Ilustrasi rambut rontok (sumber gambar: Pexels/RODNAE Productions)

Rambut Rontok Bisa Jadi Gejala Lupus

14 June 2022   |   20:30 WIB

Orang yang mengalami rambut rontok sering kali menyepelekannya. Padahal, bisa jadi salah satu tanda bahwa si pemiliknya terkena penyakit lupus. Lupus merupakan suatu penyakit yang terjadi ketika produksi antibodi di tubuh seseorang menjadi berlebihan.

Kondisi itu membuat antibodi tidak lagi berfungsi menyerang virus, kuman, atau bakteri yang ada di tubuh, tetapi malah menyerang sel dan jaringan tubuh seseorang.

Menurut Penasihat Yayasan Lupus Indonesia (YLI) Zubairi Djoerban, penyakit lupus bisa  menimbulkan gejala yang berbeda- beda antara satu orang dengan  lainnya.

Lupus menimbulkan gejala yang menyerupai penyakit-penyakit lainnya, karena itulah disebut juga sebagai penyakit seribu wajah. “Organ tubuh yang diserang lupus bisa macam-macam,” katanya.

Artinya, tidak ada gejala khusus pada penyakit ini, karena gejala yang timbul tergantung dari organ tubuh mana yang diserang. Organ tubuh vital yang kerap diserang penyakit ini antara lain ginjal, jantung, hati, darah, kulit, serta sendi.

Untuk bisa mengenali lupus terdapat beberapa gejala awal yang  muncul selain rambut rontok yaitu sakit pada sendi atau tulang, demam berkepanjangan, cepat lelah dan lelah berkepanjangan, ruam kemerahan pada kulit, anemia, hingga gangguan ginjal.

Selain itu, waspada juga jika mengalami sakit di dada saat menghirup nafas dalam, ada bercak  merah berbentuk seperti kupu- kupu di wajah, sensitif pada sinar  matahari, ujung jari biru atau pucat, stroke, berat badan turun, sakit kepala, kejang, sering sariawan, dan keguguran.

Seseorang bisa terdiagnosis lupus jika memenuhi beberapa kriteria tertentu. Jika rambut rontok tak dibarengi tanda-tanda lain dari lupus maka tak perlu khawatir akan penyakit ini. Tapi, bila rambut rontok dibarengi beberapa tanda lainnya, maka si pemilik rambut harus waspada.

Apakah lupus yang memiliki nama lengkap Systemic Lupus Erythematosus (SLE) ini merupakan penyakit keturunan? Zubairi mengatakan hanya 7% odapus yang punya riwayat keluarga terkena lupus, sisanya yaitu 93% tidak memiliki anggota keluarga yang menderita lupus.

Di Indonesia, diperkirakan ada sekitar 1,5 juta odapus. Spesialis penyakit dalam, konsultan  hematologi dan onkologi medik tersebut menyebutkan dari angka perkiraan itu, hanya sebagian kecil orang yang telah terdiagnosis lupus, sisanya belum menyadari dirinya adalah odapus.

Bahkan, odapus kerap mengalami sakit selama bertahun-tahun barulah dokter mendiagnosis terkena lupus. SLE ini lebih banyak ditemukan  pada perempuan ketimbang laki- laki. Hal lain yang musti diingat,  para ahli belum mengetahui penyebab lupus secara pasti.

Lupus ini tidak menular dan juga bukan merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, kuman, atau bakteri.

Zubairi menganjurkan para odapus menaati perintah dokter untuk terus atau berhenti mengonsumsi obat. Obat untuk odapus berfungsi mengurangi gejalanya. Ketika gejala menghilang, tidak menutup kemungkinan muncul di kemudian hari.

Penyakit ini bisa menyebabkan kematian dalam kondisi tertentu misalnya jika menyerang otak atau merusak ginjal. Nah, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami beberapa gejala yang mengarah pada penyakit lupus.  

Catatan redaksi: Artikel diambil dari Bisnis Indonsia edisi Minggu 17 Mei 2015.

Editor: Fajar SIdik

SEBELUMNYA

Yuk Jaga Hubungan Suami Istri dengan Rumus Matematika Cinta

BERIKUTNYA

Naik Terus, Berapa Harga Smartphone Flagship 10 Tahun Mendatang? 

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: