Rekomendasi Staycation Hotel Bersejarah di Indonesia
04 August 2021 |
16:19 WIB
Memasuki Agustus, suasana perayaan Hari Kemerdekaan atau Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tercinta tentunya mulai terasa. Masih sama seperti tahun lalu , beragam perlombaan dan aktivitas lain yang biasanya dilakukan untuk memeriahkan perayaan tersebut belum bisa dilakukan akibat pandemi Covid-19.
Walaupun demikian, bukan berarti tidak ada aktivitas menarik yang bisa kalian lakukan untuk menyambut HUT RI ke-76 tahun ini. Tak melulu di rumah saja, aktivitas yang satu ini bisa kalian lakukan di luar rumah bersama dengan keluarga. Aktivitas ini boleh dibilang minim risiko terpapar virus karena minim interaksi dengan orang banyak.
Aktivitas yang dimaksud adalah staycation atau menghabiskan waktu menginap di hotel atau penginapan tertentu. Tak perlu jauh-jauh ke luar kota, cukup hotel atau penginapan di sekitar tempat tinggal kalian saja.
Agar sedikit berbeda dengan staycation yang dilakukan di bulan-bulan lainnya, staycation di bulan ini bisa kalian lakukan di hotel atau penginapan tua yang bersejarah.
Indonesia dengan perjalanan sejarah penjajahan, kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan punya banyak bangunan tua. Sejumlah bangunan itu pun banyak yang beralih fungsi menjadi hotel dan penginapan.
Berikut ini adalah sejumlah hotel bersejarah di Indonesia yang bisa kalian jadikan tempat untuk menghabiskan waktu sembari mempelajari dan menikmati peninggalan sejarah yang ada di dalamnya;
1. Hotel Indonesia Kempinski
Hotel yang berlokasi di Jalan MH Thamrin No. 1, Jakarta Pusat, ini merupakan hotel bintang lima pertama sekaligus gedung tertinggi pertama di Jakarta. Adapun hotel ini dibangun dari hasil rampasan perang dengan Jepang.
Hotel Indonesia, digagas oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pada 1962 untuk menyambut Asian Games IV. Sejak itu, hotel bersejarah di Indonesia ini tak cuma jadi akomodasi bagi para atlet, tetapi juga para pejabat tinggi serta tamu-tamu penting pada masa itu. Hotel bersejarah ini memiliki Signatures Restaurant yang merupakan restoran favorit sang proklamator.
Hotel Indonesia beralih menjadi Hotel Indonesia Kempinski, setelah 2004 dia dikelola oleh Kempinski Group. Sampai sekarang, Hotel Indonesia Kempinski masih menjadi salah satu hotel termewah dan termegah yang ada di Jakarta, bahkan Indonesia.
2. The Hermitage Hotel Jakarta
Salah satu hotel bersejarah di Jakarta dengan arsitektur khas zaman kolonial adalah The Hermitage Hotel yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Bangunan ini dibangun pada 1920, dan awalnya adalah gedung pemerintahan dan pusat telekomunikasi pemerintahan Hindia Belanda.
Selepas kemerdekaan, hingga 2008 lalu bangunan peninggalan Belanda ini dikelola menjadi sebuah hotel dengan nama The Hermitage Hotel.
3. Hotel Sriwjaya Jakarta
Gedung yang dibangun pada 1863 ini awalnya adalah restoran milik Conrad Alexander Willam Cavadino. Setelah 9 tahun sukses menjalankan restoran tersebut, Cavadino mendirikan hotel dengan nama Hotel Cavadino yang beroperasi sejak 1898 hingga 1899.
Kemudian berubah nama menjadi du Lion d'Or. Pada 1941, hotel ini kembali berganti nama menjadi Park Hotel sebelum kemudian pada era 1950-an lebih dikenal dengan nama Hotel Sriwijaya.
4. Hotel Savoy Homann, Bandung
Hotel Savoy Homann di Bandung berdiri sejak 1871, dengan nama awal Hotel Homann sesuai nama pemiliknya, Homman yang berkebangsaan Jerman. Saat itu, hotel ini terbuat dari bambu sebelum kemudian pada 1880 bangunan hotel ini dibangun kembali dengan tembok batu bata.
Gedung yang berdiri menghadap Jalan Asia Afrika baru dibangun pada 1937 yang dirancan arsitek A.F. Albers bergaya art deco. Sejak tahun itu pula hotel bersejarah ini dikenal dengan nama Savoy Homann Hotel.
Mengalami berbagai pergantian kepemilikian, hotel bersejarah di Indonesia satu ini juga pernah menjadi pilihan akomodasi tokoh-tokoh dunia seperti aktor Charlie Chaplin dan pemimpin-pemimpin negara pada saat Konferensi Asia-Afrika seperti Cho En Lai dan Jawaharlal Nehru.
5. Hotel Salak The Heritage, Bogor
Hotel ini berada di Jalan Ir Djuanda No.8, Bogor. Gedung yang dibangun pada 1856, awalnya bernama Bellevue-Dibbets Hotel yang dimiliki oleh keluarga Gubernur Jenderal VOC untuk akomodasi para elit pemerintahan VOC.
Fungsinya saat itu untuk tempat penginapan para Jenderal Belanda. Tak heran jika hotel ini punya arsitektur khas Eropa.
Namun, pada saat pendudukan Jepang hotel ini kemudian sempat dijadikan markas militer sebelum akhirnya setelah Indonesia Mereka pada 1948 hotel ini dijadikan dengan nama Hotel Salak. Pada 1998, hotel ini kemudian berubah nama menjadi Hotel Salak The Heritage.
6. Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta
Walaupun demikian, bukan berarti tidak ada aktivitas menarik yang bisa kalian lakukan untuk menyambut HUT RI ke-76 tahun ini. Tak melulu di rumah saja, aktivitas yang satu ini bisa kalian lakukan di luar rumah bersama dengan keluarga. Aktivitas ini boleh dibilang minim risiko terpapar virus karena minim interaksi dengan orang banyak.
Aktivitas yang dimaksud adalah staycation atau menghabiskan waktu menginap di hotel atau penginapan tertentu. Tak perlu jauh-jauh ke luar kota, cukup hotel atau penginapan di sekitar tempat tinggal kalian saja.
Agar sedikit berbeda dengan staycation yang dilakukan di bulan-bulan lainnya, staycation di bulan ini bisa kalian lakukan di hotel atau penginapan tua yang bersejarah.
Indonesia dengan perjalanan sejarah penjajahan, kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan punya banyak bangunan tua. Sejumlah bangunan itu pun banyak yang beralih fungsi menjadi hotel dan penginapan.
Berikut ini adalah sejumlah hotel bersejarah di Indonesia yang bisa kalian jadikan tempat untuk menghabiskan waktu sembari mempelajari dan menikmati peninggalan sejarah yang ada di dalamnya;
1. Hotel Indonesia Kempinski
Hotel yang berlokasi di Jalan MH Thamrin No. 1, Jakarta Pusat, ini merupakan hotel bintang lima pertama sekaligus gedung tertinggi pertama di Jakarta. Adapun hotel ini dibangun dari hasil rampasan perang dengan Jepang.
Hotel Indonesia, digagas oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pada 1962 untuk menyambut Asian Games IV. Sejak itu, hotel bersejarah di Indonesia ini tak cuma jadi akomodasi bagi para atlet, tetapi juga para pejabat tinggi serta tamu-tamu penting pada masa itu. Hotel bersejarah ini memiliki Signatures Restaurant yang merupakan restoran favorit sang proklamator.
Hotel Indonesia beralih menjadi Hotel Indonesia Kempinski, setelah 2004 dia dikelola oleh Kempinski Group. Sampai sekarang, Hotel Indonesia Kempinski masih menjadi salah satu hotel termewah dan termegah yang ada di Jakarta, bahkan Indonesia.
2. The Hermitage Hotel Jakarta
Salah satu hotel bersejarah di Jakarta dengan arsitektur khas zaman kolonial adalah The Hermitage Hotel yang berlokasi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Bangunan ini dibangun pada 1920, dan awalnya adalah gedung pemerintahan dan pusat telekomunikasi pemerintahan Hindia Belanda.
Selepas kemerdekaan, hingga 2008 lalu bangunan peninggalan Belanda ini dikelola menjadi sebuah hotel dengan nama The Hermitage Hotel.
3. Hotel Sriwjaya Jakarta
Gedung yang dibangun pada 1863 ini awalnya adalah restoran milik Conrad Alexander Willam Cavadino. Setelah 9 tahun sukses menjalankan restoran tersebut, Cavadino mendirikan hotel dengan nama Hotel Cavadino yang beroperasi sejak 1898 hingga 1899.
Kemudian berubah nama menjadi du Lion d'Or. Pada 1941, hotel ini kembali berganti nama menjadi Park Hotel sebelum kemudian pada era 1950-an lebih dikenal dengan nama Hotel Sriwijaya.
4. Hotel Savoy Homann, Bandung
Hotel Savoy Homann di Bandung berdiri sejak 1871, dengan nama awal Hotel Homann sesuai nama pemiliknya, Homman yang berkebangsaan Jerman. Saat itu, hotel ini terbuat dari bambu sebelum kemudian pada 1880 bangunan hotel ini dibangun kembali dengan tembok batu bata.
Gedung yang berdiri menghadap Jalan Asia Afrika baru dibangun pada 1937 yang dirancan arsitek A.F. Albers bergaya art deco. Sejak tahun itu pula hotel bersejarah ini dikenal dengan nama Savoy Homann Hotel.
Mengalami berbagai pergantian kepemilikian, hotel bersejarah di Indonesia satu ini juga pernah menjadi pilihan akomodasi tokoh-tokoh dunia seperti aktor Charlie Chaplin dan pemimpin-pemimpin negara pada saat Konferensi Asia-Afrika seperti Cho En Lai dan Jawaharlal Nehru.
5. Hotel Salak The Heritage, Bogor
Hotel ini berada di Jalan Ir Djuanda No.8, Bogor. Gedung yang dibangun pada 1856, awalnya bernama Bellevue-Dibbets Hotel yang dimiliki oleh keluarga Gubernur Jenderal VOC untuk akomodasi para elit pemerintahan VOC.
Fungsinya saat itu untuk tempat penginapan para Jenderal Belanda. Tak heran jika hotel ini punya arsitektur khas Eropa.
Namun, pada saat pendudukan Jepang hotel ini kemudian sempat dijadikan markas militer sebelum akhirnya setelah Indonesia Mereka pada 1948 hotel ini dijadikan dengan nama Hotel Salak. Pada 1998, hotel ini kemudian berubah nama menjadi Hotel Salak The Heritage.
6. Hotel Royal Ambarrukmo, Yogyakarta
Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta merupakan Pesanggarahan Ambarrukmo yang dibangun oleh Sultan Hamengku Buwono V. Setelah direnovasi pada 1895-1897, bangunan ini digunakan Sultan Hamengku Buwono VII untuk menjamu tamu-tamu sebelum kemudian dijadikan kediaman Sultan ketika dia turun tahta.
Saat merancang pembangunan empat hotel berstandar internasional di Indonesia, Presiden Soekarno menggunakan banyak bangunan hasil rampasan perang Jepang. Alhasil, hotel Ambarrukmo menjadi salah satu lokasi yang digagas. Pada 1966, Hotel Ambarrukmo yang dibangun di area kebon raja hingga gandok kiwa.
7. Hotel Majapahit, Surabaya
Saat merancang pembangunan empat hotel berstandar internasional di Indonesia, Presiden Soekarno menggunakan banyak bangunan hasil rampasan perang Jepang. Alhasil, hotel Ambarrukmo menjadi salah satu lokasi yang digagas. Pada 1966, Hotel Ambarrukmo yang dibangun di area kebon raja hingga gandok kiwa.
Hotel ini sudah ada sejak 1910 dengan nama Oranje Hotel. Gedung hotel ini dibangun oleh orang Armenia bernama Lucas Martin Sarkies. Arsitektur hotel ini mulai mengambil gaya art deco pada 1936. Ketika era Jepang menguasai Nusantara, hotel ini sempat berubah nama menjadi Yamato Hoteru.
Alasan penting Hotel Majapahit menjadi hotel bersejarah, karena di gedung ini terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda. Tepatnya pada 19 September 1945, Mastiff Carbolic mengibarkan bendera Belanda.
Melihat hal itu masyarakat Indonesia marah kemudian menaiki hotel dan menurunkan bendera Belanda tersebut dan merobek bagian birunya. Masyarakat lalu mengibarkan kembali bagian bendera berwarna merah putih.
Selain itu salah satu kamar yang ditawarkan hotel bersejarah di Indonesia ini adalah "Kamar Merdeka" yang merupakan kamar yang pernah ditinggali oleh aktor Charlie Chaplin pada1936.
Editor: Dika Irawan
Alasan penting Hotel Majapahit menjadi hotel bersejarah, karena di gedung ini terjadi peristiwa perobekan bendera Belanda. Tepatnya pada 19 September 1945, Mastiff Carbolic mengibarkan bendera Belanda.
Melihat hal itu masyarakat Indonesia marah kemudian menaiki hotel dan menurunkan bendera Belanda tersebut dan merobek bagian birunya. Masyarakat lalu mengibarkan kembali bagian bendera berwarna merah putih.
Selain itu salah satu kamar yang ditawarkan hotel bersejarah di Indonesia ini adalah "Kamar Merdeka" yang merupakan kamar yang pernah ditinggali oleh aktor Charlie Chaplin pada1936.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.