Tingkatkan Apresiasi Seni, ICAD 2023 Jadi Barometer Kolektor Muda
11 November 2023 |
19:30 WIB
Pameran desain dan seni kontemporer Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) 2023 masih berlangsung. Eksibisi tahunan itu akan digelar hingga 26 November 2023 di Grandkemang Hotel, Jakarta Selatan. Rupanya, minat dan antusiasme masyarakat terhadap gelaran ICAD masih cukup besar pada perhelatannya tahun ini.
Festival Director ICAD Edwin Nazir mengatakan sejak dibuka pada 13 Oktober 2023, rata-rata pengunjung ICAD mencapai 50 orang per hari pada saat hari kerja (weekday). Sedangkan pada hari akhir pekan (weekend), jumlah pengunjung tercatat lebih banyak bisa mencapai 100-200 orang per hari.
"Kalau tahun lalu itu kan jumlah pengunjungnya 36.000 selama 45 hari, jadi target saya sih lebih kurangnya jumlah pengunjung [tahun ini] hampir sama akan segitu," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Grandkemang Hotel, Jakarta, Sabtu (11/11/2023).
Baca juga: Mengolah Rasa Karya-karya Benyamin Suaeb di Museum Mini ICAD 2023
Tak hanya dari sisi jumlah pengunjung, Edwin juga menuturkan bahwa antusiasme kolektor untuk membeli karya seni di ICAD 2023 juga cukup besar. Hal itu tercermin dari sejumlah karya seni yang telah terjual di ICAD by the Bay yang tahun ini perdana digelar di area Indonesia Design District (IDD) di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara.
Untuk diketahui, untuk pertama kalinya, ICAD yang memasuki edisi ke-13 diselenggarakan di dua tempat sekaligus secara bersamaan yakni di Grandkemang Hotel, Jakarta, dan di IDD PIK 2. Edwin menjelaskan gelaran pameran seni yang berlangsung di Kemang lebih menunjukkan koleksi personal yang eksploratif dari para seniman, sedangkan gelaran di IDD memang dimaksudkan sebagai bursa seni untuk para kolektor.
"Ini percobaan kami pertama tahun ini, dan ternyata antusiasnya besar juga. Di PIK itu saya dapat laporan rata-rata pengunjung bisa 200 orang per hari, dan setiap hari pasti ada saja 1 atau 2 karya yang terjual," ungkapnya.
Menurut Edwin, kancah seni rupa di Indonesia saat ini makin diramaikan dengan kemunculan banyak kolektor muda. Dia melihat ekosistem seni rupa saat ini menunjukkan perkembangan yang positif. Di samping banyaknya karya yang kian berkualitas dari para seniman dalam negeri, tingkat apresiasi masyarakat terhadap seni juga makin berkembang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menilai tema Manifesto Feel-Good Lab yang diusung oleh ICAD 2023 adalah sesuatu yang sangat segar, kekinian, dan relevan dalam menghasilkan karya-karya ekonomi kreatif yang dapat menyampaikan pesan-pesan emosional, yang dekat dengan masyarakat.
"Saya yakin emosi itu menular. Ketika kita merasa feel good, kita bisa menyebarkan perasaan dan energi positif kepada orang lain di sekitar kita," katanya.
Menurutnya, lebih dari sekadar ajang rutin di Jakarta, ICAD bisa berpotensi sebagai agenda seni dan desain besar di Indonesia, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata dunia di ibu kota. Sebab, Sandiaga menilai, karya-karya desain dan seni dari para seniman Indonesia terus memberikan gagasan yang mendunia.
"Semoga ICAD bisa menjadi sumber inspirasi dan wawasan bagi kita semua. Mari manfaatkan platform seperti ICAD untuk memajukan sektor ekonomi kreatif di Indonesia, sehingga mampu memberikan dampak bagi perekonomian rakyat," ujarnya.
ICAD merupakan pameran seni dan desain yang menjembatani berbagai disiplin ilmu, dari fesyen, film, perhotelan, teknologi, makanan, minuman, dan masih banyak lagi. Digelar sejak 2009, ICAD selama ini menjadi pameran kesenian pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menginisiasi kolaborasi antara seni dengan bidang-bidang tersebut.
Tahun ini, ICAD mengusung tema Feel-Good Lab yang akan berfokus pada emosi positif saat bereksperimen, bermain, dan mengutak-atik. Sebuah tindakan yang mungkin berasal dari keingintahuan, keinginan, atau kebutuhan. Oleh karenanya, karya-karya yang ditampilkan para seniman serta desainer menyajikan pandangan lebih detail tentang berbagai gagasan soal arti kepedulian, humor, feel-good, dan emosi-emosi yang kontras yang ada di sekitarnya.
ICAD 13 diramaikan oleh 54 pelaku kreatif multidisipliner, kolektif, dan juga komunitas yang bergerak di berbagai bidang. Mulai dari seni, desain, musik, budaya, dan material baru. Karya-karya tersebut terbagi dalam lima kategori yaitu Special Appearance, In Focus, Featured, Open Submission, dan Collaboration.
Baca juga: Eksplorasi Baru Seniman Fadriah Syuaib dalam Karya Storytelling di ICAD 2023
Adapun, jumlah submission dari individu dan kolektif bertalenta meningkat dua kali lebih banyak daripada tahun lalu, serta datang dari 18 kota dan 7 negara. Termasuk, porsi keterlibatan seniman perempuan pada ICAD 2023 juga lebih besar. Selain karya-karya dari para seniman, ICAD pun mempersembahkan pameran spesial Tribute to Benyamin Suaeb.
Editor: Fajar Sidik
Festival Director ICAD Edwin Nazir mengatakan sejak dibuka pada 13 Oktober 2023, rata-rata pengunjung ICAD mencapai 50 orang per hari pada saat hari kerja (weekday). Sedangkan pada hari akhir pekan (weekend), jumlah pengunjung tercatat lebih banyak bisa mencapai 100-200 orang per hari.
"Kalau tahun lalu itu kan jumlah pengunjungnya 36.000 selama 45 hari, jadi target saya sih lebih kurangnya jumlah pengunjung [tahun ini] hampir sama akan segitu," katanya saat ditemui Hypeabis.id di Grandkemang Hotel, Jakarta, Sabtu (11/11/2023).
Baca juga: Mengolah Rasa Karya-karya Benyamin Suaeb di Museum Mini ICAD 2023
Tak hanya dari sisi jumlah pengunjung, Edwin juga menuturkan bahwa antusiasme kolektor untuk membeli karya seni di ICAD 2023 juga cukup besar. Hal itu tercermin dari sejumlah karya seni yang telah terjual di ICAD by the Bay yang tahun ini perdana digelar di area Indonesia Design District (IDD) di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Jakarta Utara.
Untuk diketahui, untuk pertama kalinya, ICAD yang memasuki edisi ke-13 diselenggarakan di dua tempat sekaligus secara bersamaan yakni di Grandkemang Hotel, Jakarta, dan di IDD PIK 2. Edwin menjelaskan gelaran pameran seni yang berlangsung di Kemang lebih menunjukkan koleksi personal yang eksploratif dari para seniman, sedangkan gelaran di IDD memang dimaksudkan sebagai bursa seni untuk para kolektor.
"Ini percobaan kami pertama tahun ini, dan ternyata antusiasnya besar juga. Di PIK itu saya dapat laporan rata-rata pengunjung bisa 200 orang per hari, dan setiap hari pasti ada saja 1 atau 2 karya yang terjual," ungkapnya.
Menurut Edwin, kancah seni rupa di Indonesia saat ini makin diramaikan dengan kemunculan banyak kolektor muda. Dia melihat ekosistem seni rupa saat ini menunjukkan perkembangan yang positif. Di samping banyaknya karya yang kian berkualitas dari para seniman dalam negeri, tingkat apresiasi masyarakat terhadap seni juga makin berkembang.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menilai tema Manifesto Feel-Good Lab yang diusung oleh ICAD 2023 adalah sesuatu yang sangat segar, kekinian, dan relevan dalam menghasilkan karya-karya ekonomi kreatif yang dapat menyampaikan pesan-pesan emosional, yang dekat dengan masyarakat.
"Saya yakin emosi itu menular. Ketika kita merasa feel good, kita bisa menyebarkan perasaan dan energi positif kepada orang lain di sekitar kita," katanya.
Menurutnya, lebih dari sekadar ajang rutin di Jakarta, ICAD bisa berpotensi sebagai agenda seni dan desain besar di Indonesia, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata dunia di ibu kota. Sebab, Sandiaga menilai, karya-karya desain dan seni dari para seniman Indonesia terus memberikan gagasan yang mendunia.
"Semoga ICAD bisa menjadi sumber inspirasi dan wawasan bagi kita semua. Mari manfaatkan platform seperti ICAD untuk memajukan sektor ekonomi kreatif di Indonesia, sehingga mampu memberikan dampak bagi perekonomian rakyat," ujarnya.
ICAD merupakan pameran seni dan desain yang menjembatani berbagai disiplin ilmu, dari fesyen, film, perhotelan, teknologi, makanan, minuman, dan masih banyak lagi. Digelar sejak 2009, ICAD selama ini menjadi pameran kesenian pertama dan satu-satunya di Indonesia yang menginisiasi kolaborasi antara seni dengan bidang-bidang tersebut.
Tahun ini, ICAD mengusung tema Feel-Good Lab yang akan berfokus pada emosi positif saat bereksperimen, bermain, dan mengutak-atik. Sebuah tindakan yang mungkin berasal dari keingintahuan, keinginan, atau kebutuhan. Oleh karenanya, karya-karya yang ditampilkan para seniman serta desainer menyajikan pandangan lebih detail tentang berbagai gagasan soal arti kepedulian, humor, feel-good, dan emosi-emosi yang kontras yang ada di sekitarnya.
ICAD 13 diramaikan oleh 54 pelaku kreatif multidisipliner, kolektif, dan juga komunitas yang bergerak di berbagai bidang. Mulai dari seni, desain, musik, budaya, dan material baru. Karya-karya tersebut terbagi dalam lima kategori yaitu Special Appearance, In Focus, Featured, Open Submission, dan Collaboration.
Baca juga: Eksplorasi Baru Seniman Fadriah Syuaib dalam Karya Storytelling di ICAD 2023
Adapun, jumlah submission dari individu dan kolektif bertalenta meningkat dua kali lebih banyak daripada tahun lalu, serta datang dari 18 kota dan 7 negara. Termasuk, porsi keterlibatan seniman perempuan pada ICAD 2023 juga lebih besar. Selain karya-karya dari para seniman, ICAD pun mempersembahkan pameran spesial Tribute to Benyamin Suaeb.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.