Dorong Kulit Garut Naik Kelas, Poppy Dharsono Bawa Koleksi Leather ala Ekspertis Italia
24 February 2023 |
22:01 WIB
1
Like
Like
Like
Desainer Indonesia harus memutar otak jika ingin produknya naik kelas. Tidak tinggal diam, beberapa asosiasi fashion dan pemerintah acap kali bekerja sama untuk mendorong dunia fashion Indonesia semakin maksimal. Demi mewujudkan mimpi itu, diperlukan usaha khusus bagi desainer, seperti eksplorasi motif hingga pemilihan material.
Ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono pun ingin mewujudkan naik kelasnya produk heritage daerah. Dalam panggung Age of Archipelago IFW 2023, Poppy Dharsono berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Garut untuk membuat produk daerah bisa bersaing dengan pasar nasional hingga global.
Garut telah dikenal cukup lama dengan industri material kulit atau leather yang khas. Sayangnya, belum banyak desainer yang membawa leather dengan kreasi yang unik dan berbeda. Poppy mengatakan, padahal material kulit ini bisa mendapat pasar besar dari peminat busana leather.
Baca juga: Eksplorasi Produk Heritage Daerah di Panggung Age of Archipelago IFW 2023
Industri kulit di Garut sudah mulai ada sejak 1921. Selama lebih dari satu abad, Poppy mengaku tak menemukan banyak perubahan dengan material leather Garut baik dari segi desain hingga kualitas bahan. “Saya datang ke Garut dan saya lihat desainnya begitu-begitu saja. Banyak yang harus ditingkatkan jika kita ingin mendorong leather Garut dikenal di Indonesia dan kancah global,” kata Poppy Dharsono di Panggung IFW 2023.
Bupati Garut, Rudy Gunawan mengatakan, pemerintah daerah terbantu dengan kolaborasi dan pelatihan yang dilakukan APPMI untuk membuat leather semakin dikenal. “Dua tahun lalu, bu Poppy melakukan kurasi tentang material kulit Garut. Hasilnya, harus banyak dibenahi tidak Cuma dari segi desain saja, tetapi juga kualitas bahan,” kata Rudy di Panggung IFW 2023.
Rudy menyebut, produk kulit Garut sudah mulai melakukan pendekatan kualitas dalam beberapa tahun ini. Peningkatakan produk akan terus dilakukan sehingga material mentahnya akan semakin berkualitas. Peningkatan kualitas ini pun akan mempengaruhi harga dari kulit Garut.
Upaya ini turut didorong oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Anggaran sebesar Rp12 Miliar digelontorkan demi membuat rumah produksi yang mendukung dunia fashion Garut, termasuk dalam hal pengembangan material leather. Di dalam rumah produksi itu, akan ada sejumlah desainer yang mendukung kegiatan kreasi produksi kulit Garut.
“Kita punya rencana besar membangun industri kulit di Garut. Umur kulit Garut sudah sama dengan Gucci, tapi kelas kita perkembangannya jauh. Kita sudah tidak bisa menggunakan mental negara berkembang jika ingin fashion kita naik kelas,” jelas Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki di panggung IFW 2023.
Di IFW 2023, Poppy Dharsono membawakan 24 koleksi kolaborasinya bersama UKM fashion kulit di Garut. Wanita berusia 71 tahun itu ingin membuat material kulit Garut dengan ekspertis ala Italia. Pakaiannya masih lebih banyak dibuat dalam busana jaket dengan outer yang variatif seperti long blazer hingga crop jacket dengan warna cokelat dan hitam.
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2023 Ajak Desainer Daerah Populerkan Wastra Nusantara
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Poppy Dharsono pun ingin mewujudkan naik kelasnya produk heritage daerah. Dalam panggung Age of Archipelago IFW 2023, Poppy Dharsono berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Garut untuk membuat produk daerah bisa bersaing dengan pasar nasional hingga global.
Garut telah dikenal cukup lama dengan industri material kulit atau leather yang khas. Sayangnya, belum banyak desainer yang membawa leather dengan kreasi yang unik dan berbeda. Poppy mengatakan, padahal material kulit ini bisa mendapat pasar besar dari peminat busana leather.
Baca juga: Eksplorasi Produk Heritage Daerah di Panggung Age of Archipelago IFW 2023
Industri kulit di Garut sudah mulai ada sejak 1921. Selama lebih dari satu abad, Poppy mengaku tak menemukan banyak perubahan dengan material leather Garut baik dari segi desain hingga kualitas bahan. “Saya datang ke Garut dan saya lihat desainnya begitu-begitu saja. Banyak yang harus ditingkatkan jika kita ingin mendorong leather Garut dikenal di Indonesia dan kancah global,” kata Poppy Dharsono di Panggung IFW 2023.
Poppy Dharsono x Pemerintah Daerah Garut (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)
Rudy menyebut, produk kulit Garut sudah mulai melakukan pendekatan kualitas dalam beberapa tahun ini. Peningkatakan produk akan terus dilakukan sehingga material mentahnya akan semakin berkualitas. Peningkatan kualitas ini pun akan mempengaruhi harga dari kulit Garut.
Upaya ini turut didorong oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. Anggaran sebesar Rp12 Miliar digelontorkan demi membuat rumah produksi yang mendukung dunia fashion Garut, termasuk dalam hal pengembangan material leather. Di dalam rumah produksi itu, akan ada sejumlah desainer yang mendukung kegiatan kreasi produksi kulit Garut.
“Kita punya rencana besar membangun industri kulit di Garut. Umur kulit Garut sudah sama dengan Gucci, tapi kelas kita perkembangannya jauh. Kita sudah tidak bisa menggunakan mental negara berkembang jika ingin fashion kita naik kelas,” jelas Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki di panggung IFW 2023.
Di IFW 2023, Poppy Dharsono membawakan 24 koleksi kolaborasinya bersama UKM fashion kulit di Garut. Wanita berusia 71 tahun itu ingin membuat material kulit Garut dengan ekspertis ala Italia. Pakaiannya masih lebih banyak dibuat dalam busana jaket dengan outer yang variatif seperti long blazer hingga crop jacket dengan warna cokelat dan hitam.
Baca juga: Indonesia Fashion Week 2023 Ajak Desainer Daerah Populerkan Wastra Nusantara
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.