Samsung Galaxy Z Flip5. (Sumber gambar : Desyinta Nuraini)

Google: Tren Ponsel Lipat di Indonesia Tumbuh Positif, Flip Paling Diminati

19 October 2023   |   17:59 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Minat masyarakat terhadap smartphone foldable semakin tinggi. Dari data Google Trends di Indonesia penelusuran tentang ponsel lipat ini di YouTube dan Google tumbuh lebih dari 56 persen. Kendati demikian, mayoritas masyarakat masih menunggu produk yang lebih mudah dijangkau.

Tech Industry Lead Google Indonesia Stephanie Elizabeth menyampaikan, berdasarkan hasil survei konsumen yang dilakukan pihaknya, ditemukan bahwa 3 dari 5 orang atau 62 persen responden menginginkan smartphone lipat saat mereka nanti membeli handphone baru. Survei dilakukan terhadap 1.514 responden berusia 18 – 55 tahun di berbagai provinsi di Indonesia.

Baca juga: Segini Ternyata Rerata Kecepatan Download Pengguna Smartphone Indonesia

Hal utama yang mendorong daya tarik smartphone lipat bagi masyarakat Indonesia dibandingkan telepon pintar  biasa adalah inovasinya. Sebanyak 7 dari 10 orang Indonesia melihat smartphone lipat sebagai inovasi tercanggih saat ini. Namun, faktor terbesarnya adalah bahwa handphone jenis ini dipandang sebagai produk yang dapat lebih meningkatkan produktivitas, gaya hidup, dan kenyamanan.

“Masyarakat Indonesia memiliki minat  tinggi untuk mengeksplorasi inovasi teknologi baru, tetapi mereka juga sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan, apa lagi rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone lebih dari 5,7 jam setiap hari,” ujarnya saat memaparkan hasil survei, Kamis (19/10/2023). 

Hasil survei juga menunjukkan masyarakat Indonesia dari berbagai usia mencari smartphone yang dapat membantu mereka menjadi lebih produktif dan efisien. Sementara itu, hampir 9 dari 10 responden setuju bahwa smartphone lipat model flip menawarkan kenyamanan dan manfaat gaya hidup yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa. 

Stephanie menyebut alasan paling populer masyarakat Indonesia mempertimbangkan untuk membeli smartphone lipat adalah faktor-faktor seperti portabilitas (ukurannya yang ringkas), kemudahan untuk melakukan panggilan video (tanpa perlu memegang smartphone) atau untuk membuat konten, serta dipandang sebagai aksesori yang stylish. Sedangkan smartphone lipat yang modelnya seperti buku, dinilai lebih unggul dalam fitur produktivitasnya.

Foldable jenis tersebut dianggap memiliki layar yang lebih besar dan memudahkan pengguna memakainya untuk bekerja, dipadukan dengan fungsi tablet PC, atau kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan dengan smartphone biasa. 

Head of MX Business Samsung Electronics Indonesia Lo Khing Seng menyampaikan pasar foldable smartphone tercipta sejak pihaknya memperkenalkan Galaxy Fold pertama pada 2019. Menyikapi pasar yang terus tumbuh, Samsung katanya bekerja sama dengan Google untuk menyempurnakan pengalaman HP Lipat di Galaxy Z Fold5 dan Z Flip5. 

 

Perbincangan mengenai tren ponsel lipat. (Sumber gambar : Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)

Perbincangan mengenai tren ponsel lipat. (Sumber gambar : Desyinta Nuraini/Hypeabis.id)


Kreator di YouTube Dukung Penjualan 

Survei Google juga menunjukkan 81 persen responden mempertimbangkan setidaknya dua merek ketika mulai mencari-cari smartphone baru. Dengan jutaan penayangan video terkait smartphone lipat di kanal kreator teknologi, hal ini menunjukkan peningkatan positif minat masyarakat Indonesia yang ingin memahami fitur dan manfaat produk. 

Survei konsumen Google turut menunjukkan satu dari dua calon pembeli mengandalkan ulasan dari pembuat konten seperti di YouTube, sebelum melakukan pembelian. Sebanyak 84 persen penonton ulasan di Indonesia setuju bahwa iklan yang mereka lihat di video YouTube membuat mereka lebih cenderung mempertimbangkan suatu merek atau produk.

General Manager Infinix Indonesia Chris Xu menjelaskan pihaknya berusaha terhubung dengan konsumen muda melalui keterlibatan aktif dengan para kreator konten video. Keterlibatan ini merupakan komponen penting dari strategi pemasaran yang memungkinkan Infinix dapat efektif menjangkau para konsumen muda. 

Riset terbaru Infinix juga menunjukkan, hampir 70 persen pengguna menggunakan platform YouTube untuk mencari tahu tentang produk terbaru atau produk yang akan diluncurkan Infinix. “Inilah alasan kreator video di YouTube berpengaruh signifikan dalam keputusan konsumen membeli produk,” jelasnya.

Menariknya, Chris menyebut survei ini menunjukkan bahwa hanya 4 dari 10 konsumen memilih untuk membeli dari toko resmi, baik offline maupun online, dibandingkan dengan ritel yang menjual multi merek. Hal ini juga menandakan peluang bagi setiap merek untuk memiliki strategi saluran penjualan yang kuat, memastikan staf penjualan mereka siap, dan mereka juga memiliki keberadaan kuat di internet, terutama karena smartphone lipat masih relatif baru di pasar.

Baca juga: Survei Terbaru, Begini Kebiasaan Orang Indonesia dalam Berbelanja Smartphone



Editor: Indyah Sutriningrum

SEBELUMNYA

Bisa Makan Gratis dan Raih Cuan, Intip Jurus Jitu Jadi Food Vlogger

BERIKUTNYA

Goresan Budaya di Fesyen Anacaraka, Saat Pelestarian Budaya Jadi Lebih Kekinian

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: