Ilustrasi penderita diabetes. (Sumber gambar : Freepik)

BRIN Mengembangkan Biosimilar Insulin Buat Penderita Diabetes

14 November 2023   |   14:00 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Penderita diabetes melitus sangat memerlukan terapi insulin untuk mengontrol kadar gula di dalam darah dan mengelola glukosa sebagai sumber energi. Pasalnya, organ pankreas mereka tidak dapat menghasilkan hormon ini secara optimal. 

Biasanya, penderita diabetes melakukan pengobatan insulin buatan ini dengan cara disuntik secara rutin, dalam jangka waktu tertentu setiap harinya. Sejauh ini, ada lima jenis insulin yang digunakan untuk terapi pasien diabetes, dan semuanya impor. 

Baca juga: Penuhi Permintaan Tinggi, Kalbe Produksi Insulin dalam Negeri

Untuk mendukung kemandirian obat di Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan biosimilar insulin yang masuk ke dalam prioritas riset nasional (PRN), untuk penanganan penyakit diabetes. 

Kepala Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis BRIN Harimat Hendrawan mengatakan biosimilar adalah istilah untuk obat biofarmasi yang dirancang memiliki sifat aktif, serupa dengan yang sebelumnya telah dilisensikan. “Beberapa studi efektivitas biosimilar insulin menunjukkan hasil yang memuaskan, tidak terdapat perbedaan signifikan dibandingkan produk acuannya,” ujarnya saat berbincang dengan Hypeabis.id beberapa waktu lalu.

Dalam penelitian dan pengembangan biosimilar, BRIN melibatkan institusi penelitian lain seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), Biofarma, Universitas Gadjah Mada (UGM), serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Pengembangannya dimulai sejak 2019 dan masih berjalan hingga saat ini.

Latar belakang penelitian biosimilar insulin lantaran analog insulin menjadi bagian dari 10 obat generik yang diimpor Indonesia. Obat ini menjadi penting sebab harganya lebih murah dibandingkan jenis insulin lainnnya.

Adapun biosimilar insulin memiliki target fokus pada tiga jenis insulin dan analognya yaitu humulin, glargine, dan aspart, yang memiliki tipe aksi berturut-turut pendek, panjang, dan cepat. Targetnya juga termasuk enzim-enzim pendukung untuk pematangan insulin yaitu tripsin dan kex2-endoprotease.

Indonesia menempati posisi ke-5 jumlah penderita diabetes terbesar di dunia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 8,5 persen dan biaya obat Diabetes Mellitus membebani BPJS. Jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat karena ada perubahan pola hidup. 

Tidak dipungkiri, sebanyak 90 persen obat di Indonesia masih impor. Harimat menyampaikan kondisi ini terjadi lantaran dalam penelitian dan pengembangan obat, butuh waktu yang cukup lama. 

Ada sejumlah tahapan yang perlu dilalui saat penelitian dan pengembangan obat degeneratif, mulai dari uji praklinik, uji klinik pertama, kedua, ketiga, hingga keempat. Setelah lolos uji klinik pun harus melewati tahapan uji kelaikan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). 

Selain tahapannya yang begitu lama, dana yang diperlukan pun cukup besar. Mengambil contoh di Amerika Serikat, anggaran pengembangan obat rata-rata mulai US$1 miliar. Itupun belum tentu sampai lolos di tangan D blm tentu smpai lolos disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). “Butuh anggaran luar biasa besar,” ucap Harimat. 

Menurutnya, pemerintah akan kesulitan untuk membiayai penelitian dan pengembangan obat di Indonesia. Oleh karena itu, butuh keterlibatan farmasi dan kerja sama antar instansi. 

Di satu sisi, industri farmasi di dalam negeri pun berhati-hati untuk terlibat atau menanamkan modalnya dalam mengembangkan obat. Ada banyak yang dipertimbangkan mulai dari proses yang panjang, prospek obat jangka panjang, kondisi pasar, hingga risiko kegagalan.

Baca juga: Sambut Hari Diabetes Sedunia, Begini 5 Cara Meminimalisir Penyakitnya

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Prediksi Pertandingan Timnas Inggris vs Iran di Piala Dunia U-17 2023

BERIKUTNYA

5 Cara Memilih Makanan yang Aman untuk Penderita Diabetes

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: