Siap-siap, Ponsel Lipat Murah Bakal Meluncur 2024
30 October 2023 |
10:00 WIB
Perang foldable smartphone tengah terjadi di pasar Indonesia. Sejumlah perusahan elektronik pun berlomba-lomba menghadirkan ponsel lipat ini dengan ragam keunggulannya. Namun, para pencinta gadget menantikan adanya terobosan baru berupa harga yang lebih ramah kantong.
Tech Reviewer Dedy Irvan menyampaikan masyarakat Indonesia selalu menginginkan inovasi yang baru, termasuk pilihannya terhadap smartphone. Ketika Samsung meluncurkan seri foldable, minat pencinta gadget untuk memilikinya cukup tinggi. Kendati demikian, daya belinya yang belum mumpuni. Alhasil banyak konsumen yang wait and see untuk harga yang lebih terjangkau.
Baca juga: Google: Tren Ponsel Lipat di Indonesia Tumbuh Positif, Flip Paling Diminati
“Makanya banyak yang tanya kapan ada Flip FE yang lebih terjangkau. Aspirasi orang Indonesia selalu ingin yang baru, tetapi untuk sebagian mungkin daya belinya yang belum sampai ke situ,” ujarnya saat ditemui di kantor Google beberapa waktu lalu.
Menurut Dedy, pencinta gadget yang menginginkan ponsel lipat lebih melihat kepada bentuk, tidak memerlukan performa yang tinggi untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Bentuk lipat memudahkannya untuk dibawa di dalam saku celana atau baju.
Faktor berikutnya yang dilihat dari smartphone foldable yakni kamera. Sejauh ini, ponsel lipat lebih banyak dipakai untuk pembuatan konten. Selain memiliki layar besar, pengguna dapat memasang dua layar sekaligus ketika membuat konten. Cukup membantu juga ketika melakukan rapat daring, tetapi di satu sisi ingin berselancar di aplikasi lainnya.
Dedy berharap agar ponsel lipat dengan harga terjangkau segera hadir di pasar gadget Tanah Air. “Di Indonesia belum lihat ada yang dijual kategori mid range, mungkin sekitar Rp7-Rp8 juta. Terlihat ini [mid range] akan berusaha untuk dikejar karena aspirasinya di seluruh dunia mencari kategori seperti itu,” tuturnya.
Ketika ada ponsel lipat dengan harga terjangkau, dia meminta agar baterai, durabilitas, dan bobotnya juga menjadi lebih baik. Termasuk memperhatikan teknologi terbaru yang akan dipakai.
Merasa tertantang, perusahaan teknologi asal China Infinix memberi kode keras untuk mewujudkan ponsel lipat dengan harga terjangkau. Dalam diskusi Google bertajuk Rise of Foldables: The Next Thing in Smartphone, Country Director of Infinix Indonesia Chris Xu secara tersirat menyebut tim penelitian dan pengembangan (R&D) perusahaannya selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan teknologi terbaru dan mumpuni.
“Tentu kita akan bawa foldable untuk pasar Indonesia, tetapi tunggu kejutan dari kami,” ucapnya.
Menegaskan pernyataan tersebut, Marketing Manager Infinix Indonesia Sergio Ticoalu mengungkapkan bahwa ponsel lipat dari perusahaannya kemungkinan meluncur di Tanah Air pada 2024. “Tahun depan kemungkinan kita akan ada [foldable]. Lagi persiapan,” ungkapnya saat berbincang dengan Hypeabis di bilangan Kemang, Jakarta, belum lama ini.
Sergio menyebut Infinix telah melihat tren penggunaan smartphone lipat dalam beberapa waktu terakhir. Dengan foldable, produktivitas dapat ditingkatkan dan membuat konten menjadi lebih nyaman.
Ponsel lipat menurutnya seakan menjadi tren FOMO di kalangan anak muda. Oleh karena itu, banyak perusahaan teknologi yang mengejar pasar tersebut. Infinix sendiri sudah pasti kita akan mengambil peluang, tetapi mereka katanya akan membuat gebrakan, tidak ingin yang sama dengan kompetitor lainnya.
“Kita bakal datang dengan sesuatu, entah itu spesifikasi, inovasinya, atau harganya. Intinya kita dalam persiapan, pasti kita ada gebrakan,” tegas Sergio.
Data Google Trends di Indonesia menunjukkan penelusuran berjudul HP Lipat di YouTube dan Google tumbuh lebih dari 56%. Berdasarkan hasil survei konsumen pun ditemukan bahwa 3 dari 5 atau 62% responden menginginkan smartphone lipat saat mereka nanti membeli smartphone baru. Survei dilakukan terhadap 1.514 responden berusia 18-55 tahun di berbagai provinsi di Indonesia.
Hal utama yang mendorong daya tarik smartphone lipat dibandingkan smartphone biasa adalah inovasinya. Sebanyak 7 dari 10 orang Indonesia melihat smartphone lipat sebagai inovasi tercanggih saat ini. Namun, faktor terbesarnya yakni smartphone lipat lebih meningkatkan produktivitas, gaya hidup, dan kenyamanan.
“Mereka sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan, apalagi rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone lebih dari 5,7 jam setiap hari,” sebut Stephanie Elizabeth, Tech Industry Lead Google Indonesia dalam paparan surveinya beberapa waktu lalu.
Hasil survei Google juga menunjukkan hampir 9 dari 10 responden setuju bahwa smartphone lipat model flip menawarkan kenyamanan dan manfaat gaya hidup yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
Alasan paling populer mempertimbangkan untuk membeli smartphone lipat adalah faktor-faktor seperti portabilitas (ukurannya yang ringkas), kemudahan untuk melakukan panggilan video (tanpa perlu memegang smartphone), dan untuk membuat konten. Smartphone ini juga dipandang sebagai aksesori yang stylish.
Sementar itu, smartphone lipat yang modelnya seperti buku dinilai lebih unggul dalam fitur produktivitasnya. Ponsel ini memiliki layar yang lebih besar dan memudahkan pengguna memakainya untuk bekerja, dipadukan dengan fungsi tablet PC, atau kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Tech Reviewer Dedy Irvan menyampaikan masyarakat Indonesia selalu menginginkan inovasi yang baru, termasuk pilihannya terhadap smartphone. Ketika Samsung meluncurkan seri foldable, minat pencinta gadget untuk memilikinya cukup tinggi. Kendati demikian, daya belinya yang belum mumpuni. Alhasil banyak konsumen yang wait and see untuk harga yang lebih terjangkau.
Baca juga: Google: Tren Ponsel Lipat di Indonesia Tumbuh Positif, Flip Paling Diminati
“Makanya banyak yang tanya kapan ada Flip FE yang lebih terjangkau. Aspirasi orang Indonesia selalu ingin yang baru, tetapi untuk sebagian mungkin daya belinya yang belum sampai ke situ,” ujarnya saat ditemui di kantor Google beberapa waktu lalu.
Menurut Dedy, pencinta gadget yang menginginkan ponsel lipat lebih melihat kepada bentuk, tidak memerlukan performa yang tinggi untuk mendapatkan harga yang lebih terjangkau. Bentuk lipat memudahkannya untuk dibawa di dalam saku celana atau baju.
Faktor berikutnya yang dilihat dari smartphone foldable yakni kamera. Sejauh ini, ponsel lipat lebih banyak dipakai untuk pembuatan konten. Selain memiliki layar besar, pengguna dapat memasang dua layar sekaligus ketika membuat konten. Cukup membantu juga ketika melakukan rapat daring, tetapi di satu sisi ingin berselancar di aplikasi lainnya.
Dedy berharap agar ponsel lipat dengan harga terjangkau segera hadir di pasar gadget Tanah Air. “Di Indonesia belum lihat ada yang dijual kategori mid range, mungkin sekitar Rp7-Rp8 juta. Terlihat ini [mid range] akan berusaha untuk dikejar karena aspirasinya di seluruh dunia mencari kategori seperti itu,” tuturnya.
Ketika ada ponsel lipat dengan harga terjangkau, dia meminta agar baterai, durabilitas, dan bobotnya juga menjadi lebih baik. Termasuk memperhatikan teknologi terbaru yang akan dipakai.
Merasa tertantang, perusahaan teknologi asal China Infinix memberi kode keras untuk mewujudkan ponsel lipat dengan harga terjangkau. Dalam diskusi Google bertajuk Rise of Foldables: The Next Thing in Smartphone, Country Director of Infinix Indonesia Chris Xu secara tersirat menyebut tim penelitian dan pengembangan (R&D) perusahaannya selalu bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan teknologi terbaru dan mumpuni.
“Tentu kita akan bawa foldable untuk pasar Indonesia, tetapi tunggu kejutan dari kami,” ucapnya.
Menegaskan pernyataan tersebut, Marketing Manager Infinix Indonesia Sergio Ticoalu mengungkapkan bahwa ponsel lipat dari perusahaannya kemungkinan meluncur di Tanah Air pada 2024. “Tahun depan kemungkinan kita akan ada [foldable]. Lagi persiapan,” ungkapnya saat berbincang dengan Hypeabis di bilangan Kemang, Jakarta, belum lama ini.
Sergio menyebut Infinix telah melihat tren penggunaan smartphone lipat dalam beberapa waktu terakhir. Dengan foldable, produktivitas dapat ditingkatkan dan membuat konten menjadi lebih nyaman.
Ponsel lipat menurutnya seakan menjadi tren FOMO di kalangan anak muda. Oleh karena itu, banyak perusahaan teknologi yang mengejar pasar tersebut. Infinix sendiri sudah pasti kita akan mengambil peluang, tetapi mereka katanya akan membuat gebrakan, tidak ingin yang sama dengan kompetitor lainnya.
“Kita bakal datang dengan sesuatu, entah itu spesifikasi, inovasinya, atau harganya. Intinya kita dalam persiapan, pasti kita ada gebrakan,” tegas Sergio.
Minat Tinggi Ponsel Lipat
Data Google Trends di Indonesia menunjukkan penelusuran berjudul HP Lipat di YouTube dan Google tumbuh lebih dari 56%. Berdasarkan hasil survei konsumen pun ditemukan bahwa 3 dari 5 atau 62% responden menginginkan smartphone lipat saat mereka nanti membeli smartphone baru. Survei dilakukan terhadap 1.514 responden berusia 18-55 tahun di berbagai provinsi di Indonesia.Hal utama yang mendorong daya tarik smartphone lipat dibandingkan smartphone biasa adalah inovasinya. Sebanyak 7 dari 10 orang Indonesia melihat smartphone lipat sebagai inovasi tercanggih saat ini. Namun, faktor terbesarnya yakni smartphone lipat lebih meningkatkan produktivitas, gaya hidup, dan kenyamanan.
“Mereka sangat mengutamakan produktivitas dan kenyamanan, apalagi rata-rata orang Indonesia menggunakan smartphone lebih dari 5,7 jam setiap hari,” sebut Stephanie Elizabeth, Tech Industry Lead Google Indonesia dalam paparan surveinya beberapa waktu lalu.
Hasil survei Google juga menunjukkan hampir 9 dari 10 responden setuju bahwa smartphone lipat model flip menawarkan kenyamanan dan manfaat gaya hidup yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
Alasan paling populer mempertimbangkan untuk membeli smartphone lipat adalah faktor-faktor seperti portabilitas (ukurannya yang ringkas), kemudahan untuk melakukan panggilan video (tanpa perlu memegang smartphone), dan untuk membuat konten. Smartphone ini juga dipandang sebagai aksesori yang stylish.
Sementar itu, smartphone lipat yang modelnya seperti buku dinilai lebih unggul dalam fitur produktivitasnya. Ponsel ini memiliki layar yang lebih besar dan memudahkan pengguna memakainya untuk bekerja, dipadukan dengan fungsi tablet PC, atau kemampuan multitasking yang lebih baik dibandingkan smartphone biasa.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.