Tip Menjaga Kesehatan Mental Bagi Perempuan Ala Tara de Thouars
21 October 2023 |
13:35 WIB
Perempuan menjalani multi peran dalam hidupnya, mereka bisa menjadi ibu, istri, dan wanita karier dengan segudang aktivitas yang menyita waktu. Terkadang mereka lupa memperhatikan kesehatan mental dan fisiknya sehingga rentan mengalami stres.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Our World in Data menyebutkan bahwa perempuan Indonesia lebih banyak terkena gangguan kesehatan mental daripada laki-laki. Sedikitnya ada 5 gangguan kesehatan mental yang dialami perempuan, di antaranya gangguan kecemasan, depresi, bipolar disorder, skizofrenia, hingga gangguan perilaku makan.
Baca juga: World Mental Health Day, Yuk Lakukan 7 Hal Ini untuk Menjaga Kesehatan Mental
Berdasarkan prevalensinya, perempuan Indonesia mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder 4,5 persen, depresi 2,9 persen, bipolar disorder 0,33 persen, skizofrenia 0,27 persen, dan gangguan perilaku makan 0,13 persen.
Kesehatan mental yang buruk akan memengaruhi kesejahteraan, kemampuan untuk bekerja, serta hubungan dengan teman, keluarga, dan masyarakat secara umum.
"Kalau kita coba mulai berkesadaran diri untuk lebih memperhatikan kesehatan mental, hidup bisa lebih berkualitas dan jadi lebih happy tanpa kekhawatiran dan beban," kata Tara de Thouars, psikolog klinis, Sabtu (21/10/2023).
Tara menyayangkan banyak perempuan yang lebih suka menyembunyikan emosi dalam dirinya. Apabila ada masalah, mereka menyangkal dengan dalih tidak ada apa-apa dan baik-baik saja. Padahal ada sesuatu yang terjadi.
"Saat mulai merasakan emosi yang tidak nyaman, seperti sering kesal, marah-marah, menangis sebaiknya segera diatasi," katanya.
Dia menyarankan untuk mencari dukungan dari keluarga terdekat, seperti suami, orang tua, atau profesional. Pasalnya emosi negatif tersebut akan memengaruhi emosi anak juga, sehingga mereka memiliki sikap yang sama, bahkan mungkin terbawa sampai dewasa.
Menurutnya, untuk mengatasi masalah ini perlu diobservasi kembali, kira-kira apa yang salah dalam diri kita. "Segala sesuatunya itu harus seimbang, karena apapun yang berlebihan itu tidak baik, cari tahu apa saja hal-hal yang dilakukan berlebihan setiap hari oleh kita," katanya.
Tara mencontohkan overthingking, memikirkan sesuatu secara berulang-ulang dan berlebihan tidak bagus untuk kesehatan mental. Selain itu, bekerja, baik pekerjaan rumah maupun kantor, kalau dilakukan terus-menerus tanpa istirahat yang cukup, pasti bisa merusak mental dan fisik.
"Apapun yang kita lakukan secara berlebihan, semuanya diperbuat tanpa sadar. Jadi, penting untuk hidup dengan berkesadaran diri untuk mengatur semuanya dengan seimbang," ujarnya.
Tara berpesan yang lebih penting, jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain karena bisa membuat kita selalu merasa kurang. Efeknya bisa berpengaruh pada penuruhan kepercayaan diri. "Kita harus punya value tertentu, walaupun kita punya kekurangan yang tidak sebaik orang lain, kita tetap merasa berharga," ujarnya.
Menurutnya, daripada membandingkan dengan orang lain, lebih baik membandingkan dengan diri sendiri, sehingga kita akan menemukan perkembangan mental yang positif.
Baca juga: Mengenal Inner Child Pain, Luka Masa Kecil yang Membayangi Kondisi Mental
"Jangan lupa selalu tanamkan kata-kata positif seperti, aku sudah berusaha, aku sudah bekerja dengan baik, dan pesan lainnya yang bisa memotivasi diri," katanya.
Editor: Fajar Sidik
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Our World in Data menyebutkan bahwa perempuan Indonesia lebih banyak terkena gangguan kesehatan mental daripada laki-laki. Sedikitnya ada 5 gangguan kesehatan mental yang dialami perempuan, di antaranya gangguan kecemasan, depresi, bipolar disorder, skizofrenia, hingga gangguan perilaku makan.
Baca juga: World Mental Health Day, Yuk Lakukan 7 Hal Ini untuk Menjaga Kesehatan Mental
Berdasarkan prevalensinya, perempuan Indonesia mengalami gangguan kecemasan atau anxiety disorder 4,5 persen, depresi 2,9 persen, bipolar disorder 0,33 persen, skizofrenia 0,27 persen, dan gangguan perilaku makan 0,13 persen.
Kesehatan mental yang buruk akan memengaruhi kesejahteraan, kemampuan untuk bekerja, serta hubungan dengan teman, keluarga, dan masyarakat secara umum.
"Kalau kita coba mulai berkesadaran diri untuk lebih memperhatikan kesehatan mental, hidup bisa lebih berkualitas dan jadi lebih happy tanpa kekhawatiran dan beban," kata Tara de Thouars, psikolog klinis, Sabtu (21/10/2023).
Tara menyayangkan banyak perempuan yang lebih suka menyembunyikan emosi dalam dirinya. Apabila ada masalah, mereka menyangkal dengan dalih tidak ada apa-apa dan baik-baik saja. Padahal ada sesuatu yang terjadi.
"Saat mulai merasakan emosi yang tidak nyaman, seperti sering kesal, marah-marah, menangis sebaiknya segera diatasi," katanya.
Dia menyarankan untuk mencari dukungan dari keluarga terdekat, seperti suami, orang tua, atau profesional. Pasalnya emosi negatif tersebut akan memengaruhi emosi anak juga, sehingga mereka memiliki sikap yang sama, bahkan mungkin terbawa sampai dewasa.
Menurutnya, untuk mengatasi masalah ini perlu diobservasi kembali, kira-kira apa yang salah dalam diri kita. "Segala sesuatunya itu harus seimbang, karena apapun yang berlebihan itu tidak baik, cari tahu apa saja hal-hal yang dilakukan berlebihan setiap hari oleh kita," katanya.
Tara mencontohkan overthingking, memikirkan sesuatu secara berulang-ulang dan berlebihan tidak bagus untuk kesehatan mental. Selain itu, bekerja, baik pekerjaan rumah maupun kantor, kalau dilakukan terus-menerus tanpa istirahat yang cukup, pasti bisa merusak mental dan fisik.
"Apapun yang kita lakukan secara berlebihan, semuanya diperbuat tanpa sadar. Jadi, penting untuk hidup dengan berkesadaran diri untuk mengatur semuanya dengan seimbang," ujarnya.
Tara berpesan yang lebih penting, jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain karena bisa membuat kita selalu merasa kurang. Efeknya bisa berpengaruh pada penuruhan kepercayaan diri. "Kita harus punya value tertentu, walaupun kita punya kekurangan yang tidak sebaik orang lain, kita tetap merasa berharga," ujarnya.
Menurutnya, daripada membandingkan dengan orang lain, lebih baik membandingkan dengan diri sendiri, sehingga kita akan menemukan perkembangan mental yang positif.
Baca juga: Mengenal Inner Child Pain, Luka Masa Kecil yang Membayangi Kondisi Mental
"Jangan lupa selalu tanamkan kata-kata positif seperti, aku sudah berusaha, aku sudah bekerja dengan baik, dan pesan lainnya yang bisa memotivasi diri," katanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.