Museum Nasional Indonesia (Sumber gambar: Eusebio Chrysnamurti/Hypeabis.id)

Babak Baru Wisata Museum: Saatnya Mengubah Citra dan Menciptakan Daya Tarik

09 October 2023   |   17:56 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Dunia sejarah Indonesia sempat kalut setelah api melahap sebagian koleksi di Museum Nasional Indonesia pada September 2023 lalu. Museum terbesar di Tanah Air itu merupakan satu di antara 70 museum lainnya yang berada dalam pengelolaan pemerintah pusat.

Terbakarnya Museum Nasional Indonesia menjadi babak baru bagi pemerintah untuk segera berbenah dalam berbagai aspek pengelolaannya, termasuk isu keamanan dan daya tarik museum sebagai obyek wisata edukatif.

Plt. Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya Ahmad Mehendra mengatakan bahwa sistem deteksi api melalui alarm kebakaran sangat membantu cepat tanggap penanganan api. Sebab, api tersebut memang berisiko melahap gedung utama yang kerap dikunjungi wisatawan.

“Sistem deteksi kebakaran sudah baik, alarm berbunyi saat api terdeteksi dan tim security langsung melapor sehingga dalam waktu 10 menit pemadam kebakaran bisa datang,” katanya.

Baca juga: Menikmati Beragam Karya Kreatif di Gedung Tua Ala Senyum Museum

Sementara itu, Sejarawan FX Domini BB Hera menyayangkan peristiwa kebakaran kedua setelah Museum Bahari juga sempat dilahap api pada 2018 lalu. Menurutnya, dua tragedi itu saja sudah cukup untuk pemerintah melakukan evaluasi mendalam soal sistem keamanan.

Menurutnya, infrastruktur yang tersistem dengan baik seperti sistem anti-api, deteksi percikan api, dan sistem teknis lainnya perlu dikaji ulang. Sebab, kejadian itu tidak hanya berisiko merusak koleksi, tetapi juga berbahaya bagi wisatawan yang tengah berkunjung.

“Kejadian ini menjadi momentum bersama bagi pengelola museum untuk membicarakan tingkat keamanan museum. Jadi keamanan yang diperketat juga berkaitan dengan risiko bencana, tidak hanya fokus dari segi pencurian saja,” kata FX Domini BB Hera.


Bergerak Serentak Mengawal Wisata Museum

Ilustrasi museum (Sumber gambar: Muhammad Iqbal/Unsplash)

Ilustrasi museum (Sumber gambar: Muhammad Iqbal/Unsplash)


Menurut  FX Domini BB Hera, kehadiran museum bukan hanya menawarkan display koleksi, tetapi juga menjadi wujud pewadahan aktivitas dan akses publik. Dalam pengamatannya, kesadaran museum akan ruang digital sudah menunjukan nilai positif pengelola akan pentingnya promosi wisata.

Instalasi foto menjadi salah satu hal sederhana yang membuat pengalaman berkunjung menjadi menarik. Namun, inovasi itu saja tidak cukup. Baginya, memberikan pengalaman unik kepada pengunjung masih bisa diperluas baik dari segi penataan dan edukasi.

"Misalnya, membuka ruang-ruang dialog wisatawan dengan kurator secara langsung, melakukan pameran keliling, hingga membuat pameran tematik,“ jelasnya.

Adapun terkait penataan secara kronologis, evaluasi display koleksi, dan membuat pameran bersifat tematik secara berkala bisa dilakukan berkenaan dengan arsitektur pameran untuk menarik minat wisatawan. Hal itu merupakan bagian dari penyegaran kepada wisatawan sekaligus evaluasi berjalan oleh pengelola.

Untuk pameran tematik, dapat memanfaatkan momentum tertentu sebagai daya pikat untuk menarik kembali kilas peristiwa melalui gambaran sejarah. Misalnya, peringatan masa kerajaan beserta koleksi yang dimiliki museum, peringatan kemerdekaan Indonesia, atau peringatan perjuangan tokoh pahlawan.

"Pengelola juga bisa memanfaatkan perayaan bersifat nasional dan tidak berulang untuk menciptakan memori khusus bagi pengunjung," ujarnya.

Senada dengan FX Domini BB Hera, Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman Chusmeru juga menjelaskan bahwa museum memiliki banyak potensi untuk dikembangkan menjadi produk budaya sekaligus wisata yang menarik.

Menurutnya, saat ini fasilitas dan amenitas masih menjadi masalah utama dalam pengelolaan museum. Bahkan dari beragam pilihan wisata, wisata museum belum bisa menjadi destinasi alternatif jika dibandingkan dengan wisata alam dan wisata candi.

Begi Chusmeru, penampilan bisa menjadi gerbang utama masyarakat umum untuk memiliki keinginan berkunjung. Kesan museum yang menyeramkan, kuno, dan tak ubahnya hanya sebagai tempat memajang benda-benda bersejarah itu harus ditepis dengan aktivitas dan penampilan yang menyenangkan.

"Penampilan akan mempengaruhi tata letak, koleksi, ornamen, hingga desain interior museum. Bagaimana pengelola harusnya bisa mengemas ini menjadi produk wisata. Menciptakan kesan bahwa orang bisa datang ke museum tidak sekadar melihat benda sejarah, tapi juga ada sisi rekreasi, kesenangan, dan edukasi," jelasnya.

Promosi museum juga masih menjadi PR besar bagi pemerintah dalam pengelolaan museum. Chusmeru berpendapat, promosi wisata museum masih kurang masif apabila dibandingkan dengan promosi destinasi wisata alam.

Selayaknya, wisata museum juga sebaiknya dipromosikan sama seperti destinasi wisata lain dengan cara-cara kreatif. Misalnya, menggandeng komunitas pencinta sejarah, komunitas wisata, dan rangkulan dari lembaga pendidikan pemerintah dan swasta.

Chusmeru menambahkan, angka kunjungan museum di Indonesia juga masih minim dibandingkan dengan wisata lain. “Per tahunnya, kisaran hanya puluhan hingga ratusan ribu kunjungan museum di seluruh Indonesia. Sementara rata-rata kunjungan museum di Prancis, Amerika, Inggris bisa mencapai 2-4 juta kunjungan per tahun,” jelasnya.

Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara dengan sejarah panjang yang menarik dan dapat bersaing dengan negara lain. Unuk menjawab hal itu, Chusmeru menilai pemerintah perlu mengevaluasi mendalam terkait promosi, penampilan museum, fasilitas pendukung, hingga sumber daya manusia (SDM). Dari segi SDM misalnya, pentingnya kolaborasi antara ahli wisata dan ahli sejarah bisa membuat sistem tata kelola situs dan kunjungan wisatawan memiliki garis api yang sama.

Baca juga: Pemerintah Akan Melakukan Audit Total Museum & Cagar Budaya

Lebih lanjut, Chusmeru menyarankan pengelola dan pihak terkait lain agar lebih banyak membuat agenda-agenda yang dapat memanfaatkan area museum. Selain sebagai saran hiburan dan edukasi, langkah ini juga berperan dalam peningkatan kunjungan museum.

Misalnya, melakukan kegiatan belajar siswa melalui tur sekolah ke museum, membuat lonba-lomba khusus di museum, pameran tematik, hingga konser. “Bahkan konser bisa dilakukan selama berkaitan dengan koleksi suatu museum, memperhatian tempat, dan tentunya tidak menganggu area instalasi,” jelasnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Sinopsis & Daftar Pemain Film Janin Iblis Neraka Tayang 12 Oktober 2023

BERIKUTNYA

Melihat Aneka Rupa Tanaman dan Spot Instagramable di Flona 2023, Cek Lokasinya Yuk!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: