Eksplorasi Gaya Fesyen dengan Motif Batik Betawi
19 June 2023 |
21:30 WIB
Batik Betawi memiliki berbagai jenis motif dengan warna-warni cerah yang cenderung nyentrik. Dengan keunikan dan ciri khasnya tersebut mendorong sejumlah desainer fesyen untuk mengangkat motif Betawi dalam koleksi rancangannya.
Di tangan para desainer ini, batik tersebut disulap menjadi fashion item kekinian yang lebih sehingga menarik minat masyarakat untuk mengenakannya sebagai pakaian sehari-hari yang tidak hanya nyaman dikenakan tetapi juga terlihat lebih stylish.
Baca juga: Mengenal Batik Tanah Liek khas Sumatra Barat
Salah satu fesyen desainer yang beberapa kali mengangkat tema yang berhubungan dengan Betawi adalah Fenny Saptalia. Menurutnya, Batik Betawi ini memiliki ciri khasnya tersendiri dan setiap unsur yang ada di dalamnya memiliki makna mendalam.
Misalnya saja motif gigi balang yang pada dasarnya berbentuk segitiga terbalik, melambangkan gunung yang memiliki dua kaki memiliki makna sebagai kaki alam dan kaki manusia, sedangkan yang berada di pucuk atasnya diasosiasikan sebagai Tuhan.
Motif ini menunjukkan dalamnya ikatan masyarakat Betawi terhadap agama. Selain itu, terdapat pula cerita cerita yang diangkat dalam batik atau kain betawi. “Banyak hal menarik yang dapat saya angkat dari Batik Betawi ini yang ternyata belum tersentuh dengan desainer lain,” ujarnya.
Adapun beberapa koleksi yang pernah dibawakan dengan menggunakan unsur Betawi salah satunya adalah koleksi berjudul Batavia dengan mengangkat Landscape Batavia pada abad ke 17 yang mengisahkan tentang kemegahan Batavia dalam ajang International Sharia Economic Festival (ISEF) 2022.
Selain itu, Fanny juga sempat menampilkan koleksi berjudul Djakata Tempoe Dulu yang menceritakan keindahan bangunan-banguan tua Jakarta tempo dulu dalam perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).
Sejumlah bangunan yang menjadi inspirasi koleksi yang menceritakan kota Jakarta pada zaman dahulu itu di antaranya Stasiun Kota, Museum Fatahillah, Museum Bahari, Museum Mandiri, dan lainnya.
Untuk menciptakan efek yang lebih modern dan kontemporer pada koleksinya, Fanny menambahkan motif gravitasi dengan menambahkan ornamen gigi Balang dengan teknik 3 dimensi pada motifnya untuk memperkuat unsur budaya Betawi yang kental dengan makna kehidupan kota Jakarta.
Koleksi tersebut dibuat dengan sentuhan warna monokrom, hitam dan warna stabilo seperti putih, hijau, orange, magenta dan kuning, serta warna-warna cerah yang mewakili unsur kekinian.
Selanjutnya Fanny juga menampilkan koleksi fesyen dengan mengangkat budaya Betawi berjudul Pelabuhan Jakarta yang mengangkat cerita Pelabuhan Jakarta sebagai jendela perekonomian dari dulu sampai sekarang dalam perhelatan Spotlight 2022.
“Semua saya kemas dengan konsep sporty casual yang dapat dipergunakan untuk anak muda agar mereka makin tertarik akan budaya Jakarta dan mencinta Jakarta,” jelasnya.
Fanny berharap agar Batik Betawi ini dapat berkembang dan dikenal secara lebih luas di semua kalangan khususnya anak muda. Dia pun berharap agar para desainer muda dapat mengangkat berbagai hal yang membuat anak muda tergerak dan makin menyukai Jakarta (Betawi).
Selain Fenny, desainer lainnya yang juga pernah mengangkat keindahan Batik Betawi dalam koleksinya adalah Ichwan Thoha. Pria asli Betawi ini bahkan sempat membawa Batik Betawi ke atas panggung pagelaran busana internasional 9th Asia Model Festival Awards (AMFA) di Seoul, Korea Selatan.
Motif khas dari batik Betawi adalah rumah Betawi, bunga-bunga, dan juga ondel-ondel. Warnanya didominasi oleh warna cerah dan juga warna-warna pesisir. Motif dan warna tersebut juga merupakan perpaduan dari budaya Betawi dan Tiongkok.
Ichwan juga pernah membawa koleksi busana motif batik ala Betawi dalam perhelatan Malang Batik Parade 2018 dengan mengangkat tema Contradictory dengan mengemas batik Betawi menjadi berbagai macam gaya mulai dari edgy, retro-futuristic, urban tailored, activewear, hingga gaya flamboyant.
Dalam koleksinya ini, Ichwan ingin menyulap batik Betawi menjadi deretan fesyen item kekinian dan kontemporer. “Untuk menjadikan Batik Betawi lebih modern maka saya desain menjadi active wear atau streetwear yang kemudian dipadukan dengan motif atau bahan lainnya sehingga membuatnya menjadi lebih terlihat segar, stylish, dan kontemporer,” tuturnya.
Baca juga: 5 Tips Merawat Kain Batik Agar Terjaga Keindahannya
Selain itu, motif batik betawi tersebut juga dapat dibuat dalam bentuk printing yang bisa diaplikasikan ke dalam bahan-bahan kain yang lebih mewah dan casual seperti bahan kaos, rayon, atau bahan sutra, sifon, dan lain sebagainya sehingga membuat tampilan batik tersebut menjadi terkesan mahal dan mewah.
