Mau Kerja di Perusahaan Teknologi? JobStreet Beberkan Skill yang Dibutuhkan Industri
02 November 2023 |
07:00 WIB
Sumber daya manusia (SDM) terus dituntut meningkatkan kemampuannya pada era digitalisasi, bukan hanya hard skill tapi juga soft skill. Hal ini menjadi penting lantaran persaingan semakin ketat, baik itu antar sesama manusia maupun dengan robot seiring kemunculan artificial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan.
Dari sejumlah bidang, tentu sektor teknologi membutuhkan SDM yang cakap di tengah pesatnya digitalisasi. Menurut Indonesia Country Marketing Manager JobStreet Sawitri dalam beberapa tahun terakhir, SDM Indonesia telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam keahlian hard skills dan soft skills, khususnya dalam bidang teknologi.
“Kami melihat SDM Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dengan SDM asing dalam sektor ini [teknologi],” ujarnya kepada Hypeabis.id, Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Profesi Masa Depan Manusia Diprediksi Makin Bersinggungan dengan AI, Berkah atau Bencana?
Minat generasi muda untuk terjun ke sektor teknologi juga meningkat. Data JobStreet menunjukkan adanya kenaikan jumlah lamaran sebesar 27?ri kandidat berusia 19-25 tahun untuk spesialisasi Computer/IT & Engineering.
Sawitri menyebut kecepatan perkembangan teknologi membuat kandidat digital berada dalam posisi yang relatif aman karena sudah mengantongi kompetensi yang dibutuhkan. Mereka sepenuhnya sadar bahwa profesi berbasis skill digital menawarkan gaji dan jenjang karier yang lebih kompetitif dibanding profesi non-digital.
“Terlepas perusahaannya bergerak khusus di sektor digital ataupun non-digital, para talent digital yang sedang aktif mencari pekerjaan dan ingin pindah kerja tetap ingin bertahan di profesi digital,” sebutnya.
Di satu sisi, banyak perusahaan mencari para kandidat digital untuk melakukan modernisasi sistem kerja. Generasi muda Indonesia, menurut Sawitri, perlu mengembangkan sejumlah kompetensi dan keterampilan untuk mempersiapkan diri dalam bersaing di era pekerjaan yang semakin dinamis.
Dia menyebut ada beberapa jenis kompetensi dan keterampilan yang sangat disarankan untuk dikembangkan SDM yang ingin bergelut di sektor ini. Paling utama yakni pemahaman digital dan internet. Pasalnya, dunia tengah menghadapi industri revolusi 4.0, ketika berbagai macam bisnis dilakukan dengan berbasis digital dan juga mengandalkan internet.
Berikutnya yakni keterampilan dalam riset dan analisis data. Dia menyampaikan semakin banyak pekerjaan yang bergantung kepada teknologi digital dengan jumlah data yang melimpah. Oleh karena itu, kemampuan mengumpulkan informasi dan menelaahnya satu per satu menjadi aset yang sangat penting.
“Jika kamu mampu menarik kesimpulan yang valid dengan diikuti pemberian saran yang praktis, kamu berpotensi menjadi pemain vital dalam tim manapun,” tuturnya.
Baca juga: Riset LinkedIn: AI Bakal Mengubah 65% Kebutuhan Keterampilan di Dunia Kerja
Selain itu, penting juga memiliki pemahaman kritis tentang sumber informasi dan kemampuan untuk memilah informasi yang akurat. Sawitri berpendapat kesadaran akan pentingnya penggunaan media secara etis dan bijak diperlukan dalam etos kerja.
Skill berikutnya yang perlu dikembangkan yakni komunikasi mencakup keterampilan menulis, negosiasi, dan presentasi. Pekerja bisa berkontribusi besar untuk perusahaan apabila dapat membuat konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan, salah satunya melalui media tulisan dan lisan.
Sawitri menyampaikan banyak perusahaan membutuhkan orang yang dapat menulis laporan, blog, maupun artikel penjualan. Selain itu, kemampuan menulis juga memungkinkan seseorang melakukan komunikasi dengan baik melalui email, yang saat ini sangat vital dalam bisnis.
Kemampuan berkomunikasi yang baik akan menjadikan setiap pekerja sangat bermanfaat bagi tim dalam menyuarakan pendapat yang bisa membangun perusahaan menjadi lebih baik lagi.
Untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan, Sawitri menyarankan untuk mencari dan mengikuti asosiasi bidang yang sedang digeluti guna membangun jaringan profesional di luar tempat bekerja. “Turut aktif dalam forum-forum online yang berhubungan dengan industri untuk menemukan program-program pelatihan baru,” sarannya.
Pola pikir juga perlu berkembang. Mulai dengan mengambil risiko-risiko kecil terlebih dahulu dan mencapai progres daripada memprioritaskan kesempurnaan. “Ingat, perkembangan diri terjadi di luar zona nyaman kamu,” tegasnya.
Di satu sisi, Sawitri juga tetap mengimbau untuk para pekerja menambah hard skill yang sesuai. Sebab, meskipun perekrut menyukai soft skill pada para kandidatnya, mereka tetap memprioritaskan kemampuan nyata yang bisa diukur.
Baca juga: Kenali 5 Risiko Kesehatan Mental yang Sering Terjadi pada Pekerja
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dari sejumlah bidang, tentu sektor teknologi membutuhkan SDM yang cakap di tengah pesatnya digitalisasi. Menurut Indonesia Country Marketing Manager JobStreet Sawitri dalam beberapa tahun terakhir, SDM Indonesia telah menunjukkan perkembangan signifikan dalam keahlian hard skills dan soft skills, khususnya dalam bidang teknologi.
“Kami melihat SDM Indonesia memiliki potensi untuk bersaing dengan SDM asing dalam sektor ini [teknologi],” ujarnya kepada Hypeabis.id, Rabu (1/11/2023).
Baca juga: Profesi Masa Depan Manusia Diprediksi Makin Bersinggungan dengan AI, Berkah atau Bencana?
Minat generasi muda untuk terjun ke sektor teknologi juga meningkat. Data JobStreet menunjukkan adanya kenaikan jumlah lamaran sebesar 27?ri kandidat berusia 19-25 tahun untuk spesialisasi Computer/IT & Engineering.
Sawitri menyebut kecepatan perkembangan teknologi membuat kandidat digital berada dalam posisi yang relatif aman karena sudah mengantongi kompetensi yang dibutuhkan. Mereka sepenuhnya sadar bahwa profesi berbasis skill digital menawarkan gaji dan jenjang karier yang lebih kompetitif dibanding profesi non-digital.
“Terlepas perusahaannya bergerak khusus di sektor digital ataupun non-digital, para talent digital yang sedang aktif mencari pekerjaan dan ingin pindah kerja tetap ingin bertahan di profesi digital,” sebutnya.
Di satu sisi, banyak perusahaan mencari para kandidat digital untuk melakukan modernisasi sistem kerja. Generasi muda Indonesia, menurut Sawitri, perlu mengembangkan sejumlah kompetensi dan keterampilan untuk mempersiapkan diri dalam bersaing di era pekerjaan yang semakin dinamis.
Dia menyebut ada beberapa jenis kompetensi dan keterampilan yang sangat disarankan untuk dikembangkan SDM yang ingin bergelut di sektor ini. Paling utama yakni pemahaman digital dan internet. Pasalnya, dunia tengah menghadapi industri revolusi 4.0, ketika berbagai macam bisnis dilakukan dengan berbasis digital dan juga mengandalkan internet.
Berikutnya yakni keterampilan dalam riset dan analisis data. Dia menyampaikan semakin banyak pekerjaan yang bergantung kepada teknologi digital dengan jumlah data yang melimpah. Oleh karena itu, kemampuan mengumpulkan informasi dan menelaahnya satu per satu menjadi aset yang sangat penting.
“Jika kamu mampu menarik kesimpulan yang valid dengan diikuti pemberian saran yang praktis, kamu berpotensi menjadi pemain vital dalam tim manapun,” tuturnya.
Baca juga: Riset LinkedIn: AI Bakal Mengubah 65% Kebutuhan Keterampilan di Dunia Kerja
Ilustrasi (Sumber: Unsplash/Charlesdeluvio)
Skill berikutnya yang perlu dikembangkan yakni komunikasi mencakup keterampilan menulis, negosiasi, dan presentasi. Pekerja bisa berkontribusi besar untuk perusahaan apabila dapat membuat konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan, salah satunya melalui media tulisan dan lisan.
Sawitri menyampaikan banyak perusahaan membutuhkan orang yang dapat menulis laporan, blog, maupun artikel penjualan. Selain itu, kemampuan menulis juga memungkinkan seseorang melakukan komunikasi dengan baik melalui email, yang saat ini sangat vital dalam bisnis.
Kemampuan berkomunikasi yang baik akan menjadikan setiap pekerja sangat bermanfaat bagi tim dalam menyuarakan pendapat yang bisa membangun perusahaan menjadi lebih baik lagi.
Untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan, Sawitri menyarankan untuk mencari dan mengikuti asosiasi bidang yang sedang digeluti guna membangun jaringan profesional di luar tempat bekerja. “Turut aktif dalam forum-forum online yang berhubungan dengan industri untuk menemukan program-program pelatihan baru,” sarannya.
Pola pikir juga perlu berkembang. Mulai dengan mengambil risiko-risiko kecil terlebih dahulu dan mencapai progres daripada memprioritaskan kesempurnaan. “Ingat, perkembangan diri terjadi di luar zona nyaman kamu,” tegasnya.
Di satu sisi, Sawitri juga tetap mengimbau untuk para pekerja menambah hard skill yang sesuai. Sebab, meskipun perekrut menyukai soft skill pada para kandidatnya, mereka tetap memprioritaskan kemampuan nyata yang bisa diukur.
Baca juga: Kenali 5 Risiko Kesehatan Mental yang Sering Terjadi pada Pekerja
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.