Survei Terbaru, Begini Kebiasaan Orang Indonesia dalam Berbelanja Smartphone
19 September 2023 |
22:32 WIB
Perkembangan teknologi smartphone yang pesat telah memacu persaingan ketat di kalangan produsen ponsel pintar dalam menghadirkan produk baru di pasar. Kondisi itu, turut menciptakan kebiasaan konsumen untuk lebih sering mengganti ponsel mereka, ketika teknologi smartphone sudah kurang up to date.
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, tingkat kepemilikan ponsel di Indonesia pada 2022 saja telah mencapai 89 persen atau sekitar 167 juta penduduk Indonesia. Masifnya penggunaan smartphone di Indonesia mendorong perusahaan riset Populix untuk mengulas lebih jauh seputar pola pembelian hingga metode pembayaran, yang paling sering digunakan masyarakat dalam berbelanja smartphone.
Baca juga: Spesifikasi Huawei Mate 60 Series & Mate X5, Smartphone yang Bikin Heboh China dan A
Dalam studi yang berjudul Indonesian Mobile Phone Purchase Behavior tersebut dilakukan melalui survei online dengan melibatkan 1.096 responden laki-laki dan perempuan. Sebagian besar responden merasa cukup dengan penggunaan satu smartphone, tetapi sebagian lainnya menggunakan dua smartphone. Bahkan ada yang lebih dari dua ponsel, dengan tujuan untuk mengelola berbagai aktivitas mereka secara lebih efisien.
Mayoritas responden dalam survei itu cenderung mengganti smartphone mereka kurang dari 3 tahun. Ada dua alasan utama yang mendasari keputusan untuk mengganti smartphone, yaitu ponsel lama tidak lagi mendukung sistem operasi terbaru dan kapasitas memori ponsel sudah penuh.
"Semua alasan itu sejalan dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh responden saat membeli smartphone baru, seperti besaran RAM dan kapasitas memori yang ditawarkan," ungkap Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix dalam publikasi hasil surveinya, baru-baru ini.
Hasil survei yang dilakukan Populix pada Agustus 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia merasa cukup dengan memiliki satu smartphone (67 persen). Ada juga yang memilih untuk menggunakan dua smartphone (30 persen), menggunakan tiga smartphone (2persen), bahkan lebih dari tiga smartphone (1 persen).
Beberapa alasan yang mendorong responden memiliki lebih dari satu smartphone, seperti penggunaan tiap-tiap smartphone untuk berbagai tujuan yang berbeda (80 persen), menjadikannya sebagai cadangan (47 persen), meningkatkan kapasitas memori (29 persen).
Ada juga yang bertujuan agar dapat menggunakan operator seluler yang berbeda di setiap smartphone (15 persen), serta membandingkan paket yang ditawarkan oleh operator seluler dan mencari paket yang sesuai dengan kebutuhan (13 persen).
Adapun untuk merek smartphone paling banyak dipilih oleh responden yaitu, Samsung (32 persen) diikuti oleh Xiaomi (24 persen), Oppo (23 persen), iPhone (18 persen), Vivo (13 persen), Realme (10 persen), Asus (2 persen), Huawei (1 persen), dan Sony (1 persen).
Mayoritas responden terakhir kali mengganti smartphone mereka kurang dari 3 tahun lalu. Secara lebih terperinci, sekitar 36 persen dari responden mengganti smartphone sekitar 1 hingga 2 tahun yang lalu,
Lalu 28 persen melakukan penggantian dalam kurun waktu kurang dari setahun yang lalu, 22 persen mengganti ponsel pintarnya dalam 2 sampai 3 tahun yang lalu, dan hanya sebagian kecil yang mengganti smartphone mereka lebih dari 3 tahun yang lalu.
Motivasi untuk mengganti smartphone pun beragam, termasuk smartphone yang digunakan tidak lagi mendukung sistem operasi terbaru (38 persen), kapasitas memori smartphone telah mencapai batas maksimal (33 persen), keinginan untuk memiliki smartphone dengan fitur terbaru (14 persen), brand smartphone favorit mengeluarkan seri terbaru (6 persen), dan mengikuti perkembangan tren smartphone terkini (2 persen).
Selain itu, mayoritas masyarakat Indonesia lebih suka membeli smartphone baru (95 persen) daripada smartphone second (5 persen). Untuk membeli smartphone baru pun lebih condong untuk berbelanja secara langsung di toko (77 persen) karena mereka merasa lebih aman dan percaya (82 persen), dapat melihat dan mencoba produk secara langsung sebelum membelinya (74 persen), merasa bahwa sistem pembayaran lebih aman (35 persen), dan bisa menikmati promo khusus (21 persen).
Di sisi lain, responden yang memilih untuk membeli smartphone baru secara online merasa bahwa mereka bisa mendapatkan banyak promo dan diskon saat berbelanja online (73 persen), lebih mudah untuk membandingkan harga produk dari berbagai toko online (67 persen), serta harga yang ditawarkan secara online lebih terjangkau (65 persen).
Untuk melakukan transaksi, responden cenderung memilih untuk membayar secara tunai atau menggunakan kartu debit (90 persen) daripada menggunakan kartu kredit (5 persen) maupun paylater (5 persen).
Alasan utama untuk memilih pembayaran tunai adalah karena prosesnya lebih mudah dan cepat tanpa melibatkan administrasi yang rumit (69 persen), menghindari utang (69 persen), dan adanya promosi pembelian khusus untuk pembelian secara tunai atau menggunakan kartu debit (26 persen).
Responden juga mempertimbangkan beberapa faktor dalam memilih toko atau penjual, seperti tersedianya layanan perbaikan (66 persen), memberikan garansi penggantian barang baru jika rusak (63 persen), menawarkan bonus seperti headset TWS atau charger fast charging (59 persen), memberikan diskon (50 persen), memberikan bonus aksesori (32 persen), dan memberikan bonus paket data (24 persen).
Baca juga: Dibanderol Mulai Rp11 Jutaan, Cek Spesifikasi Smartphone Gaming Redmagic 8S Pro
Sementara untuk memilih tipe smartphone yang akan dibeli, responden mempertimbangkan kapasitas RAM (78 persen), kapasitas memori smartphone (65 persen), harga yang terjangkau (60 persen), kapasitas baterai (56 persen), kualitas kamera (55 persen), merek tepercaya (52 persen), aplikasi-aplikasi bawaan pada smartphone (24 persen), dan kehadiran model terbaru (22 persen).
Editor: Dika Irawan
Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, tingkat kepemilikan ponsel di Indonesia pada 2022 saja telah mencapai 89 persen atau sekitar 167 juta penduduk Indonesia. Masifnya penggunaan smartphone di Indonesia mendorong perusahaan riset Populix untuk mengulas lebih jauh seputar pola pembelian hingga metode pembayaran, yang paling sering digunakan masyarakat dalam berbelanja smartphone.
Baca juga: Spesifikasi Huawei Mate 60 Series & Mate X5, Smartphone yang Bikin Heboh China dan A
Dalam studi yang berjudul Indonesian Mobile Phone Purchase Behavior tersebut dilakukan melalui survei online dengan melibatkan 1.096 responden laki-laki dan perempuan. Sebagian besar responden merasa cukup dengan penggunaan satu smartphone, tetapi sebagian lainnya menggunakan dua smartphone. Bahkan ada yang lebih dari dua ponsel, dengan tujuan untuk mengelola berbagai aktivitas mereka secara lebih efisien.
Mayoritas responden dalam survei itu cenderung mengganti smartphone mereka kurang dari 3 tahun. Ada dua alasan utama yang mendasari keputusan untuk mengganti smartphone, yaitu ponsel lama tidak lagi mendukung sistem operasi terbaru dan kapasitas memori ponsel sudah penuh.
"Semua alasan itu sejalan dengan faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh responden saat membeli smartphone baru, seperti besaran RAM dan kapasitas memori yang ditawarkan," ungkap Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix dalam publikasi hasil surveinya, baru-baru ini.
Hasil survei yang dilakukan Populix pada Agustus 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia merasa cukup dengan memiliki satu smartphone (67 persen). Ada juga yang memilih untuk menggunakan dua smartphone (30 persen), menggunakan tiga smartphone (2persen), bahkan lebih dari tiga smartphone (1 persen).
Beberapa alasan yang mendorong responden memiliki lebih dari satu smartphone, seperti penggunaan tiap-tiap smartphone untuk berbagai tujuan yang berbeda (80 persen), menjadikannya sebagai cadangan (47 persen), meningkatkan kapasitas memori (29 persen).
Ada juga yang bertujuan agar dapat menggunakan operator seluler yang berbeda di setiap smartphone (15 persen), serta membandingkan paket yang ditawarkan oleh operator seluler dan mencari paket yang sesuai dengan kebutuhan (13 persen).
Adapun untuk merek smartphone paling banyak dipilih oleh responden yaitu, Samsung (32 persen) diikuti oleh Xiaomi (24 persen), Oppo (23 persen), iPhone (18 persen), Vivo (13 persen), Realme (10 persen), Asus (2 persen), Huawei (1 persen), dan Sony (1 persen).
Mayoritas responden terakhir kali mengganti smartphone mereka kurang dari 3 tahun lalu. Secara lebih terperinci, sekitar 36 persen dari responden mengganti smartphone sekitar 1 hingga 2 tahun yang lalu,
Lalu 28 persen melakukan penggantian dalam kurun waktu kurang dari setahun yang lalu, 22 persen mengganti ponsel pintarnya dalam 2 sampai 3 tahun yang lalu, dan hanya sebagian kecil yang mengganti smartphone mereka lebih dari 3 tahun yang lalu.
Motivasi untuk mengganti smartphone pun beragam, termasuk smartphone yang digunakan tidak lagi mendukung sistem operasi terbaru (38 persen), kapasitas memori smartphone telah mencapai batas maksimal (33 persen), keinginan untuk memiliki smartphone dengan fitur terbaru (14 persen), brand smartphone favorit mengeluarkan seri terbaru (6 persen), dan mengikuti perkembangan tren smartphone terkini (2 persen).
Selain itu, mayoritas masyarakat Indonesia lebih suka membeli smartphone baru (95 persen) daripada smartphone second (5 persen). Untuk membeli smartphone baru pun lebih condong untuk berbelanja secara langsung di toko (77 persen) karena mereka merasa lebih aman dan percaya (82 persen), dapat melihat dan mencoba produk secara langsung sebelum membelinya (74 persen), merasa bahwa sistem pembayaran lebih aman (35 persen), dan bisa menikmati promo khusus (21 persen).
Di sisi lain, responden yang memilih untuk membeli smartphone baru secara online merasa bahwa mereka bisa mendapatkan banyak promo dan diskon saat berbelanja online (73 persen), lebih mudah untuk membandingkan harga produk dari berbagai toko online (67 persen), serta harga yang ditawarkan secara online lebih terjangkau (65 persen).
Untuk melakukan transaksi, responden cenderung memilih untuk membayar secara tunai atau menggunakan kartu debit (90 persen) daripada menggunakan kartu kredit (5 persen) maupun paylater (5 persen).
Alasan utama untuk memilih pembayaran tunai adalah karena prosesnya lebih mudah dan cepat tanpa melibatkan administrasi yang rumit (69 persen), menghindari utang (69 persen), dan adanya promosi pembelian khusus untuk pembelian secara tunai atau menggunakan kartu debit (26 persen).
Responden juga mempertimbangkan beberapa faktor dalam memilih toko atau penjual, seperti tersedianya layanan perbaikan (66 persen), memberikan garansi penggantian barang baru jika rusak (63 persen), menawarkan bonus seperti headset TWS atau charger fast charging (59 persen), memberikan diskon (50 persen), memberikan bonus aksesori (32 persen), dan memberikan bonus paket data (24 persen).
Baca juga: Dibanderol Mulai Rp11 Jutaan, Cek Spesifikasi Smartphone Gaming Redmagic 8S Pro
Sementara untuk memilih tipe smartphone yang akan dibeli, responden mempertimbangkan kapasitas RAM (78 persen), kapasitas memori smartphone (65 persen), harga yang terjangkau (60 persen), kapasitas baterai (56 persen), kualitas kamera (55 persen), merek tepercaya (52 persen), aplikasi-aplikasi bawaan pada smartphone (24 persen), dan kehadiran model terbaru (22 persen).
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.