Bisnis Produk Elektronik Makin Ciamik, Simak Hasil Risetnya
09 November 2023 |
21:00 WIB
Seiring dengan perkembangan teknologi dan sistem digitalisasi, kebutuhan akan perangkat elektronik pun kian besar di kalangan masyarakat. Kondisi tersebut membuat bisnis elektronik masih prospektif, bahkan diproyeksikan bakal terus mengalami pertumbuhan pada masa mendatang.
Data dari Fortune Business Insights menyebutkan bahwa nilai pasar elektronik global mencapai US$738,75 miliar pada 2022, dan diproyeksikan tumbuh menjadi US$773,40 miliar pada 2023. Laporan tersebut menyampaikan bahwa perangkat elektronik adalah salah satu produk yang memiliki penetrasi pasar tinggi, di antara barang konsumen teknis rumah tangga lainnya.
Televisi dengan ukuran layar lebih lebar semakin populer dan miniaturisasi komponen kelistrikan semakin meningkat, sehingga menjadi dua faktor utama pertumbuhan pasar elektronik saat ini. Di sisi lain, perusahaan elektonik kini juga berfokus pada pengembangan perangkat berperforma tinggi dan nyaman digunakan, karena meningkatnya permintaan.
"Oleh karena itu, munculnya teknologi dan digitalisasi kemungkinan besar akan mendorong permintaan barang elektronik dan peralatan rumah tangga," tulis laporan tersebut.
Tren serupa juga terjadi di Indonesia. Data terbaru dari jaringan afiliasi Admitad menyebutkan bahwa tren pembelian barang elektronik di Indonesia meningkat sebesar 5 persen pada 2023. Peningkatan juga terjadi pada nilai pengeluaran masyarakat untuk belanja peralatan elektronik yakni sebesar 4 persen.
Laporan tersebut didapatkan dari studi yang dilakukan oleh Admitad, dengan menganalisis lebih dari 9 juta pesanan online global, untuk lebih dari 360 merek. Termasuk, memeriksa 70.000 pesanan dari Indonesia untuk 26 merek lokal dan internasional, sepeti AliExpress, DHGate, Banggood, Samsung, Acer, Adorama, dan XP Pen.
Neha Kulwal selaku Direktur Utama APAC & India Mitgo mengatakan krisis inflasi global dan biaya produksi yang meningkat, telah mempengaruhi tren bisnis elektronik secara global menjadi melambat. Namun, ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan industri elektronik online di Indonesia.
Beberapa diantaranya adalah kemudahan dan keuntungan berbelanja secara onlin melalui ecommerce, pertumbuhan digitalisasi, peningkatan metode pengiriman yang lebih nyaman dan cepat, upaya pemasaran online, serta peningkatan jumlah pesanan melalui perangkat seluler.
"Beberapa faktor positif telah memungkinkan penjualan online dalam industri elektronik [Indonesia] untuk melebihi tingkat pertumbuhan global, yang menurut para ahli sekitar 4 sampai 6 persen pada tahun 2023," katanya dalam keterangan resminya.
Baca juga: ACE Buka Dropbox Sampah Elektronik di 7 Tempat, Cek Lokasinya
Secara global, nilai pesanan terhadap produk elektronik meningkat sebesar 9 persen pada 2023. Namun, di Indonesia, nilai pembelanjaan elektronik baru meningkat sebesar 5 persen. Laporan itu menyebutkan konsumen Indonesia cenderung lebih memilih merek yang lebih terjangkau, atau memutuskan untuk memperbaiki perangkat mereka daripada membeli yang baru.
Namun, Indonesia menunjukkan angka rata-rata pesanan yang positif. Nilai rata-rata pesanan di Indonesia adalah sebesar US$44 atau sekitar Rp660.000. Adapun, pesanan melalui perangkat seluler di Indonesia mencapai 18,5 persen dan terus meningkat.
"Iklan online berorientasi target telah meningkatkan penjualan sebanyak 33 persen. Ada juga kenaikan 25 persen penjualan melalui iklan di layanan web pihak ketiga di Indonesia, dan penjualan berbasis cashback mengalami kenaikan 10 persen," tulis laporan itu.
Kemudahan mendapatkan produk dengan harga menarik menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen. Tak ayal, solusi pemasaran seperti pemasaran afiliasi kini menjadi semakin populer, dengan peningkatan 52 persen jumlah merek elektronik Indonesia yang mengadopsinya pada 2022.
Neha menuturkan pihaknya tetap optimistis mengenai pertumbuhan penjualan online industri elektronik sampai akhir 2023, dan memperkirakan bahwa pasar Indonesia akan terus tumbuh dengan stabil.
"Merek [elektronik] harus memperhatikan tren ini terutama menjelang periode penjualan besar seperti 11.11, Black Friday, dan Cyber Monday," tambahnya.
Baca juga: Fashion dan Elektronik Tetap Paling Laris di E-commerce, Bisa Jadi Ide Berjualan Online
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Data dari Fortune Business Insights menyebutkan bahwa nilai pasar elektronik global mencapai US$738,75 miliar pada 2022, dan diproyeksikan tumbuh menjadi US$773,40 miliar pada 2023. Laporan tersebut menyampaikan bahwa perangkat elektronik adalah salah satu produk yang memiliki penetrasi pasar tinggi, di antara barang konsumen teknis rumah tangga lainnya.
Televisi dengan ukuran layar lebih lebar semakin populer dan miniaturisasi komponen kelistrikan semakin meningkat, sehingga menjadi dua faktor utama pertumbuhan pasar elektronik saat ini. Di sisi lain, perusahaan elektonik kini juga berfokus pada pengembangan perangkat berperforma tinggi dan nyaman digunakan, karena meningkatnya permintaan.
"Oleh karena itu, munculnya teknologi dan digitalisasi kemungkinan besar akan mendorong permintaan barang elektronik dan peralatan rumah tangga," tulis laporan tersebut.
Ilustrasi peralatan elektronik. (Sumber gambar: Screen Post/Unsplash)
Tren serupa juga terjadi di Indonesia. Data terbaru dari jaringan afiliasi Admitad menyebutkan bahwa tren pembelian barang elektronik di Indonesia meningkat sebesar 5 persen pada 2023. Peningkatan juga terjadi pada nilai pengeluaran masyarakat untuk belanja peralatan elektronik yakni sebesar 4 persen.
Laporan tersebut didapatkan dari studi yang dilakukan oleh Admitad, dengan menganalisis lebih dari 9 juta pesanan online global, untuk lebih dari 360 merek. Termasuk, memeriksa 70.000 pesanan dari Indonesia untuk 26 merek lokal dan internasional, sepeti AliExpress, DHGate, Banggood, Samsung, Acer, Adorama, dan XP Pen.
Neha Kulwal selaku Direktur Utama APAC & India Mitgo mengatakan krisis inflasi global dan biaya produksi yang meningkat, telah mempengaruhi tren bisnis elektronik secara global menjadi melambat. Namun, ada beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan industri elektronik online di Indonesia.
Beberapa diantaranya adalah kemudahan dan keuntungan berbelanja secara onlin melalui ecommerce, pertumbuhan digitalisasi, peningkatan metode pengiriman yang lebih nyaman dan cepat, upaya pemasaran online, serta peningkatan jumlah pesanan melalui perangkat seluler.
"Beberapa faktor positif telah memungkinkan penjualan online dalam industri elektronik [Indonesia] untuk melebihi tingkat pertumbuhan global, yang menurut para ahli sekitar 4 sampai 6 persen pada tahun 2023," katanya dalam keterangan resminya.
Baca juga: ACE Buka Dropbox Sampah Elektronik di 7 Tempat, Cek Lokasinya
Secara global, nilai pesanan terhadap produk elektronik meningkat sebesar 9 persen pada 2023. Namun, di Indonesia, nilai pembelanjaan elektronik baru meningkat sebesar 5 persen. Laporan itu menyebutkan konsumen Indonesia cenderung lebih memilih merek yang lebih terjangkau, atau memutuskan untuk memperbaiki perangkat mereka daripada membeli yang baru.
Namun, Indonesia menunjukkan angka rata-rata pesanan yang positif. Nilai rata-rata pesanan di Indonesia adalah sebesar US$44 atau sekitar Rp660.000. Adapun, pesanan melalui perangkat seluler di Indonesia mencapai 18,5 persen dan terus meningkat.
Cara Penjualan & Promosi
Laporan itu juga memaparkan bahwa saluran utama penjualan dan promosi produk elektronik di Indonesia pada 2023 adalah toko afiliasi sebagaimana dipilih oleh 22 responden. Disusul platform konten dan media online (21 persen), iklan kontekstual dan berorientasi target (17,3 persen), situs kupon 15,5 (persen), layanan cashback (14,7 persen), grup dan blog media sosial (7,6 persen), dan lain-lain (1,9 persen)."Iklan online berorientasi target telah meningkatkan penjualan sebanyak 33 persen. Ada juga kenaikan 25 persen penjualan melalui iklan di layanan web pihak ketiga di Indonesia, dan penjualan berbasis cashback mengalami kenaikan 10 persen," tulis laporan itu.
Kemudahan mendapatkan produk dengan harga menarik menjadi daya tarik sendiri bagi konsumen. Tak ayal, solusi pemasaran seperti pemasaran afiliasi kini menjadi semakin populer, dengan peningkatan 52 persen jumlah merek elektronik Indonesia yang mengadopsinya pada 2022.
Neha menuturkan pihaknya tetap optimistis mengenai pertumbuhan penjualan online industri elektronik sampai akhir 2023, dan memperkirakan bahwa pasar Indonesia akan terus tumbuh dengan stabil.
"Merek [elektronik] harus memperhatikan tren ini terutama menjelang periode penjualan besar seperti 11.11, Black Friday, dan Cyber Monday," tambahnya.
Baca juga: Fashion dan Elektronik Tetap Paling Laris di E-commerce, Bisa Jadi Ide Berjualan Online
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.