Candi Borobudur. (Sumber foto: Unsplash/Niels Baars)

Prosesi Puncak Perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur 12 Mei 2025

12 May 2025   |   12:28 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Hari Raya Waisak jatuh pada 12 Mei 2025. Momen ini juga dikenal sebagai Tri Suci Waisak, yakni hari suci umat Buddha yang memperingati tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama mulai dari kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.

Perayaan Waisak tahun ini mengusung tema, "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia", Adapun di Indonesia, puncak perayaan Waisak biasanya dipusatkan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Berlangsung pada Senin, 12 Mei 2025, dengan rangkaian acara yang sakral dan meriah.

Baca juga: Cek Kemeriahan Rangkaian Acara Perayaan Hari Waisak 2025 di Candi Borobudur

Bagi masyarakat yang tidak dapat hadir langsung di lokasi, prosesi Detik-detik Waisak 2025 bisa disaksikan melalui siaran langsung (live streaming) secara daring melalui kanal YouTube resmi DPP WALUBI - Perwakilan Umat Buddha Indonesia.

Siaran ini akan menampilkan rangkaian prosesi utama, mulai dari pembacaan doa, meditasi, sampai momen puncak pelepasan lampion pada pukul 23.55.29 WIB. Mengutip laman resmi DPP WALUBI, berikut rangakaian prosesi puncak perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur, pada 12 Mei 2025.
 

1. Kirab Waisak (14.00–16.00 WIB)

Kirab dimulai dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, dengan jarak tempuh sekitar 3,7 kilometer. Diikuti oleh umat Buddha dan biksu, termasuk 36 biksu Thudong yang telah menempuh perjalanan spiritual sejauh 2.763 km dari Thailand selama tiga bulan dengan berjalan kaki. 

Sebelum kirab dimulai, umat berkumpul di Candi Mendut sejak pukul 12.00 WIB untuk melakukan pembacaan paritta-paritta suci yang dipimpin oleh para biksu Sangha. Kirab ini juga membawa Api Dharma dari Api Abadi Mrapen dan Air Berkah dari Umbul Jumprit yang telah disakralkan di Candi Mendut. 
 

2. Puja Bakti (16.30 WIB - selesai)

Puja Bakti adalah bentuk penghormatan dan pengabdian umat kepada Sang Buddha, Dhamma (ajaran), dan Sangha (komunitas). Melalui pembacaan paritta, meditasi, dan perenungan, seluruh umat memperkuat tekad untuk menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Buddha. Puja Bakti dimulai pukul 16.30 WIB dan berlangsung hingga selesai di dua lokasi utama, yakni 

Zona 1: Pelataran Kenari, Candi Borobudur
Umat berkumpul di pelataran candi untuk melaksanakan Puja Bakti dan meditasi, dipimpin oleh para Bhikkhu Sangha.

Zona 2: Taman Lumbini, Candi Borobudur
Majelis-majelis umat Buddha melaksanakan Puja Bakti di tenda-tenda yang telah disediakan di Taman Lumbini
 

3. Festival Lampion (18.00–22.30 WIB)

Tahun ini, festival lampion mengusung tema "Light of Peace 2025", yang mencerminkan semangat perdamaian dan pencerahan. Sebanyak 2.569 lampion diterbangkan dari Lapangan Marga Utama dan Taman Lumbini, melambangkan tahun Buddhis 2569 BE.

Festival dibagi menjadi dua sesi:
  • Sesi 1: 18.00–20.00 WIB (open gate: 16.30–17.30 WIB)
  • Sesi 2: 21.00–23.00 WIB (open gate: 20.00–21.00 WIB)
 

4. Detik-Detik Waisak (23.55.29 WIB)

Momen puncak perayaan Waisak berlangsung pukul 23.55.29 WIB di pelataran Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Selama prosesi, umat diimbau untuk mengenakan pakaian putih yang sopan, menjaga ketenangan, dan mengikuti arahan panitia demi kelancaran dan kekhidmatan acara. Berikut adalah jadwal kegiatan utama yang mengiringi Detik-detik Waisak:
  • 23.45 – 23.55 WIB: Tuntunan meditasi oleh YM Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera
  • 23.55 – 00.10 WIB: Meditasi Detik Waisak, dimulai tepat pukul 23.55.29 WIB
  • 00.10 – 00.20 WIB: Doa penutup Waisak Nasional 2569 BE dipimpin oleh Bhikkhu Sangha
  • 00.20 WIB – selesai: Prosesi pradaksina 


5. Pradaksina

Setelah momen sakral Detik-detik Waisak pada pukul 23.55.29 WIB, umat Buddha melanjutkan perayaan dengan melaksanakan prosesi Pradaksina di Candi Borobudur. Ritual ini dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi candi sebanyak tiga kali searah jarum jam.

Kata Pradaksina berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu pra (maju) dan daksina (kanan), yang secara harfiah berarti "bergerak ke kanan" atau "mengelilingi dari kiri ke kanan". Gerakan ini mencerminkan arah pergerakan matahari, simbol keberuntungan, harmoni, dan jalan menuju masa depan yang lebih cerah.

Selama prosesi, umat berjalan perlahan tanpa alas kaki, mengenakan pakaian putih sebagai lambang kemurnian. Mereka membawa berbagai persembahan yang memiliki makna filosofis mendalam, seperti dupa untuk menyucikan batin, lilin sebagai simbol penerangan batin, air suci untuk pemurnian, serta bunga dan buah-buahan yang melambangkan ketidakkekalan hidup.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Rekayasa Lalu Lintas Contraflow sampai One Way saat Libur Panjang Hari Raya Waisak 2025

BERIKUTNYA

Cara Penukaran Tiket Festival Lampion Waisak 2025 di Candi Borobudur

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: