Kisah Sukses Nona Rara Batik, Bangun Bisnis Berbasis Komunitas
07 October 2023 |
21:30 WIB
Nona Rara Batik merupakan salah satu produsen batik yang mampu membuktikan perjalanan transformasinya dari konsep sederhana hingga menjadi simbol tradisi dan pemberdayaan di industri batik dengan omzet mencapai belasan miliar rupiah.
Tepat 12 tahun lalu, brand rintisan Pipiet Noorastuti, bersama dengan Yosep Dimas dan Atiek Octrina ini lahir dari semangat untuk memberdayakan para perajin batik dan penjahit lokal di lingkungan terdekatnya di Solo, Jawa Tengah.
Baca juga: Deretan Ragam Motif Batik Indonesia, Keindahan Warisan Budaya yang Memukau
Kala itu pada 2011, Nona Rara Batik hanya sebuah merek lokal yang masih ‘hijau’, beroperasi dari balik layar Facebook dan sebuah toko kecil di ITC Kuningan dengan tekad untuk melestarikan dan membangkitkan kembali budaya batik Nusantara.
Kini, Nona Rara Batik berkembang kian pesat dan menjangkau komunitas perajin batik yang lebih besar di Cirebon, Pekalongan, Solo, Jogja, Tasik, dan Wonogiri. Di tengah misi ini, pelestarian dan perayaan teknik batik autentik, khususnya batik tulis dan batik cap,
menjadi pokok perhatian sekaligus esensi utama brand Nona Rara Batik yang tak pernah dikesampingkan.
"Baik komunitas pelanggan dan komunitas perajin kami sangat merasakan kedalaman Nona Rara Batik. Mereka bukan hanya pelanggan dan perajin pada umumnya; mereka juga memahami narasi, akar, dan visi kami," ungkap Pipiet Noorastuti, pendiri Nona Rara Batik.
Dengan skala bisnis Nona Rara Batik saat ini yang sudah menjadi top-of-mind merek fesyen batik, memenuhi tuntutan dari pasar dan konsumen telah menjadi sebuah tantangan tersendiri. Meski demikian, Nona Rara Batik tetap setia pada proses pembuatan batik yang
tradisional dan autentik demi melestarikan nilai budaya dan kesejahteraan para perajinnya.
Menurutnya, koneksi yang terjalin antara brand dan komunitas-komunitas ini tak hanya mengubah mereka menjadi pemangku kepentingan dan membuat brand lebih relatable saja, namun interaksi tidak langsung yang terjalin di dalamnya juga telah ‘memanusiakan’ brand. Dampaknya, brand pun dapat memberikan efek positif yang nyata dalam hal omzet dan pertumbuhan.
Nilai dan prinsip yang dipegang ini menarik perhatian Hypefast pada 2020 untuk ikut berinvestasi dan bergabung menjadi mitra kerja Nona Rara Batik, dan bekerja sama membesarkan bisnis.
CEO & Founder Hypefast, Achmad Alkatiri mengatakan bahwa dengan dukungan tim ahli dan ekosistem ritel di Hypefast, Nona Rara Batik menembus segmen pasar yang lebih luas dengan cara diversifikasi ke produk pria, menambah kanal penjualan offline dan online, serta sekaligus membentuk komunitas yang loyal.
"Yang lebih penting lagi, brand tidak hanya menyampaikan pesan tentang nilai perajin batik lokal dan pentingnya menjaga keaslian batik, tetapi juga berperan aktif dalam menghubungkan konsumen dengan komunitas pembatik dan penjahit lokal, memberikan mereka kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih baik," tuturnya.
Hal ini menurutnya telah menjadi realisasi misi 'Dari Komunitas untuk Komunitas', ketika konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga berkontribusi langsung pada kesejahteraan komunitas perajin yang membuatnya.
Bentuk kemitraan antara Nona Rara Batik dan Hypefast menggarisbawahi pentingnya
integrasi antara teknologi dan tradisi, serta bagaimana inovasi tersebut dapat memajukan merek lokal tanpa meninggalkan esensi tradisi, khususnya teknik batik tulis dan batik cap di era kontemporer.
Baca juga: 5 Pilihan Gaya Busana Batik yang Anggun & Modis
“Di peringatan Hari Batik serta 12 tahun berdirinya Nona Rara Batik ini, refleksi perjalanan tak lagi sekadar tentang meningkatkan skala bisnis, tetapi juga bagaimana bentuk kemitraan tidak hanya untuk menumbuhkan bisnis, tapi juga menerjemahkan aspirasi bisnis menjadi kenyataan,” tutup Achmad.
Editor: Fajar Sidik
Tepat 12 tahun lalu, brand rintisan Pipiet Noorastuti, bersama dengan Yosep Dimas dan Atiek Octrina ini lahir dari semangat untuk memberdayakan para perajin batik dan penjahit lokal di lingkungan terdekatnya di Solo, Jawa Tengah.
Baca juga: Deretan Ragam Motif Batik Indonesia, Keindahan Warisan Budaya yang Memukau
Kala itu pada 2011, Nona Rara Batik hanya sebuah merek lokal yang masih ‘hijau’, beroperasi dari balik layar Facebook dan sebuah toko kecil di ITC Kuningan dengan tekad untuk melestarikan dan membangkitkan kembali budaya batik Nusantara.
Kini, Nona Rara Batik berkembang kian pesat dan menjangkau komunitas perajin batik yang lebih besar di Cirebon, Pekalongan, Solo, Jogja, Tasik, dan Wonogiri. Di tengah misi ini, pelestarian dan perayaan teknik batik autentik, khususnya batik tulis dan batik cap,
menjadi pokok perhatian sekaligus esensi utama brand Nona Rara Batik yang tak pernah dikesampingkan.
"Baik komunitas pelanggan dan komunitas perajin kami sangat merasakan kedalaman Nona Rara Batik. Mereka bukan hanya pelanggan dan perajin pada umumnya; mereka juga memahami narasi, akar, dan visi kami," ungkap Pipiet Noorastuti, pendiri Nona Rara Batik.
Dengan skala bisnis Nona Rara Batik saat ini yang sudah menjadi top-of-mind merek fesyen batik, memenuhi tuntutan dari pasar dan konsumen telah menjadi sebuah tantangan tersendiri. Meski demikian, Nona Rara Batik tetap setia pada proses pembuatan batik yang
tradisional dan autentik demi melestarikan nilai budaya dan kesejahteraan para perajinnya.
Menurutnya, koneksi yang terjalin antara brand dan komunitas-komunitas ini tak hanya mengubah mereka menjadi pemangku kepentingan dan membuat brand lebih relatable saja, namun interaksi tidak langsung yang terjalin di dalamnya juga telah ‘memanusiakan’ brand. Dampaknya, brand pun dapat memberikan efek positif yang nyata dalam hal omzet dan pertumbuhan.
Nilai dan prinsip yang dipegang ini menarik perhatian Hypefast pada 2020 untuk ikut berinvestasi dan bergabung menjadi mitra kerja Nona Rara Batik, dan bekerja sama membesarkan bisnis.
CEO & Founder Hypefast, Achmad Alkatiri mengatakan bahwa dengan dukungan tim ahli dan ekosistem ritel di Hypefast, Nona Rara Batik menembus segmen pasar yang lebih luas dengan cara diversifikasi ke produk pria, menambah kanal penjualan offline dan online, serta sekaligus membentuk komunitas yang loyal.
"Yang lebih penting lagi, brand tidak hanya menyampaikan pesan tentang nilai perajin batik lokal dan pentingnya menjaga keaslian batik, tetapi juga berperan aktif dalam menghubungkan konsumen dengan komunitas pembatik dan penjahit lokal, memberikan mereka kesempatan kerja dan pendapatan yang lebih baik," tuturnya.
Hal ini menurutnya telah menjadi realisasi misi 'Dari Komunitas untuk Komunitas', ketika konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga berkontribusi langsung pada kesejahteraan komunitas perajin yang membuatnya.
Bentuk kemitraan antara Nona Rara Batik dan Hypefast menggarisbawahi pentingnya
integrasi antara teknologi dan tradisi, serta bagaimana inovasi tersebut dapat memajukan merek lokal tanpa meninggalkan esensi tradisi, khususnya teknik batik tulis dan batik cap di era kontemporer.
Baca juga: 5 Pilihan Gaya Busana Batik yang Anggun & Modis
“Di peringatan Hari Batik serta 12 tahun berdirinya Nona Rara Batik ini, refleksi perjalanan tak lagi sekadar tentang meningkatkan skala bisnis, tetapi juga bagaimana bentuk kemitraan tidak hanya untuk menumbuhkan bisnis, tapi juga menerjemahkan aspirasi bisnis menjadi kenyataan,” tutup Achmad.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.