Ilustrasi kesehatan mental (Sumber gambar: Fernando @cferdophotography/Unsplash)

Mengenal Inner Child Pain, Luka Masa Kecil yang Membayangi Kondisi Mental

08 October 2023   |   06:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 970 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan mental. Catatan ini mencerminkan masalah kesehatan mental yang makin serius, sehingga diperlukan keseriusan dalam mengawal dan mencegah gangguan kesehatan mental.

Gangguan pada kesehatan mental pun beragam, mulai dari depresi, gangguan kecemasan, dan lainnya yang disebabkan karena beragam faktor. Trauma hingga luka masa kecil atau yang dikenal dengan istilah inner child pain menjadi sedikit dari banyaknya faktor yang melatarbelakangi gangguan kesehatan mental. Fenomena ini cukup ramai dibahas oleh kalangan anak muda dalam beberapa tahun ke belakang.

Baca juga: Serupa Tapi Tak Sama, Ini Perbedaan Inner Child dengan Sifat Childish

Secara umum, inner child meliputi seluruh kejadian masa lalu yang tersembunyi dan membentuk perjalanan hidup seseorang. Sayangnya, proses pembentukan perjalanan hidup dari masa kecil tersebut dihujani dengan masalah yang mungkin tak disadari berdampak pada kondisi manusia saat ini.
 
Rasa sakit akibat luka masa kecil ini pun menjadi perhatian khusus dalam dunia kesehatan mental. Psikolog Klinis RSK Dharmawangsa Tara De Thouars mengatakan, terpancing oleh masalah yang sama berulang-ulang kali, atau merasakan masalah seperti terus berputar dalam siklus merupakan sedikit dari tanda kemungkinan inner child pain.
 
Perasaan cemas, overthinking, hingga selalu teringat dengan peristiwa masa lalu juga merupakan satu dari tanda penting seseorang dinyatakan membutuhkan bantuan profesional. Namun, Tara melarang orang-orang yang merasakannya untuk melakukan diagnosa sendiri. Diagnosa hanya bisa diterapkan oleh ahli yang memerlukan prosedur lanjutan yang tepat untuk memberikan diagnosa.
 
“Seseorang bisa pergi ke psikolog apabila memiliki perasaan membutuhkan bantuan, baik keinginan untuk mengetahui apa yang terjadi dalam diri, atau menyelesaikan masalah, bahkan untuk meningkatkan diri kearah lebih baik,” ujarnya.

Tara menjelaskan, setiap gangguan pada kesehatan mental memiliki perawatan yang berbeda-beda dan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien. “Misalnya dalam kasus trauma healing, ini akan menyangkut ke cognitive behavioral dan psikodinamika,” jelasnya.
 

Perlukah Bantuan Hipnoterapi?

Ilustrasi mencapai alam bawah sadar (Sumber gambar: Erik Brolin/Unsplash)

Ilustrasi mencapai alam bawah sadar (Sumber gambar: Erik Brolin/Unsplash)


RTT Therapist & Coach Spesialis Inner Child Nina Moran mengatakan, terapi menjadi salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk melihat diri sendiri secara lebih mendalam. Rapid Transformational Therapy (RTT) merupakan salah satu metode hipnoterapi dengan tujuan menawarkan solusi perubahan yang cepat dan efektif. Biasanya, terapis dalam bidang RTT akan bekerjasama dengan psikolog untuk penanganan lanjutan dari diagnosa yang telah ditetapkan.
 
“RTT bisa dilakukan saat pasien memiliki pola pikir atau pola kebiasaan yang ingin dihapus, dan ini bisa saja berasal dari efek masa lalu,” kata Nina.

Saat suatu kebiasaan telah menjadi pola, maka RTT bisa dilakukan. Nina mencontohkan, misalnya pasien yang sudah rutin konsultasi sekitar 1-2 tahun kepada psikolog, tetap masih memiliki pola bersifat habitual yang menyangkut dan berkaitan dengan luka masa kecil. Maka praktik RTT bisa efektif untuk diberikan kepada pasien.
 
Inner child pain bisa berakar dari rasa trauma dan ketakutan masa kecil yang terjadi baik terasa sangat diingat atau di bawa alam sadar.

“Sebagian besar dari kita tidak ‘graduate’ dari masa kecil dengan baik. Banyak dari kita yang dibesarkan oleh orang tua yang secara emosional tidak dewasa,” jelas Nina. Dia juga menambahkan, ketidakdewasaan dari aspek emosional pada orang tua ini bisa meninggalkan luka kepada anak, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
 
Inner child pain bisa berupa rasa takut ditinggalkan, sabotase diri sendiri, perilaku gas lighting, dan lainnya. Menurut Nina, orang yang memiliki kecenderungan bereaksi untuk lebih banyak menarik diri atau menyerang berlebihan bisa menjadi tanda bahwa seseorang memiliki inner child pain.
 
Untuk bisa mengenalnya secara jelas, Nina menyarankan untuk mendatangi psikolog atau terapis, kemudian menjelaskan kebiasan dan pola apa yang ingin dibantu untuk dilepaskan. Lalu sesi akan berlanjut dengan hipnoterapi. Hipnoterapi membantu manusia memasuki alam bawah sadarnya secara sendiri.

“Jika sampai pada hypnosis state sendiri, kita bisa program apa saja yang ada di bawah alam sadar kita. Ini membantu kita untuk kembali mengingat tujuan kita,” jelasnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Mencari Mekanisme Koping yang Tepat dan Belajar Teknik Mindfulness

BERIKUTNYA

Resep Chili Oil ala Chinese Resto, Minyak Cabai yang Pedas & Nikmat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: