer kasual bermotif wastra Indonesia. Beberapa busana muslimnya dibuat dengan kesan modern yang cocok untuk digunakan untuk menghadiri pesta.
Dekranasda Batang Hari membawa desainer Bella Burhan untuk tampil di IFW 2023. Banyak bagian dalam busana yang dibuat polos, tetapi menekankan unsur mewah pada outer-nya. Padu padan busana polos sebagai inner dengan outer batik Batang Hari itu membawa kesan yang lebih elegan dengan motif bunga tanjung.
“Kita terinspirasi dari Lady Diana dengan busananya yang elegan dengan pola layering. Saya ingin membwa konsep busana yang modern dengan wastra batik Batang Hari supaya generasi muda juga suka dengan wastra Indoensia,” ungkap Bell Burhan dalam Konferensi Pers IFW 2023.
Panggung Age of Archipelago ditutup dengan satu-satunya perwakilan fesyen dari luar negeri. Mac Taug dari Filipina membawakan beberapa busana dengan menonjolkan potongan unik. Salah satu yang menonjol adalah busana dengan bagian tangan yang menyerupai puff atau desain balloon hand. Beberapa koleksi yang dibawa Mac Taug membawa banyak kesan mulai dari bold, chic, hingga kasual.
Baca juga: Mengenal Karawo, Seni Sulam Khas Gorontalo yang Mentereng di IFW 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Secara umum, IFW tahun ini memang mengangkat fashion dengan tema sulam Karawo yang merupakan kesenian asli dari Gorontalo. Namun, desainer daerah lain juga dibebaskan membawa kreasi dari produk heritage masing-masing daerahnya untuk diperkenalkan di atas panggung.
IFW 2023 membuat sesi khusus bertajuk Age of Archipelago untuk menghadirkan koleksi desainer dengan berbagai eksplorasi wastra nusantara. Panggung Age of Archipelago dapat menjadi momen penting bagi setiap desainernya dalam memperkenalkan motif tradisional. Pasalnya, terdapat beberapa perwakilan Kedutaan Besar yang hadir, antara lain Venezuela, Rusia, Estonia, Filipina, dan masih banyak lainnya.
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2023 Ajak Desainer Daerah Populerkan Wastra Nusantara
Semarak panggung dibuka dengan tarian Lewai Gemut diikuti dengan penampilan koleksi dari desainer pertama yakni Lia Afif yang berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kutai Timur. Koleksi Lia Afif membawa banyak warna netral seperti cokelat dan putih dengan permainan pola potongan kain yang unik.
Model memperagakan busana dalam show Age of Archipelago saat berlangsungnya Indonesia Fashion Week (IFW) 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (24/2/2023). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)
Busana Poppy Dharsono dengan material kulit pun melenggang diperagakan oleh para model. Leather yang dibawa Poppy masih didominasi oleh pakaian berupa jaket kulit dengan warna cokelat.
Penampilan ketiga diisi oleh Pendopo Indonesia yang membawakan banyak busana kasual dan lebih santai. Direktur Pendopo, Tasya Widya Krisnadi mengatakan, Pendopo memang berfokus membuat pakaian yang nyaman dan bisa dipakai dalam mode kasual dan formal.
Berhubung IFW 2023 ini mengangkat tema Sagara dari Timur, koleksi yang dibawakan hari ini membawa banyak pola dan motif yang terinspirasi dari kekayaan bahari Indonesia. “Kerahnya dibuat seperti gelombang laut dengan tenun Sikka yang khas, dipadukan dengan sulam yang membuat pakaian ini cocok dipakai saat nyantai atau formal,” ungkap Tasya dalam Konferensi Pers IFW 2023.
Penampilan berlanjut dengan koleksi Kekean Wastra Gallery yang berkolaborasi dengan SMKN 1 Buduran Sidoarjo. Dapat dikatakan, penampilan ini cukup dinantikan mengingat sesi ini menggaet desainer pelajar dari sekolah kejuruan. Koleksi ini membawa beberapa outer kasual bermotif wastra Indonesia. Beberapa busana muslimnya dibuat dengan kesan modern yang cocok untuk digunakan untuk menghadiri pesta.
Dekranasda Batang Hari membawa desainer Bella Burhan untuk tampil di IFW 2023. Banyak bagian dalam busana yang dibuat polos, tetapi menekankan unsur mewah pada outer-nya. Padu padan busana polos sebagai inner dengan outer batik Batang Hari itu membawa kesan yang lebih elegan dengan motif bunga tanjung.
“Kita terinspirasi dari Lady Diana dengan busananya yang elegan dengan pola layering. Saya ingin membwa konsep busana yang modern dengan wastra batik Batang Hari supaya generasi muda juga suka dengan wastra Indoensia,” ungkap Bell Burhan dalam Konferensi Pers IFW 2023.
Panggung Age of Archipelago ditutup dengan satu-satunya perwakilan fesyen dari luar negeri. Mac Taug dari Filipina membawakan beberapa busana dengan menonjolkan potongan unik. Salah satu yang menonjol adalah busana dengan bagian tangan yang menyerupai puff atau desain balloon hand. Beberapa koleksi yang dibawa Mac Taug membawa banyak kesan mulai dari bold, chic, hingga kasual.
Baca juga: Mengenal Karawo, Seni Sulam Khas Gorontalo yang Mentereng di IFW 2023
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.