Ilustrasi Lupus Nefritis yang menyerang ginjal (Sumber gambar: Unsplash/Robina Weermeijer)

Fakta Penyakit Lupus Nefritis yang Diidap Shena Malsiana

27 October 2023   |   14:27 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Kabar duka datang dari dunia hiburan. Penyanyi Shena Malsiana meninggal dunia di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo pada Rabu (25/10) lalu. Penyanyi jebolan X Factor Indonesia itu wafat karena penyakit lupus nefritis yang telah diidapnya cukup lama.

Sebelum meninggal, Shena diketahui kerap membagikan cerita perjuangannya dalam melawan penyakit tersebut. Beberapa kali, penyanyi berusia 32 tahun itu membagikan kabar tentang masa pemulihannya di media sosial TikTok.

Shena juga bercerita ketika diagnosa Lupus Nefritis-nya kemudian mengakibatkan terkena gagal ginjal kronik. Dirinya pun ketika itu harus menjalani hemodialisa atau cuci darah. Para penggemarnya tak henti memberikan semangat kepadanya.

Baca juga: Waspadai Penyakit Lupus, Kenali Gejala & Penyebabnya

Namun, kini perempuan bersuara merdu itu telah pergi. Kepergian Shena membawa duka yang mendalam bagi rekan, keluarga, dan para penggemarnya.

"Innalillahi Wainnailaihi Rojiun telah meninggal dunia anak,teman,sahabat, adik, kakak, kami tercinta SHENA MALSIANA," tulis unggahan di Instagram pribadi Shena, dikutip Hypeabis.id, Jumat (27/10).
 

Fakta-fakta Penyakit Lupus Nefritis

Lupus Nefritis adalah salah satu penyakit autoimun yang menyerang ginjal skibat dari systemic lupus erythematosus (SLE) atau juga kerap disebut lupus. Penyakit ini juga pernah dialami oleh penyanyi Selena Gomez.

Lupus Nefritis biasanya akan memengaruhi bagian tubuh, seperti kulit, sendi, ginjal, dan organ lainnya. Namun, salah satu komplikasi serius dari lupus ialah berdampak pada kerusakan di ginjal.

Lantas apa fakta-fakta lain dari penyakit yang sudah banyak menyerang para perempuan dan laki-laki di dunia ini? Dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease dan National Kidney Foundation, berikut ulasannya.
 

1. Lebih Sering Diidap Perempuan

Lupus Nefritis jauh lebih umum terjadi pada wanita dibanding pria. Penyakit ini paling sering menyerang pada masa subur. Sebanyak 9 dari 10 penderita lupus adalah perempuan.

Lupus juga sering terjadi pada orang-orang berlatar belakang Afrika atau Asia. Orang Amerika keturunan Afrika dan Amerika keturunan Asia memiliki kemungkinan 2 hingga 3 kali lebih besar terkena penyakit ini. Efek paling umum dari penyakit ini ialah kerusakan ginjal.
 

2. Penyebab Lupus Nefritis

Sayangnya, hingga kini belum ada penyebab yang pasti dari penyakit ini. Riwayat keluarga dan hal-hal di lingkungan kalian seperti infeksi, virus, bahan kimia beracun atau polutan (asap mobil, asap pabrik) mungkin berperan dalam menyebabkan penyakit ini.
 

3. Gejala

Ada beberapa gejala dari Lupus Nefritis yang perlu diwaspadai. Ciri umumnya ialah urin yang berbusa atau terjadi pembengkakan pada beberapa bagian tertentu. Orang yang terkena penyakit ini juga kerap mengalami tekanan darah tinggi.

Selain itu, gejala yang mudah dilihat ialah nyeri sendi, nyeri otot, demam yang tidak diketahui penyababnya, ruam merah di wajah atau hidung dan kadang-kadang ruam dengan bentuk kupu-kupu. Segera periksa ke dokter untuk mengetahui diagnosa yang lebih tepat.
 

4. Diagnosis

Lupus Nefritis akan didiagnosis dengan melalui beberapa cara. Pertama ialah dengan tes urin. Dokter akan menggunakan sampel urin untuk mencari darah dan protein di dalam urin. Tingginya kadar dua elemen ini akan menentukan jenis penyakit tertentu yang diderita pasien.

Lalu, bisa juga dengan tes darah. Tes darah mengukur kreatinin, produk limbah dari kerusakan otot normal di tubuh. Profesional perawatan kesehatan menggunakan jumlah kreatinin dalam darah untuk memperkirakan laju filtrasi glomerulus (GFR).

Biopsi ginjal adalah prosedur yang melibatkan pengambilan sepotong kecil jaringan ginjal untuk diperiksa di bawah mikroskop. American College of Rheumatology merekomendasikan biopsi untuk orang dengan tanda-tanda lupus nephritis aktif yang belum diobati.
 

5. Pengobatan

Lupus Nefritis diobati dengan obat yang menghalangi sistem kekebalan tubuh. Setiap orang berbeda dan dokter akan membuat rencana perawatan yang tepat untuk tiap pasien. Hal ini juga termasuk kombinasi terapi.

Namun, umumnya pengobatannya ialah terkait dengan Kortikosteroid atau sering disebut steroid, obat imunosupresif, Antibodi monoklonal, ACE inhibitor dan ARB Diuretik, dan perubahan pola makan.

Baca juga: Rambut Rontok Bisa Jadi Gejala Lupus

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Perkembangan Kasus Monkeypox di Indonesia dan Potensi Ancaman Wabah

BERIKUTNYA

Bikin Baper, Cek Deretan Drama Webtoon yang Pernah Diperankan Cha Eun-woo

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: