Pengunjung melihat karya di pameran Indonesian Contemporary Art & Design 2023 (ICAD) di Grandkemang Hotel, Jakarta, Kamis (12/10/2023). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)

Karya-Karya yang Mencuri Perhatian di ICAD 2023

17 October 2023   |   20:23 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Pameran desain dan seni kontemporer tahunan Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) tahun ini memamerkan karya 54 seniman multi-disiplin. Mengusung tema Feel-Good Lab, pameran ini bukan hanya membawa selebrasi terhadap perasaan positif saja, tetapi justru lebih dari itu.

Karya-karya yang ditampilkan para seniman dan desainer menawarkan berbagai pandangan yang mendetail mengenai kepedulian, humor, perasaan feel-good, dan emosi-emosi lain di sekitarnya. Beberapa seniman juga menampilkan karya-karya yang cukup mencerminkan praktik berkesenian mereka saat ini.

Baca juga: Melihat Karya-karya Retrospektif Seniman TuTu dalam Pameran Future Wisdom

Salah satu yang menarik perhatian adalah dari Octo Cornelius bertajuk Nikmat Sisa Penguasa. Untuk ICAD edisi ke-13 ini, Octo memajang sebuah struktur lampu gantung unik yang terbuat dari kayu, logam, dan kawat.

Terlihat, burung-burung merah juga tampak dihadirkan di sekelilingnya. Burung-burung itu seolah sedang mengelilingi sisa daging yang masih menempel di pengaitnya.
 

(Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Karya Octo Cornelius bertajuk Nikmat Sisa Penguasa (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Lewat karyanya, Octo seolah sedang mengingatkan tentang sisa-sisa masa lalu yang kerap masih menempel di setiap kehidupan banyak orang. Sisa-sisa masa lalu tersebut masih diperebutkan dan diidam-idamkan.

Nikmat Sisa Penguasa seolah mengajak kita berpikir untuk mewariskan sesuatu yang lebih membahagiakan kepada anak cucu kita. Dengan demikian, akan tercipta keberlanjutan yang lebih indah pada setiap generasi.

Tidak berhenti di situ, Octo masih mengembangkan narasinya dengan menyelipkan harapan. Di hadapan karya Nikmat Sisa Penguasa, deretan serial karya Joint for Joy, yang juga adalah karyanya, berbaris rapi di dinding.

 

(Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Karya Octo Cornelius bertajuk Joint for Joy (series)(Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Octo, dalam karyanya yang lain tersebut cukup menggambarkan narasi harapan baru, sesuatu hal yang tampak jadi pelengkap karya Nikmat Sisa Penguasa. Lewat karyanya, dia tampak mencoba berbicara tentang keterhubungan manusia sebagai makhluk sosial yang perlu mencari konektivitas dengan manusia lain.

Joint for Joy menggambarkan keterhubungan itu lewat karya-karya kecil yang terbuat dari dua batu yang dikawinkan dan beberapa karya lainnya yang mengilustrasikan kerja sama, hidup bersama, dan komitmen.

Sementara itu, dua post perfomative, SZKUTY menawarkan perspektif lain yang cukup unik. Karyanya bertajuk Danse Makabre berbentuk sebuah video yang ditembakkan dari sebuah monitor ke dinding berwarna putih.

SZKUTY terlihat mencoba menggambarkan pentingnya tanah dan bumi sebagai tempat tinggal manusia. Namun, keserakahan yang ada sekarang justru lebih banyak merusak tanah bumi.
 

a

Karya SZKUTY bertajuk Danse Makabre (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Dalam video yang ditampilkan, terlihat ada dua sosok yang sedang berdiri di atas tanah lapang. Namun, kamera hanya menyorot bagian kaki. Dua sosok tersebut lalu mulai bergerak dan menari dengan sangat aktif seperti kesetanan.

Dalam catatan kuratorialnya, gerakan-gerakan kaki itu bak ritual penyelamatan bumi. Fokus kamera yang hanya menyorot ke kaki menari dan tanah seolah sebuah gambaran pentingnya sebuah pijakan yang tepat pada tanah bumi, yang bisa menjadi awal kehidupan sekaligus akhir kehidupan.

Beranjak ke bagian tengah, pengunjung juga bisa menikmati karya Alex Abbad. Dia menghadirkan instalasi gigantik berwujud pohon dengan gaya yang cukup grotesque. Batang pohonnya dalam kekakuan yang unik.
Daun-daunnya juga berwujud kotak. Di bagian batang atasnya ada juntaian logam yang menjulur ke bawah.
 

(Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Karya Alex Abbad bertajuk The Whisper Tree (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)


Karya bertajuk The Whisper Tree ini juga menyajikan eksperimen menikmati karya yang berbeda dibanding lainnya. Khusus di karya ini, pengunjung bisa bebas berjalan di sekitarnya, menyentuh setiap elemen yang dihadirkan, bahkan terdapat sebuah pintu di bagian batang pohon yang bisa dimasuki pengunjung.

Ketika memasuki ruang di dalam batang pohon itu, karya tersebut akan segera berinteraksi dengan siapa saja yang menyinggahinya. Ketika memasuki pohon, pengunjung akan mendengar narasi-narasi dari sang seniman.

Selesai narasi, pengunjung juga bisa berbisik ke pohon dan menyampaikan harapan. Setelahnya, giliran pohon yang akan berbisik ke pengunjung. Hal itu memunculkan interaksi yang menarik antara penikmat dengan karya itu sendiri.

Instalasi pohon setinggi enam meter dan lebar delapan meter itu terbuat dari plastik daur ulang. Alex menyebut semua bahan-bahan tersebut ditenun dengan tangan sepenuhnya.

Dalam karyanya ini, Alex ingin menggambarkan hubungan luhur antara manusia dengan pohon yang perlahan kini terkikis. Padahal, sudah jutaan tahun lamanya manusia selalu hidup berserasi dengan pohon dalam sebuah siklus yang berkelanjutan.

Pohon dan tentu saja kumpulan pohon: hutan, kerap dijadikan kiblat bagi para filsuf, penulis, hingga penyair besar mencari ilham. Namun, hubungan luhur itu kini merenggang. “Karya ini semoga bisa membuat dekat lagi dengan apa yang selama ini telah berjarak,” ucapnya, kepada Hypeabis.id, Senin (17/10).

Baca juga: Melihat Eksotisme Indonesia dari Kacamata Seniman Korea dalam Pameran Blessing di D Gallerie

Sebagai informasi, pameran desain dan seni kontemporer tahunan Indonesian Contemporary Art & Design (ICAD) kembali digelar di Grand Hotel Kemang, Jakarta mulai 13 Oktober hingga 27 November 2023. Pada gelaran ke-13 kali ini ICAD mengusung tema Manifesto Feel-Good Lab.

Total sebanyak 54 pelaku kreatif multidisiplin Indonesia yang turut memamerkan karya pada ajang ICAD 2023. Mereka terdiri dari perupa kontemporer, kreator muda, komunitas seni, musik, desain, dan kebudayaan.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Mengungkap Makna Garis dan Ombak Perupa Iwan Yusuf

BERIKUTNYA

Konten Kreator Merapat, Intip Tips Menghasilkan Foto Menarik dengan Galaxy A34 5G

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: