Rapalan Pengingat Krisis Iklim Ala FSTVLST dalam Lagu Rat Tua
25 October 2023 |
15:11 WIB
Chelsea Venda
Jurnalis Hypeabis.id
1
Like
Like
Like
Bagi Sirin Farid Stevy, perubahan iklim yang kian hari memprihatinkan seolah sudah menjadi sebuah keniscayaan. Alih-alih hanya mengutuk, atau lebih parah memunggungi kenyataan, dirinya dan FSTVLST hanya ingin membersamai perubahan yang terjadi dengan upaya-upaya baik.
Alasan tersebut pula yang barang kali ikut mendorong FSTVLST untuk ikut tergabung ke dalam album Sonic/Panic. Sebuah album kompilasi yang berisi 13 lagu dari 13 musisi Indonesia yang sama-sama menyuarakan isu tentang kerusakan iklim.
Tema-tema menganai iklim dan ekologi memang kerap menjadi energi yang menemani Farid Stevy dalam berkarya. Ada banyak lagunya di FSTVLST yang membahas persoalan itu dengan metafora-metafora yang apik.
Baca juga: Album Musik Sonic/Panic, Suara Kegelisahan 13 Musisi Tentang Isu Iklim
Bukan hanya sebatas lagu, kepedulian band ini terhadap isu lingkungan juga terekam dalam aksi panggung mereka. Ketika sedang manggung, FSTVLST kerap meminta para penonton untuk melemparkan sampah yang ada di area sekitar ke atas panggung. Seolah mereka sedang memberi pesan tentang pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan, termasuk di area bermusik sekali pun.
Pada album Sonic/Panic ini, rapalan FSTVLST mengenai isu iklim pun kembali tertuang dengan apik. Terlebih, sama seperti musisi lain yang tergabung, FSTVLST juga mengikuti workshop tentang isu iklim terlebih dahulu di Bali sebelum memulai proses kreatifnya.
“Workshop itu sebetulnya membuat kami merasa kembali mengingat betapa pentingnya isu ini. meski sudah sering kita bicarakan, tetapi kami merasa mesti melibatkan diri sebagai upaya untuk membiacarakan ini secara lebih berkelanjutan,” ungkap Farid dalam konferensi pers virtual album Sonic/Panic Selasa (24/10).
Dalam prosesnya, ada perasaan aneh yang dirasakan Farid tiap kali membuat lagu tentang tema seperti ini. dirinya kerap kali merasa begitu bodoh, tidak berdaya, tetapi sekaligus merasa ikut bertanggung jawab. Sebab, apa yang terjadi sekarang terkait iklim ada andil dirinya dan kita semua di dalamnya.
Sudah ada banyak rapalan mengenai tema itu, tetapi nyatanya masalah iklim kian hari memprihatinkan. Pada akhirnya, dirinya mencoba melakukan pendekatan berbeda dalam menyuarakan isu ini.
“Yang coba kami tuliskan ialah sebagai upaya belajar dengan mengingat sajak-sajak bijaksana dari yang sudah pernah menyelesaikan riset atau pencarian ilmu tentang merawat bumi. Lagu ini menceritakan kisah orang atau makhluk yang lebih tua dari manusia,” terangnya.
Lagu tersebut dia beri judul Rat Tua. Melalui lagu ini, FSTVLST ingin menyentuh isu-isu iklim tanpa menggunakan narasi aktivis yang menggebu-gebu. Lagu tersebut mencoba memainkan metafora tentang pohon dan mengeksplorasi pentingnya peran pohon dan alam dalam era antroposentrisme yang kian mendominasi.
Lagu ini menawarkan sudut pandang berbeda dalam melihat berbagai isu ekologi yang terjadi. Ia seperti sebuah rapalan pengingat tentang kebijaksanaan pohon yang mesti abadi dalam lintasan kehidupan manusia.
Sebagai informasi, Album Sonic/Panic terdiri dari 13 lagu dari 13 musisi dengan berbagai genre seperti hip-hop, rock, blues, electronica, reggae, pop, hingga world music. Adapun topik yang diangkat di tiap lagu juga beragam seperti isu krisis iklim, degradasi alam, polusi plastik, dan panggilan untuk aksi nyata secara kolektif.
Album yang dirilis Alarm Records ini berisi musisi top Tanah Air seperti Iga Massardi, Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels dan Prabumi.
Album ini akan segera diluncurkan secara serentak di seluruh platform streaming digital pada tanggal 4 November mendatang. Dalam rangka peluncuran album, akan diadakan juga IKLIM Fest di area parkir Monkey Forest Ubud, Bali pada tanggal yang sama.
Baca juga: Menilik Proses Kreatif Endah N Rhesa Garap Lagu Soal Iklim dalam Album Sonic/Panic
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Alasan tersebut pula yang barang kali ikut mendorong FSTVLST untuk ikut tergabung ke dalam album Sonic/Panic. Sebuah album kompilasi yang berisi 13 lagu dari 13 musisi Indonesia yang sama-sama menyuarakan isu tentang kerusakan iklim.
Tema-tema menganai iklim dan ekologi memang kerap menjadi energi yang menemani Farid Stevy dalam berkarya. Ada banyak lagunya di FSTVLST yang membahas persoalan itu dengan metafora-metafora yang apik.
Baca juga: Album Musik Sonic/Panic, Suara Kegelisahan 13 Musisi Tentang Isu Iklim
Bukan hanya sebatas lagu, kepedulian band ini terhadap isu lingkungan juga terekam dalam aksi panggung mereka. Ketika sedang manggung, FSTVLST kerap meminta para penonton untuk melemparkan sampah yang ada di area sekitar ke atas panggung. Seolah mereka sedang memberi pesan tentang pentingnya menjaga kebersihan di lingkungan, termasuk di area bermusik sekali pun.
Pada album Sonic/Panic ini, rapalan FSTVLST mengenai isu iklim pun kembali tertuang dengan apik. Terlebih, sama seperti musisi lain yang tergabung, FSTVLST juga mengikuti workshop tentang isu iklim terlebih dahulu di Bali sebelum memulai proses kreatifnya.
“Workshop itu sebetulnya membuat kami merasa kembali mengingat betapa pentingnya isu ini. meski sudah sering kita bicarakan, tetapi kami merasa mesti melibatkan diri sebagai upaya untuk membiacarakan ini secara lebih berkelanjutan,” ungkap Farid dalam konferensi pers virtual album Sonic/Panic Selasa (24/10).
Dalam prosesnya, ada perasaan aneh yang dirasakan Farid tiap kali membuat lagu tentang tema seperti ini. dirinya kerap kali merasa begitu bodoh, tidak berdaya, tetapi sekaligus merasa ikut bertanggung jawab. Sebab, apa yang terjadi sekarang terkait iklim ada andil dirinya dan kita semua di dalamnya.
Sudah ada banyak rapalan mengenai tema itu, tetapi nyatanya masalah iklim kian hari memprihatinkan. Pada akhirnya, dirinya mencoba melakukan pendekatan berbeda dalam menyuarakan isu ini.
“Yang coba kami tuliskan ialah sebagai upaya belajar dengan mengingat sajak-sajak bijaksana dari yang sudah pernah menyelesaikan riset atau pencarian ilmu tentang merawat bumi. Lagu ini menceritakan kisah orang atau makhluk yang lebih tua dari manusia,” terangnya.
Lagu tersebut dia beri judul Rat Tua. Melalui lagu ini, FSTVLST ingin menyentuh isu-isu iklim tanpa menggunakan narasi aktivis yang menggebu-gebu. Lagu tersebut mencoba memainkan metafora tentang pohon dan mengeksplorasi pentingnya peran pohon dan alam dalam era antroposentrisme yang kian mendominasi.
Lagu ini menawarkan sudut pandang berbeda dalam melihat berbagai isu ekologi yang terjadi. Ia seperti sebuah rapalan pengingat tentang kebijaksanaan pohon yang mesti abadi dalam lintasan kehidupan manusia.
Sebagai informasi, Album Sonic/Panic terdiri dari 13 lagu dari 13 musisi dengan berbagai genre seperti hip-hop, rock, blues, electronica, reggae, pop, hingga world music. Adapun topik yang diangkat di tiap lagu juga beragam seperti isu krisis iklim, degradasi alam, polusi plastik, dan panggilan untuk aksi nyata secara kolektif.
Album yang dirilis Alarm Records ini berisi musisi top Tanah Air seperti Iga Massardi, Endah N Rhesa, Navicula, Tony Q Rastafara, Tuantigabelas, Iksan Skuter, FSTVLST, Made Mawut, Nova Filastine, Guritan Kabudul, Kai Mata, Rhythm Rebels dan Prabumi.
Album ini akan segera diluncurkan secara serentak di seluruh platform streaming digital pada tanggal 4 November mendatang. Dalam rangka peluncuran album, akan diadakan juga IKLIM Fest di area parkir Monkey Forest Ubud, Bali pada tanggal yang sama.
Baca juga: Menilik Proses Kreatif Endah N Rhesa Garap Lagu Soal Iklim dalam Album Sonic/Panic
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.