Anak-anak Bisa Kena Gangguan Bipolar, Kenali Ciri-cirinya
18 June 2022 |
15:54 WIB
Gangguan bipolar tidak hanya dialami orang dewasa, namun juga anak-anak. Gangguan mental ini ditandai dengan perubahan suasana hati atau mood yang ekstrem. Penderitanya secara tiba-tiba dapat merasa sangat bahagia maupun sedih, hingga depresi.
Pergolakan emosi dan perilaku yang sulit diatur memang normal di masa kanak-kanak dan remaja. Mereka juga bisa mengalami masa sulit yang membuatnya sedih, tersinggung, marah, atau memberontak.
Namun jika pergolakan emosi itu terus menerus terjadi, tidak ada salahnya untuk memeriksakan mental anak ke psikiater. Sebab jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menganggu kualitas hidup anak-anak karena menganggu sekolah hingga kegiatannya sehari-hari.
Baca juga: Jangan Salah, Begini Gejala Bipolar pada Anak
Psikiater dari Mayo Clinic dr. Daniel K. Hall-Flavin menerangkan ada beberapa gejala gangguan bipolar pada anak. Utamanya memang perubahan suasana hati yang ekstrem dan tiba-tiba. Mereka juga cenderung menunjukkan perilaku hiperaktif, impulsif, dan agresif. Tidak jarang mereka merasa terlalu bahagia, penuh harapan, dan bersemangat pada saat periode manik.
Anak-anak dengan bipolar bisa mengalami insomnia atau pernurunan kualitas tidur secara signifikan. Bahkan, tidak sedikit yang merasa putus asa, merasa bersalah, hingga memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Kendati demikian Flavin menyebut sejumlah gangguan mental lainnya pada masa anak-anak juga menyebabkan gejala seperti bipolar. Contohnya attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan kecemasan, dan depresi.
"Diagnosis dapat menjadi tantangan karena kondisi ini dan kondisi kesehatan mental lainnya sering terjadi bersamaan dengan gangguan bipolar," tuturnya.
Sementara itu, mengutip Cleveland Clinic, gangguan bipolar tidak bisa didiagnosis sendiri. Kondisi ini hanya bisa ditentukan oleh spesialis kesehatan mental yang berpengalaman.
Biasanya, penderita gangguan bipolar akan menjalani pengobatan dengan resep dan terapi. Terapi dapat membantu anak-anak mengelola episode bipolar dan mengubah perilaku mereka. Ini juga dapat membantu elemen psikososial lain yang terkait dengan gangguan bipolar seperti depresi, harga diri rendah, dan masalah komunikasi dengan keluarga dan teman.
Sejauh ini belum diketahui pasti penyebab gangguan bipolar. Namun demikian, ada beberapa faktor yang dikaitkan sebagai pemicunya. Diantaranya seperti riwayat keluarga, gangguan kecemasan, neurotransmitter, dan stres.
Editor: Gita Carla
Pergolakan emosi dan perilaku yang sulit diatur memang normal di masa kanak-kanak dan remaja. Mereka juga bisa mengalami masa sulit yang membuatnya sedih, tersinggung, marah, atau memberontak.
Namun jika pergolakan emosi itu terus menerus terjadi, tidak ada salahnya untuk memeriksakan mental anak ke psikiater. Sebab jika tidak segera ditangani, kondisi ini dapat menganggu kualitas hidup anak-anak karena menganggu sekolah hingga kegiatannya sehari-hari.
Baca juga: Jangan Salah, Begini Gejala Bipolar pada Anak
Psikiater dari Mayo Clinic dr. Daniel K. Hall-Flavin menerangkan ada beberapa gejala gangguan bipolar pada anak. Utamanya memang perubahan suasana hati yang ekstrem dan tiba-tiba. Mereka juga cenderung menunjukkan perilaku hiperaktif, impulsif, dan agresif. Tidak jarang mereka merasa terlalu bahagia, penuh harapan, dan bersemangat pada saat periode manik.
Anak-anak dengan bipolar bisa mengalami insomnia atau pernurunan kualitas tidur secara signifikan. Bahkan, tidak sedikit yang merasa putus asa, merasa bersalah, hingga memiliki pikiran untuk bunuh diri.
Kendati demikian Flavin menyebut sejumlah gangguan mental lainnya pada masa anak-anak juga menyebabkan gejala seperti bipolar. Contohnya attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), gangguan kecemasan, dan depresi.
"Diagnosis dapat menjadi tantangan karena kondisi ini dan kondisi kesehatan mental lainnya sering terjadi bersamaan dengan gangguan bipolar," tuturnya.
Sementara itu, mengutip Cleveland Clinic, gangguan bipolar tidak bisa didiagnosis sendiri. Kondisi ini hanya bisa ditentukan oleh spesialis kesehatan mental yang berpengalaman.
Biasanya, penderita gangguan bipolar akan menjalani pengobatan dengan resep dan terapi. Terapi dapat membantu anak-anak mengelola episode bipolar dan mengubah perilaku mereka. Ini juga dapat membantu elemen psikososial lain yang terkait dengan gangguan bipolar seperti depresi, harga diri rendah, dan masalah komunikasi dengan keluarga dan teman.
Sejauh ini belum diketahui pasti penyebab gangguan bipolar. Namun demikian, ada beberapa faktor yang dikaitkan sebagai pemicunya. Diantaranya seperti riwayat keluarga, gangguan kecemasan, neurotransmitter, dan stres.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.