Menilik Proses Kreatif Endah N Rhesa Garap Lagu Soal Iklim dalam Album Sonic/Panic
25 October 2023 |
14:24 WIB
1
Like
Like
Like
Endah N Rhesa menjadi salah satu musisi yang ikut menyumbang karya dalam album kompilasi bertajuk Sonic/Panic. Pada album ini, Endah bersama 12 musisi lain di Indonesia menuangkan ekspresi kreatif mereka untuk menyuarakan isu krisis iklim yang kian mengkhawatirkan.
Album Sonic/Panic terdiri dari 13 lagu dari 13 musisi dengan berbagai genre seperti hip-hop, rock, blues, electronica, reggae, pop, hingga world music. Adapun topik yang diangkat di tiap lagu juga beragam seperti isu krisis iklim, degradasi alam, polusi plastik, dan panggilan untuk aksi nyata secara kolektif.
Endah Widiastuti, salah satu personel Endah N Rhesa mengatakan bahwa proses kreatif dalam pembuatan lagu di album ini rasanya seperti roller coaster. Sebab, sebelum menuju ke pembuatan lagu, dirinya dan beberapa musisi lain yang tergabung mengikuti sebuah workshop terlebih dahulu.
Baca juga: Album Musik Sonic/Panic, Suara Kegelisahan 13 Musisi Tentang Isu Iklim
Di dalam workshop itu, dirinya banyak mendapatkan ilmu baru mengenai kondisi iklim bumi secara mendalam. Selama satu minggu, para musisi banyak belajar hal baru terkait perubahan iklim dan ancamannya terhadap kehidupan manusia sekarang.
Menurut Endah, workshop itu memang cukup membantu dalam memahami isu yang akan di dalam lagu. Akan tetapi, di sisi lain dirinya juga merasakan hal lain yang cukup sentimentil.
“Aku paling cengeng sepanjang workshop dan sempat mengalami mental breaksown pada hari kedua,” ungkap Endah dalam konferensi pers online album Sonic/Panic, Selasa (25/10).
Alam pikiran Endah seolah tersadarkan bahwa masalah tentang iklim kian berat. Sebagai musisi, dirinya pun ingin turut berkontribusi dalam mengatasi hal itu, tentunya sesuai dengan kapasitasnya sebagai seniman.
Lewat lagu yang ada di album Sonic/Panic inilah, Endah ingin mengekspresikan kekhawatiran sekaligus ketakutannya tentang kondisi alam saat ini. “Bukan menakut-nakuti, faktanya ada semua. Dalam kurun waktu tertentu, krisis ini akan terjadi,” imbuhnya.
Menurutnya, mesti ada gerakan masif dan keterlibatan dari berbagai pihak untuk peduli pada hal-hal seperti ini. Baginya, akan sangat tidak adil jika dirinya dan generasinya menua, lalu malah menyisakan suatu hal yang buruk bagi generasi setelahnuya.
Pada album ini, Endah N Rhesa menelurkan karya berjudul Plastic Tree. Lagu tersebut menggambarkan sebuah dunia tanpa pohon. Semuanya telah tergantikan oleh replika plastik.
Endah seperti ingin mengajak para pendengarnya untuk sejenak berimajinasi hidup di dalam alam artifisial. Mungkin, kata dia, pada awalnya terasa mengagumkan, tetapi pada akhirnya itu menyeramkan. Lagu ini tampak jadi pengingat bahwa dampak lingkungan adalah sesuatu yang buruk yang setiap orang punya andil di dalamnya.
“Kita jangan menganggap remeh kemampuan kita menemukan hal hal baru, tetapi ada risiko juga. Ada kemegahan, ada kehancuran, ketakutan. Jadi mixed feelings,” terangnya.
Sonic/Panic adalah album yang lebih dari sekadar kumpulan lagu, tetapi juga sebagai pernyataan kolektif dari beragam musisi yang berkomitmen terhadap perubahan. Sonic diambil dari kata yang cukup dekat dengan audio. Adapun Panic adalah sebuah gambaran yang tepat untuk menunjukkan sense of urgency.
Album ini akan segera diluncurkan secara serentak di seluruh platform streaming digital pada tanggal 4 November mendatang. Dalam rangka peluncuran album, akan diadakan juga IKLIM Fest di area parkir Monkey Forest Ubud, Bali pada tanggal yang sama.
Baca juga: Rapalan Pengingat Krisis Iklim Ala FSTVLST dalam Lagu Rat Tua
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Album Sonic/Panic terdiri dari 13 lagu dari 13 musisi dengan berbagai genre seperti hip-hop, rock, blues, electronica, reggae, pop, hingga world music. Adapun topik yang diangkat di tiap lagu juga beragam seperti isu krisis iklim, degradasi alam, polusi plastik, dan panggilan untuk aksi nyata secara kolektif.
Endah Widiastuti, salah satu personel Endah N Rhesa mengatakan bahwa proses kreatif dalam pembuatan lagu di album ini rasanya seperti roller coaster. Sebab, sebelum menuju ke pembuatan lagu, dirinya dan beberapa musisi lain yang tergabung mengikuti sebuah workshop terlebih dahulu.
Baca juga: Album Musik Sonic/Panic, Suara Kegelisahan 13 Musisi Tentang Isu Iklim
Di dalam workshop itu, dirinya banyak mendapatkan ilmu baru mengenai kondisi iklim bumi secara mendalam. Selama satu minggu, para musisi banyak belajar hal baru terkait perubahan iklim dan ancamannya terhadap kehidupan manusia sekarang.
Menurut Endah, workshop itu memang cukup membantu dalam memahami isu yang akan di dalam lagu. Akan tetapi, di sisi lain dirinya juga merasakan hal lain yang cukup sentimentil.
“Aku paling cengeng sepanjang workshop dan sempat mengalami mental breaksown pada hari kedua,” ungkap Endah dalam konferensi pers online album Sonic/Panic, Selasa (25/10).
Alam pikiran Endah seolah tersadarkan bahwa masalah tentang iklim kian berat. Sebagai musisi, dirinya pun ingin turut berkontribusi dalam mengatasi hal itu, tentunya sesuai dengan kapasitasnya sebagai seniman.
Lewat lagu yang ada di album Sonic/Panic inilah, Endah ingin mengekspresikan kekhawatiran sekaligus ketakutannya tentang kondisi alam saat ini. “Bukan menakut-nakuti, faktanya ada semua. Dalam kurun waktu tertentu, krisis ini akan terjadi,” imbuhnya.
Menurutnya, mesti ada gerakan masif dan keterlibatan dari berbagai pihak untuk peduli pada hal-hal seperti ini. Baginya, akan sangat tidak adil jika dirinya dan generasinya menua, lalu malah menyisakan suatu hal yang buruk bagi generasi setelahnuya.
Pada album ini, Endah N Rhesa menelurkan karya berjudul Plastic Tree. Lagu tersebut menggambarkan sebuah dunia tanpa pohon. Semuanya telah tergantikan oleh replika plastik.
Endah seperti ingin mengajak para pendengarnya untuk sejenak berimajinasi hidup di dalam alam artifisial. Mungkin, kata dia, pada awalnya terasa mengagumkan, tetapi pada akhirnya itu menyeramkan. Lagu ini tampak jadi pengingat bahwa dampak lingkungan adalah sesuatu yang buruk yang setiap orang punya andil di dalamnya.
“Kita jangan menganggap remeh kemampuan kita menemukan hal hal baru, tetapi ada risiko juga. Ada kemegahan, ada kehancuran, ketakutan. Jadi mixed feelings,” terangnya.
Sonic/Panic adalah album yang lebih dari sekadar kumpulan lagu, tetapi juga sebagai pernyataan kolektif dari beragam musisi yang berkomitmen terhadap perubahan. Sonic diambil dari kata yang cukup dekat dengan audio. Adapun Panic adalah sebuah gambaran yang tepat untuk menunjukkan sense of urgency.
Album ini akan segera diluncurkan secara serentak di seluruh platform streaming digital pada tanggal 4 November mendatang. Dalam rangka peluncuran album, akan diadakan juga IKLIM Fest di area parkir Monkey Forest Ubud, Bali pada tanggal yang sama.
Baca juga: Rapalan Pengingat Krisis Iklim Ala FSTVLST dalam Lagu Rat Tua
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.