Terus Meningkat, Cek Cara Pencegahan Penyakit Degeneratif Menurut Ahli Kesehatan
09 November 2023 |
13:00 WIB
Penyakit degeneratif atau biasa disebut penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang mengacu pada kondisi kesehatan seseorang. Kondisi ini terjadi akibat menurunnya fungsi suatu jaringan atau organ tubuh dari pasien pengidap penyakit tersebut.
Di Indonesia, PTM masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Beberapa jenis penyakit ini memang dapat disembuhkan, tapi jenis lainnya tidak, meskipun sudah diobati dengan berbagai cara.
Ketua Umum PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Sally Aman Nasution mengatakan, penyakit degeneratif atau NCD (non-communicable disease) mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk dari jenis penyakit, peringkat, dan kelompok usia yang terjangkit.
Baca juga: Penanganan Penyakit Degeneratif di Indonesia Masih Sulit, Ini Sebabnya
Dia mencontohkan misalnya, pada 2009 penyakit infeksi TB (Tuberkulosis) menduduki peringkat ke- 3 di Indonesia. Namun, satu dekade kemudian (2019) penyakit tersebut turun, tapi digantikan dengan DM (diabetes mellitus) dan hipertensi yang mengalami kenaikan peringkat.
Selain itu hal tersebut juga dapat dilihat dari penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan angka kematian tertinggi di Indonesia. Namun, bila merujuk dari data demografi kelompok usia yang terkena saat ini, penyakit degeneratif juga semakin banyak membayangi kelompok usia muda.
"Saat ini kelompok usia 30-40 tahun bahkan sudah banyak terkena penyakit degeneratif, seperti hipertensi, DM, obesitas, hiperkolesterolemia, penyakit jantung koroner dan stroke," katanya.
Penyebab meningkatnya jumlah pasien yang menderita penyakit degeneratif di usia muda juga multifaktorial. Salah satu hal utama adalah gaya hidup, mulai dari pola makan, kurangnya olahraga, stres dan kondisi lain yang membuat fisik dan psikologis terganggu.
Selain itu, penyakit faktor riwayat keluarga juga berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif. Misalnya, pada orang tua dengan diabetes mellitus, kemungkinan sang anak untuk mengalami penyakit yang sama juga menjadi lebih besar.
"Penyakit degeneratif lain yang perlu diwaspadai generasi muda adalah hipertensi, jantung koroner, stroke, gangguan kolesterol, kanker, penyakit ginjal, serta penyakit autoimun," katanya.
Penguatan Literasi
Senada, Epidemiolog Griffith University Australia Profesor Dicky Budiman mengatakan, penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization bahkan setiap tahun setidaknya 17 juta orang meninggal akibat penyakit tersebut.
Kendati pada umumnya penyakit tidak menular mayoritas dialami oleh lansia, tapi tidak menutup kemungkinan hal itu juga berisiko pada kelompok usia lain. Salah satunya termasuk gaya hidup yang buruk atau dampak pada pola konsumsi makanan yang tidak sehat, dan faktor lingkungan.
Oleh karena itu penting bagi stakeholders dalam menggalakkan literasi yang lebih maksimal lewat program gerakan masyarakat hidup sehat (germas) di Tanah Air. Selain itu, masyarakat harus menerapkan pola hidup yang sehat, mengkonsumsi makanan bergizi, dan mengelola stres.
"Penguatan literasi terkait penyakit degeneratif itu penting untuk diketahui dan dimitigasi dampaknya terhadap masyarakat terutama bagi kaum muda,"katanya.
Dicky mengkhawatirkan, jika keadaan tersebut tidak segera ditangani maka akan berpengaruh terhadap momen bonus demografi Indonesia 2045. Yaitu masa di mana usia produktif masyarakat meningkat tapi pola produktivitas mereka melandai karena mengalami penurunan kualitas hidup.
"Perubahan perilaku di masyarakat menjadi sangat penting dilakukan, sehingga bonus demografi dapat dituai secara maksimal. Kuncinya adalah dengan menghindari konsumsi gula dan garam secara berlebihan, olahraga teratur, dan menyantap makanan bergizi seimbang,"katanya.
Baca juga: Duh, Penyakit Degeneratif Malah Jadi Benang Kusut yang Mengintai Usia Muda
Editor: Indyah Sutriningrum
Di Indonesia, PTM masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Beberapa jenis penyakit ini memang dapat disembuhkan, tapi jenis lainnya tidak, meskipun sudah diobati dengan berbagai cara.
Ketua Umum PB Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Sally Aman Nasution mengatakan, penyakit degeneratif atau NCD (non-communicable disease) mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Termasuk dari jenis penyakit, peringkat, dan kelompok usia yang terjangkit.
Baca juga: Penanganan Penyakit Degeneratif di Indonesia Masih Sulit, Ini Sebabnya
Dia mencontohkan misalnya, pada 2009 penyakit infeksi TB (Tuberkulosis) menduduki peringkat ke- 3 di Indonesia. Namun, satu dekade kemudian (2019) penyakit tersebut turun, tapi digantikan dengan DM (diabetes mellitus) dan hipertensi yang mengalami kenaikan peringkat.
Selain itu hal tersebut juga dapat dilihat dari penyakit-penyakit kronis yang menyebabkan angka kematian tertinggi di Indonesia. Namun, bila merujuk dari data demografi kelompok usia yang terkena saat ini, penyakit degeneratif juga semakin banyak membayangi kelompok usia muda.
"Saat ini kelompok usia 30-40 tahun bahkan sudah banyak terkena penyakit degeneratif, seperti hipertensi, DM, obesitas, hiperkolesterolemia, penyakit jantung koroner dan stroke," katanya.
Penyebab meningkatnya jumlah pasien yang menderita penyakit degeneratif di usia muda juga multifaktorial. Salah satu hal utama adalah gaya hidup, mulai dari pola makan, kurangnya olahraga, stres dan kondisi lain yang membuat fisik dan psikologis terganggu.
Selain itu, penyakit faktor riwayat keluarga juga berpengaruh terhadap meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif. Misalnya, pada orang tua dengan diabetes mellitus, kemungkinan sang anak untuk mengalami penyakit yang sama juga menjadi lebih besar.
"Penyakit degeneratif lain yang perlu diwaspadai generasi muda adalah hipertensi, jantung koroner, stroke, gangguan kolesterol, kanker, penyakit ginjal, serta penyakit autoimun," katanya.
Penguatan Literasi
Senada, Epidemiolog Griffith University Australia Profesor Dicky Budiman mengatakan, penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization bahkan setiap tahun setidaknya 17 juta orang meninggal akibat penyakit tersebut.
Kendati pada umumnya penyakit tidak menular mayoritas dialami oleh lansia, tapi tidak menutup kemungkinan hal itu juga berisiko pada kelompok usia lain. Salah satunya termasuk gaya hidup yang buruk atau dampak pada pola konsumsi makanan yang tidak sehat, dan faktor lingkungan.
Pola hidup yang sehat, mengonsumsi makanan bergizi, dan mengelola stres dapat mencegah penyakit degeneratif (sumber gambar Unsplash/Martis Zemlickis)
"Penguatan literasi terkait penyakit degeneratif itu penting untuk diketahui dan dimitigasi dampaknya terhadap masyarakat terutama bagi kaum muda,"katanya.
Dicky mengkhawatirkan, jika keadaan tersebut tidak segera ditangani maka akan berpengaruh terhadap momen bonus demografi Indonesia 2045. Yaitu masa di mana usia produktif masyarakat meningkat tapi pola produktivitas mereka melandai karena mengalami penurunan kualitas hidup.
"Perubahan perilaku di masyarakat menjadi sangat penting dilakukan, sehingga bonus demografi dapat dituai secara maksimal. Kuncinya adalah dengan menghindari konsumsi gula dan garam secara berlebihan, olahraga teratur, dan menyantap makanan bergizi seimbang,"katanya.
Baca juga: Duh, Penyakit Degeneratif Malah Jadi Benang Kusut yang Mengintai Usia Muda
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.