Ilustrasi (sumber gambar : fauxels / unsplash)

Hati-Hati Penipuan! Begini Cara Menghindari Lowongan Pekerjaan Palsu

01 December 2022   |   05:52 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Bagi Genhype yang saat ini sedang mencari pekerjaan, kalian harus lebih berhati-hati ya menerima tawaran pekerjaan. Jangan sampai terjebak dalam lowongan kerja palsu. Alih-alih mendapatkan pekerjaan, kalian justru bisa saja tertipu dengan berbagai modus dari para oknum tak bertanggung jawab. 

Ya, sejak perekonomian Indonesia kembali pulih makin banyak perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan. Berdasarkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan, terjadi peningkatan sebesar 1,87 persen lowongan kerja baru pada tahun 2022 dibandingkan dengan 2021.

Varun Mehta, Managing Director JobStreet Indonesia mengatakan bahwa meningkatnya jumlah lowongan kerja nyatanya mendorong makin banyak penipuan pekerjaan dari pihak tak bertanggung jawab yang menyalahgunakan nama besar sebuah perusahaan untuk menjebak para job seeker.

Tak jarang juga para kandidat diminta mengirimkan sejumlah uang sebagai jaminan untuk langsung diterima kerja. Biasanya, cara yang digunakan adalah menggunakan informasi palsu dari sebuah perusahaan besar atau menciptakan perusahaan fiktif.

“Secara psikologis, orang yang sangat terdesak mencari pekerjaan cenderung kurang fokus dalam memeriksa iklan lowongan, sehingga kurang teliti dan antisipatif terhadap modus penipuan yang mungkin terjadi. Situasi inilah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum perusahaan palsu,” ujarnya. 

Baca jugaIni 5 Tren Kerja yang Bakal Dibentuk Generasi Alfa pada Masa Depan

Karena itulah dia mengingatkan para pencari kerja lebih berhati-hati saat menerima lowongan. Nah, supaya Genhypa terhindar dari lowongan kerja palsu, berikut beberapa tips dari JobStreet yang perlu diperhatikan. 
 

1. Iming-Iming Gaji Tinggi dengan Pekerjaan Mudah

Dibayar dengan gaji besar untuk melakukan tugas-tugas ringan adalah skenario impian bagi siapa pun. Namun, beberapa 'tawaran pekerjaan' ini bisa jadi penipuan. Orang yang menjadi korban biasanya tertarik dengan janji gaji tinggi dan pekerjaan mudah, yang merupakan kombinasi ideal bagi mereka yang mencari pekerjaan paruh waktu atau mereka yang memiliki pengalaman bekerja yang minim.
 

2. Perekrut Berkomunikasi secara Eksklusif Melalui Media Sosial

Jika seorang perekrut menghubungi kamu melalui media sosial, sebaiknya lebih skeptis. Perekrut dari perusahaan resmi biasanya berkomunikasi melalui email, telepon, atau aplikasi lowongan kerja, di mana identitas mereka yang sebenarnya ditampilkan. Beberapa perekrut mungkin mengirim pesan kepada kandidat melalui media sosial sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal seiring berlanjutnya pembicaraan.
 

3. Email Mencurigakan

Berkomunikasi melalui email tidak secara otomatis membuat perekrut menjadi sah. Bahkan, kamu bisa mengidentifikasi penipuan rekrutmen lowongan pekerjaan berdasarkan isi email. Apakah pesan tersebut berasal dari alamat email resmi perusahaan? Jika itu berasal dari alamat email pribadi atau yang tidak terkait dengan perusahaan yang diklaimnya mewakili, maka iklan pekerjaan itu bisa jadi penipuan.
 

4. Perekrut Menanyakan Informasi Pribadi

Perekrut pekerjaan nyata hanya tertarik pada hal-hal di resume kamu. Pekerjaan dan latar belakang pendidikan, keahlian, dan informasi pribadi dasar kamu. Di luar itu, tidak ada perusahaan yang benar-benar menggunakan informasi tambahan apa pun, seperti detail bank atau nomor jaminan sosial kamu. kamu hanya boleh memberikan informasi pribadi ini setelah perusahaan mempekerjakan kamu.

Orang-orang yang meminta lebih banyak informasi dari kamu daripada yang biasanya dibutuhkan oleh pemberi kerja mungkin mencari hal lain. Waspadalah terhadap iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan yang membutuhkan detail pribadi yang tidak nyaman kamu bagikan. 
 

5. Tawaran Pekerjaan Instan

Jika seseorang menghubungi kamu  secara online dengan tawaran pekerjaan langsung, itu adalah tanda bahaya yang serius. Tawaran pekerjaan tipikal datang setelah proses lamaran kerja yang lengkap, meliputi penyerahan resume dan surat lamaran, penyaringan kandidat yang tepat oleh pemberi kerja, dan wawancara kerja formal. Tawaran pekerjaan tidak dibagikan secara bebas dan acak kepada siapa pun yang memiliki alamat email atau akun media sosial.
 

6. Meminta Uang

Oknum lowongan pekerjaan palsu dapat mengambil jumlah uang yang banyak dari para pencari kerja. Mereka meyakinkan korban untuk mengeluarkan uang sebagai bagian dari pekerjaan, dengan janji mendapatkan jumlah yang lebih besar di kemudian hari. Atasan yang meminta uang kamu adalah salah satu tanda bahaya terbesar saat melihat iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan. Jika kamu harus membayar untuk melamar pekerjaan, kemungkinan besar lowongan itu palsu.

Setelah mengetahui cara mengidentifikasi lowongan pekerjaan palsu, berikut adalah beberapa cara untuk menghindarinya:
  1. Ketika kamu menemukan iklan lowongan pekerjaan, pastikan kredibilitas alamat dan nomor kontak perusahaan tersebut. Coba untuk mencari alamat resmi perusahaan, dan jika alamat yang kamu temukan berbeda dengan alamat yang tercantum, itu bisa menjadi salah satu contoh iklan lowongan pekerjaan palsu. 
  2. Saat melakukan riset perusahaan, kamu bisa juga memeriksa posisi yang ditawarkan di iklan lowongan yang kamu temukan untuk memastikan adanya lowongan untuk posisi pekerjaan tersebut. Selain itu, kamu juga bisa mencari tahu mengenai hal-hal terkait posisi pekerjaan yang mereka tawarkan seperti deskripsi pekerjaan, gaji, dan kualifikasi posisi tersebut. 
  3. Data-data pribadi yang sering diminta oleh lowongan pekerjaan palsu adalah foto KTP, SIM, kartu keluarga, fotokopi ijazah, transkrip nilai, dan NPWP. Biasanya mereka meminta data-data tersebut secara detil termasuk foto halaman depan dan belakang.
  4. Hindari situs lowongan kerja yang menyediakan banyak iklan dengan informasi yang kurang jelas atau informasi palsu. Ketika kamu membaca lowongan pekerjaan, perhatikan kembali penulisan iklan tersebut.
  5. Jika kamu menemukan banyak salah penulisan atau typo, penggunaan huruf kapital yang tidak tepat, atau salah tanda baca, maka kamu harus waspada dengan lowongan pekerjaan tersebut. Kalimat yang berbelit-belit tanpa poin yang jelas dan ejaan yang tidak sesuai EYD juga harus kamu waspadai.
Baca juga: Manilik Peluang & Tantangan Freelance (1)

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Jakarta Dog School Latih Anabul Lebih Jinak, Segini Biayanya

BERIKUTNYA

4 Keuntungan Pelaku Usaha Terima Pembayaran Dengan QRIS

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: