Melihat Eksotisme Indonesia dari Kacamata Seniman Korea dalam Pameran Blessing di D Gallerie
02 October 2023 |
20:16 WIB
Eksotisme Indonesia telah berhasil menyirap para pelancong dan avontur dunia. Publik pencinta seni tentu ingat, lukisan-lukisan karya Walter Spies atau Lee Man Fong mengenai keindahan pulau Dewata, Bali yang terejawantah dalam sebidang kanvas.
Kini, puspa rupa mengenai keelokan Nusantara juga mewujud dalam karya-karya perupa lain setelah dua maestro itu mangkat. Salah satunya dari tangan dingin perupa asal Korea bernama Kim Hyun-kyung, yang lebih dari satu dasawarsa menetap di Indonesia.
Baca juga: Mengulik Makna Lukisan FX Harsono yang Dilelang MACAN Gala
Ya, Jennie, panggilan akrab dari perempuan paruh baya itu, selama 12 tahun terakhir terus memvisualisasikan khasanah Ibu Pertiwi. Uniknya, seniman yang menetap di Bali itu melukis dengan teknik tradisional Korea untuk mewujudkan gagasan-gagasannya dalam seni rupa dwimatra.
Namun alih-alih menggunakan cat minyak atau water color Jennie justru menggunakan material yang sangat khas. Yaitu kertas oriental Hanji, bubuk batu alami, bubuk warna, juga bubuk emas dan perak yang digerus terlebih dulu sebelum dijadikan sebagai tinta pewarna.
Lewat material itulah akhirnya Hyun Kyung mengekspresikan kesannya terhadap keindahan Indonesia yang unik ke dalam lukisan-lukisannya. Mengambil tajuk Blessing, deretan karya Jennie secara umum menggambarkan kesan-kesannya selama tinggal di Indonesia, khususnya Jakarta, dan Bali.
Total terdapat 21 lukisan mengenai impresi-impresi sang seniman terhadap realitas yang dialaminya selama di Tanah Air. Adapun sebagian besar karya-karya tersebut digores dengan corak surealisme dengan berbagai idiom yang akrab ditemui oleh masyarakat.
Sebagai contoh, hal itu misalnya mewujud dalam lukisan bertajuk Dream (130x162 cm, oriental paper powder color, natural stone, and gold color). Sesuai judulnya lukisan bertitimangsa 2022 itu menggambarkan sosok perempuan yang duduk di atas daun pisang yang memandandangi realitas 'mimpi' di depannya.
Tampak di depan perempuan 'alter ego' sang seniman itu matahari dilukiskan sebagai jambu biji yang dibelah. Lalu, buih lautan juga menghasilkan bulir-bulir beras, buah nanas, dan sosok tubuh perempuan yang tergulung ombak dengan palet kehijauan.
Lukisan dengan tema serupa juga dapat dilihat dalam karya berjudul Connection (2022), Peace Damai (2023), Tanah Lot (2021), dan Good Night Sia (2021). Secara umum lukisan tersebut menggambarkan objek dan sosok yang selama ini ditemui, dilihat, dan menemani sang seniman saat di Bali.
Kim berharap, melalui karya-karyanya, orang dapat menemukan detail-detail kecil yang dalam kehidupan sehari-hari kerap luput dari perhatian mereka. Selain itu dia juga berharap lukisan-lukisannya dapat membangkitkan rasa cinta yang lebih mendalam terhadap Indonesia, yang telah menjadi rumah kedua baginya.
"Ide saya kerap muncul saat saya memperhatikan hal-hal yang kecil di sekitar saya saat beraktivitas, meski untuk melengkapi inspirasi tersebut saya harus melakukan berbagai kegiatan lain, "katanya.
Sementara itu, kurator pameran Yang Soo-ryeo mengatakan, sang perupa memang kerap menyisipkan tujuh kategori motif dalam karya-karyanya. Yaitu jambu biji atau telur sebagai matahari, beras untuk merepresentasikan keberlimpahan, dan perempuan kuning yang merupakan teman imajinasinya dalam berkarya.
Menurut, Ibu Soo, panggilan akrabnya, ketujuh motif tersebut secara berkesinambungan terus digunakan oleh Kim dalam lukisannya. Sementara itu, penambahan motif-motif lain ditambahkan untuk memberi kekayaan kosakata visual pada semesta dwimatranya.
"Bagi Kim, melukis memang menjadi sebuah proses untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menurutnya menyenangkan. Selain tentu saja juga untuk menemukan hidup dalam setiap proses yang dilakukannya setiap saat," katanya.
Baca juga: 7 Lukisan yang Mencuri Perhatian di ARTJOG 2023
Editor: Dika Irawan
Kini, puspa rupa mengenai keelokan Nusantara juga mewujud dalam karya-karya perupa lain setelah dua maestro itu mangkat. Salah satunya dari tangan dingin perupa asal Korea bernama Kim Hyun-kyung, yang lebih dari satu dasawarsa menetap di Indonesia.
Baca juga: Mengulik Makna Lukisan FX Harsono yang Dilelang MACAN Gala
Ya, Jennie, panggilan akrab dari perempuan paruh baya itu, selama 12 tahun terakhir terus memvisualisasikan khasanah Ibu Pertiwi. Uniknya, seniman yang menetap di Bali itu melukis dengan teknik tradisional Korea untuk mewujudkan gagasan-gagasannya dalam seni rupa dwimatra.
Namun alih-alih menggunakan cat minyak atau water color Jennie justru menggunakan material yang sangat khas. Yaitu kertas oriental Hanji, bubuk batu alami, bubuk warna, juga bubuk emas dan perak yang digerus terlebih dulu sebelum dijadikan sebagai tinta pewarna.
Lewat material itulah akhirnya Hyun Kyung mengekspresikan kesannya terhadap keindahan Indonesia yang unik ke dalam lukisan-lukisannya. Mengambil tajuk Blessing, deretan karya Jennie secara umum menggambarkan kesan-kesannya selama tinggal di Indonesia, khususnya Jakarta, dan Bali.
Total terdapat 21 lukisan mengenai impresi-impresi sang seniman terhadap realitas yang dialaminya selama di Tanah Air. Adapun sebagian besar karya-karya tersebut digores dengan corak surealisme dengan berbagai idiom yang akrab ditemui oleh masyarakat.
Kim Hyun-kyung di depan karya-karyanya (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Tampak di depan perempuan 'alter ego' sang seniman itu matahari dilukiskan sebagai jambu biji yang dibelah. Lalu, buih lautan juga menghasilkan bulir-bulir beras, buah nanas, dan sosok tubuh perempuan yang tergulung ombak dengan palet kehijauan.
Lukisan dengan tema serupa juga dapat dilihat dalam karya berjudul Connection (2022), Peace Damai (2023), Tanah Lot (2021), dan Good Night Sia (2021). Secara umum lukisan tersebut menggambarkan objek dan sosok yang selama ini ditemui, dilihat, dan menemani sang seniman saat di Bali.
Kim berharap, melalui karya-karyanya, orang dapat menemukan detail-detail kecil yang dalam kehidupan sehari-hari kerap luput dari perhatian mereka. Selain itu dia juga berharap lukisan-lukisannya dapat membangkitkan rasa cinta yang lebih mendalam terhadap Indonesia, yang telah menjadi rumah kedua baginya.
"Ide saya kerap muncul saat saya memperhatikan hal-hal yang kecil di sekitar saya saat beraktivitas, meski untuk melengkapi inspirasi tersebut saya harus melakukan berbagai kegiatan lain, "katanya.
Karya Kim Hyun-kyung berjudul (kiri) Connection (2022) dan rest (2023) (sumber gambar Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)
Menurut, Ibu Soo, panggilan akrabnya, ketujuh motif tersebut secara berkesinambungan terus digunakan oleh Kim dalam lukisannya. Sementara itu, penambahan motif-motif lain ditambahkan untuk memberi kekayaan kosakata visual pada semesta dwimatranya.
"Bagi Kim, melukis memang menjadi sebuah proses untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menurutnya menyenangkan. Selain tentu saja juga untuk menemukan hidup dalam setiap proses yang dilakukannya setiap saat," katanya.
Baca juga: 7 Lukisan yang Mencuri Perhatian di ARTJOG 2023
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.