Editor: Fajar Sidik
Di tangan para desainer ini, batik tersebut disulap menjadi fashion item kekinian yang lebih sehingga menarik minat masyarakat untuk mengenakannya sebagai pakaian sehari-hari yang tidak hanya nyaman dikenakan tetapi juga terlihat lebih stylish.
Baca juga: Mengenal Batik Tanah Liek khas Sumatra Barat
Salah satu fesyen desainer yang beberapa kali mengangkat tema yang berhubungan dengan Betawi adalah Fenny Saptalia. Menurutnya, Batik Betawi ini memiliki ciri khasnya tersendiri dan setiap unsur yang ada di dalamnya memiliki makna mendalam.
Misalnya saja motif gigi balang yang pada dasarnya berbentuk segitiga terbalik, melambangkan gunung yang memiliki dua kaki memiliki makna sebagai kaki alam dan kaki manusia, sedangkan yang berada di pucuk atasnya diasosiasikan sebagai Tuhan.
Motif ini menunjukkan dalamnya ikatan masyarakat Betawi terhadap agama. Selain itu, terdapat pula cerita cerita yang diangkat dalam batik atau kain betawi. “Banyak hal menarik yang dapat saya angkat dari Batik Betawi ini yang ternyata belum tersentuh dengan desainer lain,” ujarnya.
Adapun beberapa koleksi yang pernah dibawakan dengan menggunakan unsur Betawi salah satunya adalah koleksi berjudul Batavia dengan mengangkat Landscape Batavia pada abad ke 17 yang mengisahkan tentang kemegahan Batavia dalam ajang International Sharia Economic Festival (ISEF) 2022.
Selain itu, Fanny juga sempat menampilkan koleksi berjudul Djakata Tempoe Dulu yang menceritakan keindahan bangunan-banguan tua Jakarta tempo dulu dalam perhelatan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW).
Sejumlah bangunan yang menjadi inspirasi koleksi yang menceritakan kota Jakarta pada zaman dahulu itu di antaranya Stasiun Kota, Museum Fatahillah, Museum Bahari, Museum Mandiri, dan lainnya.
Untuk menciptakan efek yang lebih modern dan kontemporer pada koleksinya, Fanny menambahkan motif gravitasi dengan menambahkan ornamen gigi Balang dengan teknik 3 dimensi pada motifnya untuk memperkuat unsur budaya Betawi yang kental dengan makna kehidupan kota Jakarta.
Koleksi tersebut dibuat dengan sentuhan warna monokrom, hitam dan warna stabilo seperti putih, hijau, orange, magenta dan kuning, serta warna-warna cerah yang mewakili unsur kekinian.
Selanjutnya Fanny juga menampilkan koleksi fesyen dengan mengangkat budaya Betawi berjudul Pelabuhan Jakarta yang mengangkat cerita Pelabuhan Jakarta sebagai jendela perekonomian dari dulu sampai sekarang dalam perhelatan Spotlight 2022.
“Semua saya kemas dengan konsep sporty casual yang dapat dipergunakan untuk anak muda agar mereka makin tertarik akan budaya Jakarta dan mencinta Jakarta,” jelasnya.
Fanny berharap agar Batik Betawi ini dapat berkembang dan dikenal secara lebih luas di semua kalangan khususnya anak muda. Dia pun berharap agar para desainer muda dapat mengangkat berbagai hal yang membuat anak muda tergerak dan makin menyukai Jakarta (Betawi).
Selain Fenny, desainer lainnya yang juga pernah mengangkat keindahan Batik Betawi dalam koleksinya adalah Ichwan Thoha. Pria asli Betawi ini bahkan sempat membawa Batik Betawi ke atas panggung pagelaran busana internasional 9th Asia Model Festival Awards (AMFA) di Seoul, Korea Selatan.
Motif khas dari batik Betawi adalah rumah Betawi, bunga-bunga, dan juga ondel-ondel. Warnanya didominasi oleh warna cerah dan juga warna-warna pesisir. Motif dan warna tersebut juga merupakan perpaduan dari budaya Betawi dan Tiongkok.
"Motif dan warna-warna tersebut saya kemas dalam potongan-potongan yang ultra modern," ungkapnya.
Ichwan juga pernah membawa koleksi busana motif batik ala Betawi dalam perhelatan Malang Batik Parade 2018 dengan mengangkat tema Contradictory dengan mengemas batik Betawi menjadi berbagai macam gaya mulai dari edgy, retro-futuristic, urban tailored, activewear, hingga gaya flamboyant.
Dalam koleksinya ini, Ichwan ingin menyulap batik Betawi menjadi deretan fesyen item kekinian dan kontemporer. “Untuk menjadikan Batik Betawi lebih modern maka saya desain menjadi active wear atau streetwear yang kemudian dipadukan dengan motif atau bahan lainnya sehingga membuatnya menjadi lebih terlihat segar, stylish, dan kontemporer,” tuturnya.
Baca juga: 5 Tips Merawat Kain Batik Agar Terjaga Keindahannya
Selain itu, motif batik betawi tersebut juga dapat dibuat dalam bentuk printing yang bisa diaplikasikan ke dalam bahan-bahan kain yang lebih mewah dan casual seperti bahan kaos, rayon, atau bahan sutra, sifon, dan lain sebagainya sehingga membuat tampilan batik tersebut menjadi terkesan mahal dan mewah.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.