Ilustrasi meditasi (Sumber gambar: Shashi Chaturvedula/Unsplash)

Mencari Mekanisme Koping yang Tepat dan Belajar Teknik Mindfulness

07 October 2023   |   21:49 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Pencegahan kondisi gangguan mental merupakan langkah preventif yang digencarkan Badan Kesehatan Dunia WHO di tengah peningkatan angka kasus gangguan mental di dunia.vMekanisme koping pun masuk dalam salah satu di antara empat dasar nilai kesehatan mental dalam World Mental Health Report.

Koping membantu mengatur manajemen stres, beradaptasi dengan perubahan, membuat keputusan kompleks, hingga mampu mengendalikan emosi. Secara singkat, mekanisme koping merupakan langkah seseorang untuk mengatur emosinya saat tengah berada pada situasi sulit.

Baca juga: Hypereport : Bahaya Ancaman Kesehatan Fisik dan Mental Akibat Gaya Hidup Rebahan

Psikolog Klinis RSK Dharmawangsa Tara De Thouars menjelaskan, saat ini banyak orang yang terjebak dalam stress dan tidak mampu menemukan solusi yang tepat. Dari sanalah peran mekanisme koping diperlukan.

Setiap orang mungkin memiliki mekanisme koping yang berbeda-beda. Salah satu yang cukup populer adalah berlibur dan menghabiskan waktu untuk berusaha keluar dari rasa penat.

Namun Tara menyoroti tidak jarangnya orang yang kembali dalam siklus permasalahan yang sama. Tara mencontohkan, misalnya seseorang yang mengambil waktu berlibur tetapi tetap kembali pada permasalahan yang sama baik itu di sekolah, kampus, atau tempat kerja.

“Saat masalah yang sama rasanya seperti muncul kembali dan seperti siklus, itu karena saat mencoba mencari koping yang tepat tanpa menyentuh akar permasalahannya,” jelas Tara.

Oleh karena itu, Tara menganjurkan agar praktik mekanisme koping juga perlu dibarengi dengan evaluasi diri, bukan berusaha kabur atau lari dari masalahnya.

Selain itu, terjebak dalam siklus yang sama bisa juga menjadi pertanda bahwa mekanisme koping yang dilakukan tidak tepat. Tara menjelaskan, tidak tepatnya mekanisme koping dapat diketahui dari dua aspek utama, yaitu gejala yang menetap dan masalah yang berputar, serta aktivitas atau sifat yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

Tidak semua orang mendapatkan koping tepat saat berlibur. Mungkin saja kegiatan lain yang sebelumnya belum pernah dilakukan, atau hal-hal sederhana yang biasa dikerjakan dan terasa menyenangkan.

Oleh karena itu, mencari mekanisme koping yang tepat membutuhkan waktu. Tara menjelaskan, mendapatkan cara terbaik dalam mengelola stress beriringan dengan proses keseharian manusia dalam hidupnya.

Jadi setiap orang sebaiknya mengeksplorasi mekanisme koping dengan mencari terlebih dahulu akar masalah, stress, dan penanganan yang tepat. Mungkin seseorang perlu untuk bertahan dengan satu jenis  mekanisme koping dalam waktu tertentu sebelum memutuskan mencoba yang lain.


Keluar dari Kepala

Ilustrasi teknik mindfulness (Sumber gambar: Katerina May/Unsplash)

Ilustrasi teknik mindfulness (Sumber gambar: Katerina May/Unsplash)


Ketidakmampuan dalam mengelola emosi dan stress bisa terjadi karena regulasi emosi yang buruk. Co- Founder MindfulnessHub Hendrick Tanuwidjaja mengatakan, mindfulness based interventions dapat menjadi satu bagian kecil di antara solusi agar manusia bisa mengelola emosi dan pikirannya. Mindfulness merupakan keterampilan yang bisa dipelajari untuk mengelola batin secara mandiri. “Kita punya modal untuk menyembuhkan diri kita sendiri,” jelas Hendrick.

Banyak orang yang merasakan stress berlebih karena isi kepalanya sendiri. Menurut Hendrick, kemampuan adaptasi dengan kondisi bisa dimulai dengan rasa penerimaan. “Bahwa hidup memang banyak tantangan dan sering kali tidak menyenangkan,” imbuhnya.

Sayangnya, apa yang dilakukan kebanyakan manusia adalah menciptakan kemelut skenario di kepalanya sendiri. Hendrick mencontohkan kasus ini seperti menambahi hujanan anak panah yang lebih besar daripada anak panah pertamanya. Hendrick menjelaskan, pemikiran manusia yang menciptakan panahnya sendiri dengan memutar memori dan masalah yang sama.

Mindfulness mengajarkan agar manusia bisa ‘keluar dari kepala’. Sebab otak manusia sering kali berada pada mode bertarung dan berlari karena menganggap masalah sebagai ancaman. Mindfulness mengajak manusia untuk tetap tenang saat otak memberi sinyal ancaman. Maka, manusia tak harus tarsus  mengikuti pikiran, dan terhanyut dalam pikiran buruk.

Baca juga: Pentingnya Relaksasi untuk Kesehatan Fisik, Mental, dan Emosional

Teknik meditasi ini bisa menjadi intentervensi yang efektif untuk melawan hal tersebut. “Selama ini, kita seperti hidup dalam kepala, sementara tubuh bukan cuma kepala. Mindfulness juga mengembalikan kita untuk lebih banyak mendengar dan merasakan tubuh kita. Keluar dari kepala dan kembali ke tubuh kita,” jelasnya.


Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Sinopsis dan Daftar Pemain Pet Sematary: Bloodlines

BERIKUTNYA

Mengenal Inner Child Pain, Luka Masa Kecil yang Membayangi Kondisi Mental

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: