Pameran fotografi terkait malasah fasilitas yang berlum digunakan dengan baik ( Sumber gambar: Yulita Theresia Maghi/Hypeabid.id)

Menikmati Beragam Karya Kreatif di Gedung Tua Ala Senyum Museum

07 October 2023   |   18:30 WIB
Image
Yulita Theresia Maghi Mahasiswi Jurnalistik Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere.

Generasi muda saat ini memiliki kesempatan luas untuk mengembangkan kreativitas dan berkarya tanpa batas di berbagai bidang yang diminati. Ada banyak perkumpulan kreatif, area publik hingga ruang pameran yang dapat dimanfaatkan para seniman muda untuk menghadirkan karya-karya kreatifnya agar dinikmati dan dikenal oleh masyarakat luas.

Ruang unjuk karya para seniman dan pelaku kreatif itu salah satunya bisa ditemukan di Senyum Museum. Meskipun bernama museum, ruang ini bukanlah sebuah gedung yang menyimpan berbagai koleksi benda bersejarah dan antik. Tapi, menjadi semacam hub bagi para pelaku kreatif untuk berbagi inspirasi dan unjuk karya.

Baca juga: Museum MACAN Gelar Kegiatan Seru Pekan Ini, Lokakarya Seni hingga Pemutaran Film

Ditemui baru-baru ini,  Wilbert Jonathan Deil selaku Co-founder dan Operational Manager dari Senyum Museum menjelaskan bahwa Senyum Museum merupakan salah satu wadah bagi para seniman muda maupun para arsitek pemula dalam mempresentasikan berbagai karyanya.

Selain itu, Senyum Museum juga menjadi Brand Consultant yang mengaktivasi kembali tempat-tempat bersejarah di Indonesia yang terlupakan.

“Senyum Museum adalah branding consultant yang bekerja di bidang creative program maupun branding bagi tempat-tempat yang memiliki nilai budaya dan memiliki sejarah penting. Contohnya adalah museum, bangunan tua, cagar budaya, dan bangunan bersejarah lainnya,” jelas Wilbert.

Melalui tiga prinsip yang dipegang Senyum Museum, pada akhirnya menghantarkan brand consultant ini membuat sebuah pameran yang bertajuk Exposisi Reinvent Jakarta yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat secara gratis hingga 7 Oktober 2023.

“Dari senyum museum itu sendiri kami memiliki tiga pilar yakni aktivasi, anggaplah kita punya bangunan tua yang sudah lama tidak dikelola, kemudian kita aktivasi kembali. Kemudian apresiasi, di mana bangunan yang telah dikelola kembali mendapat apresiasi dari  masyarakat, dan setelah itu baru muncul relevansi kepada masyarakat,” terang Wilbert.
 
Bagi Genhype yang ingin melihat berbagai pameran arsitektur hingga pameran fotografi dapat mengunjungi, Via Batavia Studio, Pos Bloc, Gedung Filateli Jakarta, Jakarta Pusat. Pada pameran ini, kalian akan melihat berbagai desain arsitektur para mahasiswa dari beberapa kampus ternama Jakarta dan juga deretan pameran foto yang mengangkat permasalahan infrastruktur Jakarta. 
 
“Karya yang disajikan di pameran ini ada lebih dari 24 karya dari  7 universitas di Jakarta. Karya-karya ini dikurasi bersama Samitrayarsa sebagai partner arsitek kami. Selain itu, ada juga Panel Rancang Ide yang merupakan sebuah karya ide tentang Jakarta oleh arsitek dan juga mahasiswa," tutur Wilbert.

Selanjutnya Wilbert juga menjelaskan beberapa kampus yang menjadi mitra Senyum Museum antara lain Universitas Tarumanagara, Universitas Indonesia, Universitas Budi Luhur, Universitas Krisnadwipayana, Universitas Kristen Indonesia, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Bina Nusantara,” tuturnya.
 
Wilbert menjelaskan bahwa inspirasi dari pameran ini diangkat dari berbagai permasalahan sosial ekonomi yang terjadi di masyarakat. Selain itu, pameran ini bertujuan untuk mencari berbagai desain bangunan menarik yang dapat diterapkan setelah Jakarta tidak menjadi Ibu Kota Negara.
 
Pihaknya juga mengumpulkan ide kreatif atau ide inovasi bagi Jakarta paska kehilangan status sebagai ibu kota negara di 2024 mendatang. Selain itu, di sini juga terdapat berbagai desain mahasiswa yang peduli akan permasalah di Indonesia, salah satunya adalah permasalah infrastruktur dan juga fasilitas penunjang aktivitas masyarakat yang belum memadai.
 
“Kalau masalah arsitektur itu ada problem sosial ekonomi yang masih terjadi di Jakarta dan juga ada masalah kesenjangan sosial di antara masyarakat. Sekarang kan ada perubahan dan  lagi gencar-gencarnya  Kawasan Berorientasi Transit (TOD) dan perubahan desain. Nah,  bagaimana perubahan yang baik itu dapat menghasilkan kota yang sustainable dan green business,” tambah Wilber.
 
Penggunaan seni dalam mempresentasikan masalah sosial pada masyarakat bertujuan  untuk mempermudah masyarakat dalam menyerap dan mengetahui  berbagai problematika terjadi saat ini, namun belum banyak yang aware.

Baca juga: Akan Dilelang November, Simak Cerita di Balik Lukisan Femme ala Montre Karya Pablo Picasso

Wilbert juga menjelaskan, jika masalah sosial ini ditampilkan dalam bentuk tulisan atau sebuah jurnal berpotensi tidak dipahami oleh masyarakat dan lebih terkesan membosankan.
 
“Penggunaan seni juga bertujuan agar semua kalangan masyarakat baik anak kecil hingga orang dewasa, kaum terpelajar maupun awam dapat memahami semua masalah yang kompleks di Jakarta,” Wilbert.
 
Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

5 Kiat Punya Kulit Glowing Ala Artis Korea Selatan

BERIKUTNYA

Mengenal Olahraga Pound Fit yang Sedang Tren, Sehat dan Menyenangkan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: