Ilustrasi Iravati M Sudiarso. (Sumber gambar: Steinway Indonesia)

Menyusuri Kiprah Iravati Sudiarso dalam Pameran Arsip Sang Empu Pianis Indonesia

08 November 2023   |   10:24 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Dunia seni Indonesia khususnya dalam bidang musik tak boleh melewatkan nama Iravati Mangunkusumo Sudiarso. Lebih dari enam dekade, pianis sekaligus guru musik itu mendedikasikan dirinya pada perkembangan musik klasik di Tanah Air. Tak cuma itu, gagasan dan idealismenya turut berkontribusi pada kebudayaan nasional.
 
Untuk mengenang kiprah sang maestro, Sekolah Musik Yayasan Pendidikan Musik (YPM) dan Steinway Indonesia menggelar pameran arsip bertajuk Iravati M Sudiarso: Untuk Seni dan Negeri. Pameran yang berlangsung pada 4-20 November 2023 di Steinway Gallery, Jakarta, itu mengajak audiens untuk menyelami perjalanan kehidupan Iravati baik sebagai seniman, pendidik, dan aktivis.

Baca juga: Buku Biografi Iravati Mangunkusumo Sudiarso, Kiprah 6 Dekade Sang Empu Pianis Indonesia
 
Pameran dibuka dengan kisah masa kecil Iravati yang memang sudah karib dengan musik. Kala itu, perempuan kelahiran 28 September 1937 itu memiliki kebiasaan mendengarkan musik dari piringan hitam yang pada akhirnya memengaruhi kehidupannya. Disertakan pula beberapa arsip foto kehidupan Iravati kecil, dan kebersamaannya dengan keluarga.
 
Sejak usia 5 tahun, Iravati mulai belajar musik di bawah bimbingan ibunya, Hestia Mangunkusumo. Dia akhirnya menekuni pendidikan musik di Koninklijk Conservatorium di Den Haag, Belanda dan berlanjut ke Peabody Conservatory of Music, Baltimore, Maryland, Amerika Serikat. Di sana, dia berguru pada Walter Hautzig dan Mieczyslaw Munz.
 
Pada 1963, Iravati lulus dan mendapatkan penghargaan tertinggi untuk prestasi dalam permainan piano, The Florence Salomon Memorial Award, hingga terpilih tampil sebagai pianis Asia pertama yang menjadi solois bersama New York Philharmonic Orchestra. Setahun kemudian, sang pianis berhasil menyelesaikan studi Master of Music di kampus yang sama.
 

Suasana pameran arsip Iravat

Suasana pameran arsip bertajuk Iravati M Sudiarso: Untuk Seni dan Negeri. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Pada fase ini, pengunjung bisa melihat beberapa arsip aransemen musik klasik yang dahulu digunakan Iravati saat menggelar konser tunggal. Termasuk, piagam penghargaan yang didapatkan oleh sang maestro. Setelah itu, pameran mengajak audiens memasuki fase kehidupan Iravati sekembalinya ke Tanah Air.
 
Di dalam negeri, dia aktif sebagai pemain piano tunggal maupun ansambel. Iravati tampil dengan berbagai orkestra dari baik dari dalam maupun luar negeri diantaranya Koninklijk Conservatorium Den Haag Symphony Orchestra, The Australian Chamber Orchestra, Ansambel Jakarta, dan Orkes Simfoni Jakarta. Pada fase ini, Iravati tampak mulai totalitas dan mengabdikan dirinya pada dunia musik klasik.
 
Di samping sebagai pianis, sejak 1959, dia mengabdikan diri sebagai pengajar piano di sekolah musik YPM. Lembaga pendidikan itu juga menjadi tempat Iravati merealisasikan gagasan dan idealismenya dengan menempa dan menggembleng para murid untuk menjadi pianis andal. Lebih dari itu, dia mendidik mereka menjadi manusia seutuhnya.
 
Banyak nama besar musisi yang merupakan buah hasil didikannya, antara lain Aisha Ariadna Pletscher, Levi Gunardi, Johannes Nugroho, Ratna Arumasari Ansyari, Aning Katamsi, dan Gita Bayuratri.
 

Suasana pameran arsip bertajuk Iravati M Sudiarso: Untuk Seni dan Negeri. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Suasana pameran arsip bertajuk Iravati M Sudiarso: Untuk Seni dan Negeri. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Hal itu berlanjut sampai akhirnya dia membentuk Sudiarso Duo pada 1993 bersama sang putri, Aisha Ariadna Pletscher. Baik sebagai solois maupun duo bersama sang putri, Iravati terus mengembangkan diri dan menampilkan berbagai pertunjukan baik di dalam maupun luar negeri, seperti Thailand, Republik Ceko, Hungaria, hingga Slovakia.
 
Kontribusinya terus berlanjut hingga akhirnya pada 1968, Iravati terpilih menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta, dan diangkat sebagai ketua periode 1973-1981 dan 1986-1989.

Dia juga pernah menjadi dosen pada Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ) pada 1973-1979. Selain sebagai pemusik, Iravati juga memberikan sumbangsih pemikiran, kerja-kerja kreatif, dan visi yang selalu ditempatkan dalam konteks kemanusiaan, kebangsaan, dan keindonesiaan.
 
Di samping kumpulan arsip dokumen dan foto-foto bersejarah, pameran itu juga menampilkan piano kesayangan Iravati. Piano yang dibuat langsung di Jerman pada 1925 itu merupakan hadiah dari sang suami, Sudiarso. Piano yang hampir berusia satu abad itu punya nilai istimewa, karena secara eksklusif digunakan sang maestro untuk latihan pribadi, mengajar murid-murid tingkat khusus, serta digunakan pada acara istimewa.
 

Suasana pameran arsip bertajuk Iravati M Sudiarso: Untuk Seni dan Negeri. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Suasana pameran arsip bertajuk Iravati M Sudiarso: Untuk Seni dan Negeri. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Kurator Avianti Armand mengatakan pameran arsip tersebut adalah upaya untuk membaca kembali warisan dari Iravati sebagai Empu Pianis Indonesia. Kegiatan ini, lanjutnya, merupakan bentuk penghormatan pada sosok yang telah menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam khazanah musik di Indonesia.
 
Dia menambahkan pameran ini juga berupaya untuk menampilkan enam aspek kehidupan Iravati yang beragam mulai dari sebagai murid, pianis, berkarier solo, pianis duo, pendidik, dan seniman. "Kami menampilkan keragaman faset kehidupan dari Ibu Ira, karena untuk mengangkat salah satunya butuh eksplorasi yang lebih jauh," katanya kepada Hypeabis.id.
 
Avianti menuturkan melalui pameran ini, pihaknya berharap audiens bisa terinspirasi dan mengambil pelajaran dari totalitas dan integritas yang dipegang teguh oleh sosok Iravati. Menurutnya, dalam melakoni perannya yang beragam di bidang seni itu, Iravati selalu mengerjakannya dengan totalitas, kesungguhan, dan ketekunan.
 
Adapun, pameran arsip Iravati M Sudiarso: Untuk Seni dan Negeri akan berlangsung hingga 20 November 2023 yang dibuka untuk publik setiap hari pada pukul 10.00-18.00 WIB.

Baca juga: Mulai dari Chopin hingga Liberace, Yuk Kenalan dengan Pianis Terkenal di Dunia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Netflix Hadirkan Pertunjukan Teater & Virtual Reality Serial Stranger Things

BERIKUTNYA

Fitur Unggulan Router ASUS, Ada Antivirus Hingga Parental Control

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: