Opsi Baru Resor Berkonsep Unik di Yogyakarta, Cocok Untuk Healing

Yogyakarta sebagai destinasi wisata utama selalu menawarkan daya pikat tersendiri. Selain kekayaan budaya, keindahan alamnya pun memiliki keunikan yang tidak dapat dijumpai di daerah lainnya. Bahkan banyak dijadikan objek wisata untuk healing hingga sejenak menikmati slow living.

Salah satu daerah yang memiliki keistimewaan itu adalah Desa Gabugan, Sleman, Yogyakarta yang merupakan kawasan dengan pemandangan alam yang indah. Desa wisata ini memiliki daya tarik berkat kearifan lokalnya, di mana wisatawan dapat berinteraksi langsung bersama warga setempat untuk mempelajari adat dan budaya hingga tata cara kehidupannya melalui pengalaman nyata.

Potensi itu pun menjadi perhatian tersendiri bagi Banyan Tree Group untuk membuka resor dengan konsep yang menyatu dengan alam sekitar, lewat brand Garrya Bianti Yogyakarta. Sebagai jaringan Garrya pertama di Indonesia, resor ini menghadirkan pengalaman autentik nan luks bagi para wisatawan dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Yogyakarta.

Baca juga: Favehotel Tasikmalaya Kini Menjadi Aston Inn, Tawarkan Hotel yang Lebih Berkelas

Resor butik ini tampil dengan gaya minimalis yang mencerminkan kesederhanaan nan mewah berpadu dengan lanskap alam indah dengan latar pemandangan Gunung Merapi. Terletak di tepi Sungai Denggung Desa Gabugan yang tenang, hotel resor ini menjadi opsi menarik untuk menikmati liburan keluarga dengan suasana yang berbeda.    

General Manager Garrya Bianti Yogyakarta Ridwan Heriyadi mengatakan resor ini memiliki 24 vila modern dengan ukuran yang sangat luas mencapai 110 m2 serta fasilitas yang lengkap. Dengan desain arsitektur yang terinspirasi dari arsitektur situs Kotagede Heritage yang memadukan pesona desain Jawa kuno dengan sentuhan kontemporer, vila-vilanya begitu ikonik berkat sentuhan bata terakota yang menyejukkan.

Sebagai opsi tempat staycation dengan suasana yang tenang, yuk intip sejumlah keunikan dari resor butik Garrya Bianti Yogyakarta yang baru resmi dibuka pada 24 Oktober 2023 tersebut.
 

1. Pas untuk liburan sekaligus healing

  Resor dengan filosofi rest, rejuvenate, recharge ini menjadi salah satu tempat yang pas bagi wisatawan yang ingin berlibur sekaligus menenangkan diri di lokasi yang sedikit menjauh dari kebisingan kota, namun dengan suasana yang alami.

Terdapat 24 vila eksklusif dengan fasilitas kolam renang pribadi, gazebo, jacuzzi, dan ruang berkumpul yang luas, resor butik ini menjadi lokasi yang pas untuk menikmati suasana baru bersama keluarga untuk staycation sekaligus healing.

Dari kamar hotel, pengunjung dapat menikmati pemandangan yang indah berupa hamparan Gunung Merapi. Bahkan jika cuaca cerah, suasana senja hingga matahari terbenam (sunset) menjadi lukisan alam yang dapat dinikmati dari area gazebo dan private pool.

“Kami menawarkan pengalaman resor dengan suasana yang tenang, sesuai dengan filosofi yang memadukan harmoni dengan alam melalui desain arsitekturnya hingga taman dan ruang terbuka hijau. Bahkan beberapa foto yang diunggah disebut suasananya mirip seperti di Bali,” kata Ridwan.

Dia menjelaskan area co-living dan co-working dirancang khusus dengan elemen-elemen desain yang serasi seperti palet warna lembut seirama dengan suasana alam yang sejuk, semilir angin dan gemericik air sungai yang menenangkan, serta desain Zen dari area lobi sampai restoran mendukung kebutuhan untuk healing dengan yang menyatu dengan alam.

Ada juga berbagai terapi di Garrya Spa 8lements yang memiliki empat ruangan dengan perawatan yang bersumber dari budaya Asia kuno. Setiap perawatan memadukan esensi tradisional dan modern untuk meremajakan dan menyegarkan lewat terapi tubuh, aroma, dan suara yang menenangkan.

Ditambah dengan aktivitas kebugaran seperti yoga di tepi kolam dan area dek tepi sungai hingga lokakarya menari di Movement Studio, atau berolahraga di fasilitas gym.
 

2. Arsitektur terinspirasi Situs Kotagede Heritage dan Candi Ijo

  Terletak di tepi Sungai Denggung di Desa Gabugan, sebuah desa tenang yang terletak di Kawasan Sleman Yogyakarta, Garrya Bianti Yogyakarta konsep desain hotel resor ini merangkum kekayaan tradisi daerah tersebut dan mengambil inspirasi dari budaya Jawa dan candi ikonik di Yogyakarta.

Dengan ide menghadirkan sejarah arsitektur Jawa kuno, Arte Architect and Associates memusatkan struktur seperti piramida di halaman dalam yang megah, hingga melengkapi lobi bergaya joglo yang dilapisi kayu daur ulang dengan konsep ruang terbuka.

Komitmen terhadap desain berkelanjutan diwujudkan dalam konsep bangunan dan pemilihan material ramah lingkungan, seperti batu bata terakota dan kayu jati untuk menciptakan ukiran yang rumit.

Dengan desain interior yang bersih dan dekorasi yang memadukan pesona warisan Jawa dengan sentuhan kontemporer, resor ini menghubungkan para tamu untuk dapat menikmati arsitektur Jawa kuno yang bersejarah.

“Di Garry Bianti Yogyakarta, para tamu akan menemukan kedamaian di tengah suasana minimalis nan mewah, di mana desain setiap garis, sudut, dan detail memiliki tujuan yang sesuai dengan konsep Zen yang menyatu dengan alam,” jelas Ridwan.
 

3. Pemandangan Gunung Merapi dan Sunset yang Indah

  Lokasi resor butik memiliki pemandangan yang pas ke arah lereng Gunung Merapi yang indah. Sebagai lokasi staycation yang tenang, hotel resor ini sukses memadukan keindahan alam dengan desain artistic yang ikonik.

Pada area depan hotel, tersedia sejumlah vila yang memiliki pemandangan Gunung Merapi yang megah. Saat menikmati suasana sore hari sambil berendam di private pool area belakang vila, pengunjung dapat menikmati detik-detik matahari terbenam dengan lanskap hijau nan luas.   

“Kami menyediakan lebih dari sekadar bangunan, dikelilingi dedaunan indah dan suasana megah Gunung Merapi. Kami menyediakan tempat liburan yang pas untuk sejenak melepaskan diri dari rutinitas dan menenangkan diri dengan suasa alam yang sangat mendukung,” ujarnya.
 

4. Menikmati art space karya seniman lokal

  Art space selalu menjadi bagian integral di setiap hotel mewah yang menonjolkan unsur artistik. Kehadiran ruang pamer khusus untuk karya seni ini antara lain dihadirkan di sekitar coffee shop.

Di area untuk bersantai ini, pengelola hotel menghadirkan koleksi lukisan karya Made Arya Dwita Dedok dan Grace Tjondronimpuno, yang merupakan pasangan seniman suami istri yang tinggal di Magelang.  

Seniman yang identik dengan simbol cinta dan manusia pohon dalam setiap karyanya tersebut, dapat dinikmati di hotel ini, bahkan para tamu juga dapat memiliki karya seni tersebut di toko hotel secara eksklusif.

Ada sekitar 20-an karya lukis di atas kanvas yang dipajang dengan berbagai ukuran. Kehadiran art space itu merupakan bagian dari upaya pengelola hotel untuk mempertemukan karya dari seniman lokal agar dapat dinikmati para pengunjung ketika berlibur di resor tersebut.

Bahkan pada kesempatan peresmian hotel, pemilik karya hadir langsung di lokasi dan melakukan aksi melukis spontanitas dengan objek gambar yang berada di area hotel, sehingga lahirlah karya berjudul Romance.

Sebagai tambahan informasi, Garrya Bianti Yogyakarta merupakan resor butik pertama di Indonesia yang dikelola Banyan Tree Group di bawah merek Garrya. Secara keseluruhan, Banyan telah mengoperasikan lebih dari 70 hotel yang tersebar di 17 negara di dunia, dengan brand antara lain Garyya, Angsana, Chassia, Dhawa, Homm, Veya dan Escape.

Adapun Garrya Bianti Yogyakarta mengadakan promo opening berupa potongan 20 persen hingga akhir November 2023 dengan cara melakukan booking langsung melalui situs resminya. Untuk rate vila dimulai dari Rp5,5 juta. Tapi harga itu akan menyesuaikan setiap saat tergantung pada kondisi peak atau low seasons.

Baca juga: Cek 7 Wisata Anti Mainstream Yogyakarta, Ada Pantai Tersembunyi hingga Desa Wisata

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla